Visit

1.7K 187 8
                                    

Sesuai janji Miyuki pada Gou, dirinya dan Kouichi pun berkunjung ke kediaman Asano sepulang sekolah. Dalam perjalanan ke sana, Gou terus mengajak Miyuki bicara -yang tentunya disambut riang oleh Miyuki. Sedangkan Kouichi berjalan di paling belakang, memperhatikan keduanya datar.

Tak lama, keduanya pun tiba di sebuah rumah yang terbilang cukup besar. Walau sama besarnya dengan rumah mereka.

"Ayo, masuk," kata Gou sambil membuka pintu. "Tadaima," lanjutnya dengan suara lantang.

"Permisi!" seru Miyuki sambil melepas kedua sepatunya.

Sesosok wanita dengan warna mata biru cerah muncul di hadapan mereka, dengan senyum lebar yang tercetak jelas di wajah cantiknya.

"Okaeri, Gou," ucapnya sambil mengacak rambut Gou pelan. "Kalian sudah besar 'ya? Makin mirip dengan orangtua kalian," lanjutnya.

Kening Kouichi mengerut. "Anda mengenal orangtua kami?" tanyanya yang disambut sebuah seringai.

"Hee, tentu saja," balasnya dengan seringai lebar.

"Ah, rambut bibi mirip puding!" kata Miyuki sambil menunjuk rambut wanita tersebut. Warna aslinya hitam, namun karena dulu pernah diwarnai pirang, warnanya kini jadi bercampur dengan pirang di bawah dan hitam di bagian akar rambut.

"Yup, mirip puding!" balasnya dengan senyum riang. "Dan jangan panggil aku 'bibi'. Namaku Asano Rio," lanjutnya dengan jari telunjuknya yang teracung.

"Oke, Rio-san!"

"Bagus! Kalian masuklah, aku akan siapkan camilan untuk kalian."

Rio pun pergi ke dapur, sedangkan Gou membawa Kouichi dan Miyuki ke ruang tamu.

Setelah berbicara singkat dengan Rio, entah mengapa Kouichi mulai gelisah.

Kenapa aku makin gelisah? Apa ada hubungannya dengan perasaan tidak enakku tadi?

Their LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang