Progress

3.1K 298 17
                                    

Bagi setiap orangtua, menyaksikan perkembangan buah hati sangatlah menyenangkan. Mulai dari berjalan, bicara, berlari, dan perkembangan fisik.

Begitupun dengan Karma. Dirinya yang seorang birokrat, selalu disibukkan dengan berbagai dokumen dari kantornya -bahkan terkadang mengharuskannya untuk menginap di kantor selama dua atau tiga hari untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.

Pada suatu kali, dirinya baru saja pulang setelah dua hari penuh ia berkutat dengan dokumen di kantornya. Sampai rumah sekitar pukul sebelas malam, dan hendak langsung berbaring di tempat tidur -jika bisa.

Langkah kakinya terhenti saat dirinya berada di depan pintu kamarnya dan Manami. Ia dapat mendengar suara dari dalam kamarnya. Suara Manami dan kedua anaknya.

Pintu kamarnya ia buka perlahan. Mendapati Manami dan kedua anaknya tengah duduk di atas tempat tidur.

"Okaeri, Karma."

"Hm, Tadaima."

"Papa!"

Hening terjadi sejenak di ruangan tersebut. Manami sedikit terkikik geli saat melihat Karma yang terbelalak saat putri kecil mereka mengucapkan satu kata tersebut.

"Tadi, dia..."

Karma duduk di tepi tempat tidur, dan langsung disambut oleh Miyuki yang langsung memeluknya dengan wajah imut -membuat Manami kembali tertawa pelan melihat interaksi keduanya.

"Sejak kapan?" tanya Karma dengan perasaan campur aduk -antara senang dan terkejut karena perkembangan putrinya yang diluar dugaannya.

"Tadi pagi, kurasa," balas Manami dengan senyum lebar. Mengangkat Kouichi ke atas pangkuannya dan memeluknya -yang langsung dibalas dengan pelukan yang sama oleh Kouichi.

"Itu adalah kata pertama yang diucapkan Miyuki," kata Manami dengan senyum tipis. Karma menanggapinya dengan kekehan pelan, sambil mengusap kepala Miyuki dengan sayang - yang direspon dengan senyum lebar oleh Miyuki.

"Kalau Kouichi?" tanyanya sambil mendekat ke arah Manami dan sukses mendapatkan lirikan dari Kouichi yang masih berada di pelukan Manami.

"Ah, belum terlihat, kurasa. Dia cukup... pasif?"

Netra mercury milik Karma berhadapan langsung dengan manik violet milik Kouichi yang masih menatapnya lurus. Sepertinya, sifat pasif Kouichi adalah turunan dari Manami. Mungkin?

"Kou?"

Kouichi terlihat sedikit tersentak saat Karma menyebut namanya. Ekspresinya langsung berubah dan pelukannya pada Manami pun mengerat.

"Apa aku membuatnya takut?" tanya Karma dengan senyum canggung pada Manami yang hanya menanggapinya dengan tawa hambar.

Entah kenapa, Karma jadi merasa bersalah di sini. Masa' putranya sendiri takut dengannya?

"...Pa...pa..."

Pelan dan sedikit terbata, namun cukup jelas didengar oleh Karma maupun Manami. Senyum Karma mengembang saat itu juga, diikuti dengan tangan kanannya yang mengusap puncak kepala Kouichi.

Di saat yang sama, pelukan Miyuki mengerat -seakan meminta perhatian yang sebelumnya teralih pada Kouichi. Karma hanya menanggapinya dengan mengusap punggung Miyuki perlahan.

"Mereka baru bangun?" tanya Karma kemudian, saat dirinya menyadari jarum jam yang hampir menunjukkan tengah malam.

"Begitulah. Sebaiknya, kau segera mandi dan istirahat. Kau pasti lelah 'kan?"

Senyum Manami mengembang dengan manisnya. Dan sebersit ide jahil pun terlintas di kepala Karma -membuatnya menyeringai tipis karenanya.

"Mereka sudah mandi?" tanyanya balik dengan senyum simpul.

"Belum. Mereka tidur sejak sore, jadi belum sempat mandi," balas Manami dengan senyum tipis.

"Bagaimana kalau mereka ikut mandi juga? Ah, kau juga ikut, Manami!"

Senyum culas milik Karna mengembang. Semburat merah memenuhi wajah Manami. Sedangkan Kouichi dan Miyuki yang tak mengerti apapun, hanya bisa saling tatap satu sama lain dalam diam.

Sesekali menggoda istri sendiri tak apa 'kan?

Their LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang