Mood Swing

1.7K 196 14
                                    

Kepalan tangan Karma menguat. Manik mercury tajam miliknya melirik sekilas pada sosok di kanannya. Kelopak mata yang tertutup rapat dengan bulu mata lentik. Deru napasnya teratur. Karma menghela napas sejenak, lega karena Manami sudah terlelap.

Ia menidurkan Manami perlahan, menyelimutinya hingga dada. Perlahan Karma berdiri, tersenyum lebar dan segera beranjak menuju ruang kerjanya.

Sudah tiga jam sejak ia pulang kantor. Awalnya, ia berniat untuk melanjutkan pekerjaannya setelah mandi. Namun, Manami menahannya  tanpa alasan. Karma mengalah dan memutuskan akan ia lanjutkan setelah Manami tidur. Ini kesempatannya.
.
.
.
Cahaya menyusup masuk dari tirai yang menutupi jendela. Membuat kelopak mata Karma terbuka paksa karena rangsangan dari cahaya pada matanya. Ia menggeliat dibalik selimut, berharap dapat kembali terlelap. Tapi, kesadarannya sudah kembali sepenuhnya.

Mau tak mau, ia pun beranjak dari tempat tidurnya. Masuk ke kamar mandi setelah mengambil handuk.

Ia sempat melihat sisi lain dari tempat tidur, dan tidak mendapati Manami di sana.

Mungkin, di ruang tamu, pikirnya mengingat kini sudah pukul sebelas pagi -sudah lewat jam sarapan pagi.
.
.
.
Manami duduk di sofa ruang tamu, sesuai perkiraan Karma. Tanpa ragu, Karma langsung duduk di samping Manami -berniat membuka pembicaraan, atau mungkin sedikit pelukan dari Manami. Tapi, yang ia dapat sebaliknya.

Manami langsung mematikan layar televisi dan beranjak pergi. Mengabaikan Karma yang menatapnya dengan mata terbelalak dan alis mengerut dalam.

Dia menghindariku?!
.
.
.
Sudah sejak pagi Karma berusaha membuka pembicaraan dengan Manami, namun Manami selalu pergi setiap kali Karma berada dalam radius tiga meter darinya. Karma menyadari, kalau perasaan Manami saat ini tengah tidak menentu karena kehamilannya. Tapi, ini pertama kali baginya Manami menghindarinya seharian penuh.

Karma frustasi, dan kesal. Tapi, dia tidak bisa membentak Manami. Mengingat usia kehamilannya yang masih muda.

Pukul sepuluh malam, Kouichi dan Miyuki sudah tidur di kamar mereka. Manami pun tengah bersiap untuk tidur, namun ditahan oleh Karma.

"Kamu marah?"

Pertanyaan retoris, Karma sudah tahu jawabannya sejak awal. Manami mendengus pelan, membuat Karma menelan liur berat.

"Tidak. Hanya lelah."

Lelah sejak pagi? Kenapa dia berbohong? Pikir Karma keras dengan kedua alisnya yang mengerut.

"Mau kutemani?"

"Tak perlu."

Jawaban cepat dari Manami, membuat Karma tersenyum kaku mendengarnya.

"Urusi saja pekerjaanmu."

Manami menarik selimut dan menutupi tubuhnya yang kini berbalik membelakangi Karma.

Karma memutar otak, berusaha memahami maksud ucapan Manami.

Dia cemburu pada kerjaanku?

Their LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang