Moodbooster

1.6K 188 20
                                    

Pukul sebelas malam, Karma keluar meninggalkan kantor. Pulang dengan parkour untuk menghemat waktu, walau menguras banyak tenaga. Setidaknya, ia bisa cepat sampai rumah.

Setengah jam perjalanan, dan ia pun tiba di depan rumah. Mengambil kunci rumah di saku dan membuka pintu di hadapannya. Kesunyian di lorong rumahnya mengundang helaan napas panjang darinya. Ia berharap akan disambut Kouichi atau Miyuki, biasanya mereka berdua yang paling antusias saat ia pulang. Tapi, mengingat sudah lewat jam tidur keduanya, kemungkinan ia disambut itu nol.

Setelah melepas sepatu dan merapikannya, ia pun langsung menuju lantai dua. Memasuki kamarnya dan mendapati Manami yang sudah terlelap di balik selimut. Ia sedikit kecewa, padahal ia berharap dapat pelukan singkat.

Karma pun mendengus, rasa lelah yang dirasakannya justru membuat otaknya menginginkan sesuatu dari Manami ataupun si kembar.

Ia pun memutuskan untuk mandi, mengambil handuk miliknya dan pakaian ganti, lalu menuju kamar mandi untuk segera mendinginkan kepalanya.
.
.
.
Sepuluh menit setelahnya, Karma pun keluar sambil mengeringkan rambutnya. Melemparkan handuk kecil di bahunya ke sofa terdekat, lalu mendudukkan diri ke tepi tempat tidur.

Tangannya pun mulai bergerak, mengusap perlahan wajah Manami yang tengah terlelap. Rasanya, ia ingin membangunkan Manami. Tapi ia urungkan.

Ia pun berpindah, kini mulai berbaring di sisi lain tempat tidur. Menarik selimut hingga menutupi sampai dadanya. Tangannya pun mulai menarik Manami perlahan. Namun, Manami mulai menggeliat perlahan dan terbangun. Karma langsung terbangun, dan mengambil jarak sedikit.

"Baru pulang?"

Suaranya sedikit serak, tangannya mengusap kedua matanya perlahan untuk mengembalikan kesadarannya. Karma tersenyum melihatnya.

"Ya, baru selesai mandi."

Manami menanggapi dengan anggukkan singkat. Matanya setengah terpejam, rasa kantuk masih menguasainya.

"Kembali tidur saja. Mau bersandar padaku?" tawar Karma sambil mendekatkan posisi duduknya dengan Manami.

Tanpa memberi jawaban, Manami langsung ikut bersandar di samping Karma. Memposisikan kepalanya pada bahu Karma. Kondisi kehamilannya yang membesar membuatnya sulit tidur dengan posisi tidur yang wajar. Menurutnya, jauh lebih nyaman dengan posisi duduk. Bantal diletakkan di belakang tubuhnya untuk membuat posisi tubuh yang nyaman. Dan Karma selalu menawarkan diri untuk tempatnya bersandar.

"Maaf, merepotkan. Padahal kamu juga lelah," gumam Manami pelan sambil kembali mencoba tidur. Karma mengacak rambut Manami perlahan.

"Aku takkan menawarkan diri kalau ini kuanggap merepotkan," balasnya dan disambut kekehan kecil Manami.

"Terima kasih, Karma."

Karma tidak menjawab, tangannya pun mulai bergerak menarik tubuh Manami untuk merapat padanya.

Seharusnya aku yang berterima kasih. Moodku jauh lebih baik setelah bicara dengannya.

Their LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang