Money

844 99 10
                                    

Uang kadang menjadi sebuah pokok perkara yang berat. Dalam bidang sosial, benda berbentuk persegi panjang dari kertas atau bulat berbentuk koin itu pun akan terus berguna sebagai alat tukar.

Benda yang terlihat sederhana, namun memberikan dampak besar dalam kehidupan. Tak jarang, uang pun menjadi sebuah sumber masalah di sebuah keluarga.

Tapi, tidak untuk keluarga Akabane. Penghasilan Karma yang terbilang fantastis dan upah Manami sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga mereka. Bahkan masih memiliki sisa lebih untuk ditabung.

Dan yang memegang semua keuangan keluarga mereka adalah Manami.

Ya, Manami yang terbilang memiliki kemampuan rata-rata dalam berhitung kini memegang keuangan keluarganya. Bukan atas kemauannya, tapi Karma yang menyodorkan semua penghasilan yang didapatnya pada Manami -beserta buku tabungan dan sebuah kartu hitam yang Manami ketahui sebagai kartu debit berisi upah Karma seluruhnya.

Saat mereka menikah, Karma langsung memberikan kartu debit beserta buku tabungannya pada Manami. Membuat wanita berwajah bulat itu menatapnya heran.

"Bukankah lebih baik kau yang memegang keuangan?"

Karma selalu mendapat peringkat atas dalam matematika, dan berhitung adalah poin kuat si empunya surai merah. Namun Karma menggeleng pelan.

"Kita bagi tugas. Tugasku sebagai kepala keluarga adalah memenuhi kebutuhan keluarga. Dan tugasmu sebagai pendampingku, adalah mengatur keuangan keluarga."

Alis Manami mengerut halus kala Karma menjelaskannya, mencerna secara perlahan kata-kata Karma.

"Aku akan memberikan semua penghasilanku padamu. Dan tiap kali aku membutuhkan sesuatu, aku akan meminta padamu. Kau bisa mengatur pengeluaran bulanan dengan mudah jika begitu 'kan?"

Senyum lebar Karma berikan, tidak membuat keraguan Manami memudar. Karena faktanya, Manami tidak yakin bahwa dirinya mampu untuk mengatur pengeluaran bulanan dengan baik.

"Tugasmu mengatur keuangan. Aku akan melihat datanya setiap akhir bulan untuk evaluasi. Jangan terlalu mengkhawatirkannya," katanya diikuti tangannya yang mengelus rambut Manami perlahan.

Walau Manami masih ragu, ia tetap melakukannya. Dan matanya terbelalak lebar saat melihat buku transaksi Karma, melihat digit yang tertera pada pendapatan bulanan yang benar-benar luar biasa. Ia beberapa kali melirik Karma yang duduk di sampingnya saat itu.

"Ada yang aneh?" tanya Karma polos diikuti kepalanya yang dimiringkan sedikit.

"Angkanya tak salah?"

"Tidak. Ah, dan bulan depan aku dapat promosi naik jabatan 'lho!"

Yang selalu membuat Manami terkejut adalah jumlah pendapatan Karma. Dan di luar dugaannya, pengeluaran Karma sendiri tidaklah banyak. Biasanya hanya untuk pergi minum dengan client, makan siang, investasi, atau bensin -ini jarang terjadi, karena Karma lebih sering berangkat dengan kereta.

Pendapatan Karma yang selalu lebih, pun dimasukan ke dalam tabungan bersama. Karena upah Manami sendiri tidak pernah disentuhnya. Upah Karma lebih dari cukup untuk menutupi pengeluaran bulanan mereka.

Bertahun-tahun Manami tinggal dengan Karma beserta Kouichi, Miyuki, dan Miku, pengeluaran keluarga mereka pun masih Manami yang memegang. Karma selalu membacanya setiap akhir bulan, tapi tak berkomentar banyak. Kadang pertanyaan yang diluar dugaan Karma tanyakan.

"Kau tak mau beli skincare?" atau "Kenapa tidak pergi ke salon sesekali?" atau "Tidak mau beli baju? Atau tas? Sepatu, mungkin?"

Karma secara tidak langsung selalu bertanya kenapa dirinya tidak mengeluarkan uang untuk dirinya sendiri. Manami selalu menjawab, kalau ia tidak menginginkannya. Kadang, Manami sendiri merasa tidak nyaman karena uang Karma yang ia gunakan.

Akhir bulan Januari, Karma kembali melihat data pengeluaran bulanan dengan Manami di sampingnya. Duduk berdampingan di atas tempat tidur, dengan Manami yang menatap Karma -menunggu si surai merah mengatakan sesuatu.

"Besok mau ke mall?"

"Huh?"

"Jalan-jalan. Pengeluaran juga tidak banyak. Anak-anak pasti suka."

Manami terdiam, menatap buku yang berisikan data pengeluaran bulanan di genggaman Karma.

"Kau merencanakan sesuatu?"

Karma tertawa mendengar nada curiga dari Manami. "Memanjakan diri sesekali tidak masalah 'kan? Anggap saja hadiah dariku untukmu," katanya dengan senyum lebar.

"Boleh aku tahu, kenapa kau ingin aku yang mengatur keuangan? Kau memang pernah mengatakannya, hanya aku masih belum yakin," ucap Manami dengan raut ragu.

Tangan Karma terulur, menarik Manami ke dalam pelukannya dan mengusap perlahan belakang kepala Manami.

"Menurutku, uang itu hal yang sensitif. Banyak kasus pertengkaran yang disebabkan oleh uang. Aku meminta semua keuangan diatur olehmu, agar pengeluaran tercatat dengan rapi dan menghindari pertengkaran. Kalau semua pendapatanku dan pendapatanmu kau yang memegang, kau pasti akan langsung mengetahui semua pengeluaran keluarga dengan mudah. Karena kau yang memegang semua uangnya. Apa terdengar rumit?"

Manami menggeleng pelan, membalas pelukan Karma dan mensandarkan kepalanya pada bahu Karma.

"Lalu, kenapa kau selalu bertanya tentang pengeluaranku sendiri?" tanya Manami akan kebiasaan Karma yang selalu bertanya setiap kali melihat laporan bulanan.

"Aku memberikan semua uangku padamu, karena memang sudah tugasku. Tapi, aku juga ingin kau memanjakan diri sesekali. Anggap saja ucapan terima kasih karena sudah bekerja keras mengatur keuangan selama sebulan," tutur Karma. Jemarinya masih memainkan rambut Manami yang kini diurai.

"Kau sendiri jarang melakukannya 'kan? Tidak mungkin aku memakai uangmu tanpa persetujuan."

"Aku sering pergi minum dengan Nagisa. Kadang Terasaka dan Sugino. Menurutku itu sudah seperti reward untuk diriku sendiri. Kau juga jangan terlalu keras dengan dirimu."

"Hm."

Karma terkekeh pelan, mengeratkan pelukannya pada Manami yang masih terdiam dalam rengkuhannya.

"Bagaimana kalau besok ke spa? Aku akan mengajak anak-anak keliling mall, kau bisa bersantai seharian. Akan kujemput jika sudah selesai."

Melihat senyum lebar dan penuturan Karma, Manami pun tak kuasa untuk menahan senyumnya. Ia hanya mengiyakan saja saran Karma.

Kadang ia tipe yang terlalu memanjakan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 27, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Their LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang