Shopping

1.9K 219 3
                                    

Pagi di akhir pekan diawali dengan pagi yang cerah. Manami bangun pagi seperti biasa dan mulai merapikan rumah, diikuti menyiapkan sarapan untuk si kembar dan Karma.

Setelahnya adalah membangunkan mereka dan sarapan bersama seperti biasa.

Karma menguap saat dirinya duduk di meja makan. Melirik sedikit ke arah si kembar -mendapati keduanya masih mengumpulkan kesadaran mereka. Lalu melirik ke arah Manami yang sudah mulai sarapan lebih dulu.

"Habiskan sarapan kalian," ucap Manami diikuti tatapan mengantuk Kouichi dan Miyuki yang menguap lebar -Karma memilih diam dan mulai memakan sarapannya. "Setelah ini kita belanja," lanjut Manami, disambut dengan Kouichi dan Miyuki yang langsung menyantap sarapan mereka cepat.

Karma melirik datar pada Manami yang tengah tersenyum manis. Menyadari isi pikiran Manami yang senang karena ucapannya berhasil menaikkan semangat si kembar.
.
.
.
"Jangan ambil permen atau makanan manis."

Karma dan Miyuki menatap Manami nanar. Ekspresi tegas terlihat jelas di wajah Manami. Kouichi hanya menelan salivanya saat mendengar ucapan sang ibu.

"T-tapi, makanan manis yang kemarin sudah habis..." ucap Miyuki sedikit meringis sambil menarik ujung kaus yang dipakai Manami.

"Tidak boleh, Yuki tidak mau gigimu rusak karena makanan manis 'kan?" tanya Manami pada Miyuki yang menggembungkan kedua pipinya kesal.

"Yuki selalu sikat gigi sebelum tidur 'kok! Tidak masalah 'kan?" balas Miyuki merajuk.

"Err... Manami," panggil Karma menginterupsi. Pandangan Manami teralih pada Karma yang memasang senyum canggung. "Satu jenis makanan manis tidak masalah 'kan?" lanjut Karma.

Manami mengerutkan keningnya. "Tidak," jawabnya lugas, membuat Karma menatapnya dengan pandangan nanar.

"T-tapi-"

"Karma, kamu juga terlalu banyak memakan makanan manis," potong Manami. "Kamu tidak mau terkena diabetes 'kan?" tambahnya.

Karma tak membalas dan memilih memandang ke arah lain sambil bergumam kesal. Bagaimanapun dirinya memang tidak pernah melawan pendapat Manami -tepatnya, tidak mau membuat masalah dengan wanita yang menjadi istrinya.

"Tak ada protes lagi 'kan?" tanya Manami pada Karma dan Miyuki yang sama-sama memandang ke arah lain dengan ekspresi merajuk. "Oke, Kou bantu Kaa-san mencari kebutuhan dapur 'ya," pinta Manami pada Kouichi yang langsung direspon anggukkan singkat.

Manami dan Kouichi berjalan di depan dengan trolly yang didorong oleh Manami. Karma dan Miyuki berjalan agak jauh di belakang beriringan dengan ekspresi masam.

"Besok, akan Tou-san belikan makanan manis dalam perjalanan pulang," bisik Karma pada Miyuki dengan seringai, membuat senyum Miyuki merekah lebar.

"Hee, aku mendengarnya 'loh, Sayang."

Karma membatu, Miyuki menatap Manami nanar. Senyum simpul terlihat jelas di wajah Manami.

Kouichi yang sejak awal mendengarkan hanya bisa menghela napas pelan. Tentu, Manami tahu akan kegemaran Karma dan Miyuki dalam memakan makanan manis. Tapi, kegemaran mereka itu sudah melebihi batas -membeli tiga kantung pelastik besar berisi makanan manis, dan habis dalam waktu dua hari. Hal wajar kalau Manami mulai membatasi makanan manis untuk Karma dan Miyuki.

Kaa-san memang lembut, tapi agak mengerikan saat serius.

Their LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang