Morning!

1.7K 186 11
                                    

Beberapa hari sudah berlalu sejak permintaan dari Miyuki terlontar, dan sudah beberapa kali pula Miyuki menagih jawaban. Membuat Manami yang ditanya jadi panik. Menatap tajam pada Karma agar membantunya menjawab, namun Karma tak mau berpaling dari console game di tangannya. Membuat Manami menarik napas panjang.

Matahari masih belum muncul, langit masih gelap. Pukul tiga pagi, Karma terbangun. Menyadari sosok disampingnya tidak ada, membuatnya mau tak mau beranjak dari hangatnya selimut.

Pintu kamar mandi yang terletak di dalam kamar mereka tertutup, membuat Karma yakin kalau Manami di dalam. Ia pun memutuskan untuk kembali ke tempat tidur.

Namun langkahnya terhenti saat terdengar suara dari dalam. Karma pun mengetuk pintu kamar mandi, suara tersebut perlahan terhenti, tergantikan suara Manami yang bertanya dengan parau.

"Kamu baik-baik saja?"

"Hanya mual."

Pintu kamar mandi terbuka, menunjukkan wajah pucat Manami.

"Salah makan?"

"Tidak, aku baik-baik saja semalam."

Manami berniat untuk melanjutkan tidurnya, namun Karma menghentikannya dengan menarik lengannya pelan.

"Sudah kamu cek?"

"Cek apa?"

Karma memutar bola matanya saat mendengar pertanyan balik Manami.

"Ini pernah terjadi 'kan?" tanya balik Karma sambil membuka laci meja dekat tempat tidur mereka. Sambil memberikan benda persegi panjang tipis pada Manami. Membuat Manami paham akan maksud pembicaraan Karma.

"Oh, akan kucek."
.
.
.
Sesuap penuh nasi omelete masuk ke dalam mulut Miyuki. Dengan lahap menyantap sarapan paginya menjelang berangkat ke sekolah. Mengacuhkan suasana canggung dari Manami yang sejak tadi pandangan matanya tak fokus. Karma menyadari alasannya, namun enggan angkat bicara dan membiarkan Manami saja yang mengatakannya.

"Terima kasih atas makanannya," ucap Kouichi pelan sambil menakupkan kedua tangannya di depan dada. Piringnya yang kini kosong ia letakkan di atas westafel, diikuti Karma yang juga sudah selesai dengan sarapannya.

"Oh iya, bagaimana dengan permintaanku, Kaa-chan?" tanya Miyuki dengan senyum lebar.

"A-ah, kau harus menunggu sembilan bulan sampai adikmu siap!"

Miyuki memiringkan kepalanya sedikit, tanda tak paham. Karma yang mendengar pun memutuskan untuk ambil alih pembicaraan.

Dari belakang ia memeluk Manami yang masih duduk di kursinya. Tangan kirinya di bahu Manami, dan tangan kanannya di perut Manami.

"Ibumu sedang mengandung sekarang, dan adikmu akan lahir kurang lebih sembilan bulan dari sekarang," kata Karma dibalas pandangan berbinar Miyuki. "Jadi, selama sembilan bulan kedepan, Miyu harus jadi anak baik dan membantu Kaa-chan 'ya?" lanjutnya dengan senyumnya yang biasa.

"Tentu! Miyuki akan bantu!!" balas Miyuki cepat.

Kouichi yang masih berdiri di depan pintu kulkas pun terdiam sesaat setelah mendengar pembicaraan kedua orangtuanya dan adik kembarnya.

Adik? Serius? Semoga tidak semerepotkan Yuki...

Their LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang