Christmas Eve

2.8K 233 19
                                    

Malam menjelang natal yang sunyi di kediaman Akabane. Karma sebagai kepala keluarga pun mengosongkan jadwalnya menjelang perayaan natal yang akan berlangsung esok hari. Dengan harapan dapat berkumpul bersama istri dan kedua anaknya tersayang.

Sayangnya, semua sirna saat ia pulang sore tadi.

Padahal ia sudah menyelesaikan semua dokumennya agar dapat pulang cepat dan segera menemui keluarga kecilnya. Tapi saat ia tiba di rumahnya, hanya kesunyian yang menyapanya. Dan setelah ia mengecek ponsel, barulah ia tahu kalau kedua anak kembarnya tengah berada di rumah kediaman Shiota dan berniat untuk menginap. Sedangkan istrinya masih berkutat dengan berbagai larutan ajaib di dalam ruangan luas putih di tempatnya bekerja.

Decihan pelan meluncur dari mulutnya. Merasa kesal pada dirinya sendiri.

Sepertinya ia akan melalui malam natal kali ini sendiri. Sama seperti saat ia sekolah dulu. Kedua orangtuanya yang sibuk dengan perjalanan wisata, tak pernah mengindahkan keberadaannya di satu momen penting dalam setahun tersebut.

Sebenarnya, bukan perayaan natal yang ia inginkan. Tapi, hal lain.

Bukan juga hadiah atau kejutan dari keluarga atau kerabat.

Ia hanya ingin menghabiskan waktunya bersama keluarganya.

Di hari spesial miliknya.

Setidaknya, ia ingin bersama Manami. Tapi yang bersangkutan lebih mementingkan cairan kimia yang menjadi kesukaannya.

Membayangkan cairan kimia berbahaya yang menjadi saingannya dalam mendapatkan perhatian Manami justru membuatnya merasa tak beguna. Astaga.

"TADAIMAAA!!"

Pekikkan dua suara imut terdengar dari lantai depan. Menarik perhatian Karma yang sebelumnya tengah melamun.

Tak lama kemudian, pintu kamarnya terbuka. Menunjukkan sosok Miyuki yang tersenyum lebar dan Kouichi yang terlihat terengah setelah berusaha menyamakan langkahnya dengan Miyuki yang berlari.

"Tou-chaan~"

Pelukan erat pun didapatkannya dari si gadis kecil. Kouichi pun berjalan menghampiri keduanya dan ikut melakukan hal yang sama dengan kembarannya. Membuat Karma yang tengah berdiri, jatuh ke lantai akibat tingkah kedua anaknya.

Lagipula, kenapa mereka berdua bisa pulang? Ditambah, sudah hampir pukul dua belas malam.

"Ah, Karma. Tadaima."

Manami muncul di balik pintu kamar yang kini terbuka lebar. Dua buah kantung pelastik besar ada di kedua tangannya.

"Okaeri. Hei, bisa jelaskan apa maksudnya ini?" tanya Karma dengan senyum miring. Sedikit sesak dengan Miyuki dan Kouichi yang masih memeluk tubuhnya erat.

Manami tertawa kecil. Meletakkan kedua kantung pelastik yang dibawanya ke lantai, lalu duduk bersimpuh di hadapan Karma yang masih dipeluk Si Kembar.

"Kami baru selesai belanja untuk besok. Singkatnya begitu," ucap Manami seadanya. Karma memicingkan matanya, tidak puas dengan jawaban Manami yang tidak menjelaskan apapun.

"Bukankah Kou dan Miyu menginap di rumah Nagisa?" tanya Karma lagi.

"Tadi, Kaa-chan datang menjemput kami. Jadi, kami pulang dan ikut Kaa-chan," jawab Miyuki.

"Karena sudah malam, sebaiknya kalian berdua tidur. Besok kita mulai menghias rumah," ucap Manami dengan senyum lebar. Dan dibalas seruan senang oleh Si Kembar.

Dalam hati Karma tertawa sarkastik. Menghias rumah seharusnya 'kan sebelum natal, bukan tepat hari H-nya.

Setelah Si Kembar kembali ke kamar mereka, tinggallah Karma dan Manami di kamar.

"Tak biasanya kau belanja sebanyak itu," celetuk Karma dengan iris mercury miliknya menatap kedua kantung belanjaan besar yang dibawa Manami.

"Tak apa 'kan? Setahun sekali. Lagipula, besok 'kan hari penting," balas Manami dengan senyum manis.

"Hanya natal 'kan? Tidak terlalu pen-"

"Bukan natal yang kumaksud, Karma."

Kalimat Manami yang memutus ucapannya pun menarik perhatian Karma. Membuatnya menoleh menatap Si Wanita dengan kepang tunggalnya.

Belum sempat sebuah kata terucap, mulutnya kembali bungkam dengan bibir lembut Manami yang menempel dengan miliknya. Hanya beberapa detik bibir keduanya bertaut, sebelum Manami melepas tautan tersebut.

"Ulang tahunmu yang kumaksud."

Keduanya sempat terdiam sesaat. Warna merah menghiasi wajah Manami yang kini tertunduk dalam. Rasa malu mulai ia rasakan saat menyadari bahwa ini kali pertama dirinya yang memulai.

Karma menahan tawanya. Merasa sedikit aneh dengan situasi sekarang. Ia akui ia senang dengan perilaku Manami yang terlihat manis.

Manami pun menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Karma -yang dibalas dengan usapan lembut di puncak kepalanya.

"...Maaf..."

Tawa Karma pun muncul, membuat Manami mengeratkan pelukannya untuk menahan malu.

"Tak perlu minta maaf," bisik Karma pelan tepat di telinga kanan Manami -mengundang rasa geli di telinga kanan Manami.

"Terlebih, ekspresimu tadi sangat manis."

Dan rona merah yang bertambah di wajah Manami pun mengundang seringai tipis milik Karma.

Bagi banyak orang, tanggal 25 Desember adalah hari penting bagi umat kristiani untuk merayakan kelahiran Yesus Kristus. Karena itulah, hari ulang tahun Karma yang bertepatan dengan perayaan tersebut pun kadang terlupakan.

Setiap tahun yang berlalu di tanggal 25 Desember selalu kelam baginya.

Setidaknya, itu tidak akan terjadi lagi setelah dirinya mendapatkan pendamping hidupnya.
.
.
Segini aja ya? Permintaan maaf karena sudah lama updatenya (='∀`)
Apa cuma saya sendiri yang pas baca ulang, malah senyum-senyum sendiri? ('O`)
Sekian dari saya~
Selamat Natal bagi yang merayakan. Dan sampai ketemu di update'an selanjutnya~

Hicchi23

Their LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang