Hug

2.1K 222 1
                                    

Pintu depan rumah dibukanya perlahan, menampilkan kesunyian rumah besar yang dibelinya beberapa tahun lalu dengan uang tabungannya. Akabane Karma menghela napas perlahan. Sedikit kecewa karena Manami belum pulang.

Setelah merapikan sepatunya, ia pun menggantung mantel yang dipakainya di salah satu gantungan yang berada dekat pintu masuk. Pandangannya tertuju pada salah satu mantel milik Manami yang menggantung di sisi lain gantungan tersebut. Tangannya pun mulai meraih mantel tersebut dan menatapnya lekat selama beberapa detik.

Sudah beberapa tahun berlalu sejak pernikahannya dengan Manami. Hingga keluarga kecilnya dikaruniai sepasang kembar non-identik yang manis. Sampai saat ini, Karma masih sedikit meragukan kehidupannya yang terasa sangat menyenangkan. Membuatnya kadang berpikir kalau ia sedang dalam bunga tidur dan tak ingin segera berakhir.

Matanya mulai menutup perlahan diikuti dengan lengannya yang mulai merengkuh erat mantel tersebut.

Membayangkannya membuat dirinya merindukan sosok Manami. Mengingat dirinya yang kerja lembur selama tiga hari tanpa pulang. Ia sudah menghubungi Manami sebelumnya, tapi diakhir teleponnya ia mendengar suara protes dari sang putri, Miyuki.

Ah, ia juga merindukan sosok kembar menggemaskan itu. Padahal baru tiga hari dirinya tidak bertemu mereka.

"Tadaimaa!"

Pintu rumah kembali terbuka lebar. Tangan Karma secara spontan memgembalikkan mantel tersebut ke pengait pakaian. Sosok Miyuki adalah yang pertama kali Karma lihat, diikuti oleh Kouichi dan Manami.

"Ah, Karma, sudah pulang?"

Senyum manis tercetak jelas di wajah Manami. Karma hanya mengangguk singkat, sambil menggendong Miyuki yang berdiri di hadapannya dengan pandangan menggemaskan.

"Manami, sini."

Manami yang baru selesai membuka sepatu Kouichi pun segera menghampiri Karma yang memanggilnya.

"Kouichi juga."

Kouichi sedikit memiringkan kepalanya bingung, namun tetap menghampiri Karma yang kini tengah berlutut. Membiarkan Miyuki duduk di paha kirinya, dan mulai menarik Manami dan Kouichi yang ikut berjongkok ke dalam pelukkannya.

"Tou-chan, sesak!" rintih Kouichi sedikit mendorong lengan Karma yang menarik tubuhnya.

Miyuki mengikuti dengan tawa keras, menikmati kehangatan tubuh Karma yang terasa.

"Karma, kamu hanya lembur selama tiga hari 'kan?" tanya Manami diikuti kekehan kecil. Karma membalasnya dengan kerutan halus di dahinya.

"Kalau tidak terpaksa, aku tak akan pernah mau lembur."

Manami menanggapinya dengan kekehan kecil.

Kehangatan yang berasal dari tubuh Karma membuat tubuhnya hangat. Tawa Miyuki dan dengusan Kouichi membuat Manami tersenyum kecil.

Mungkin dirinya di masa lalu tak akan pernah percaya dengan kehidupan yang kini dijalaninya. Menikah dengan Karma itu jauh diluar dugaannya -terlebih dengan sikap mudah cemburunya. Ditambah dengan kehadiran Kouichi dan Miyuki yang membuat semuanya lengkap.

Kalau diriku di masa lalu melihat kehidupanku kini, mungkin ia hanya akan menganggapnya sebagai bunga tidur...

Their LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang