Gift

1.8K 198 12
                                    

Langit malam dihiasi bintang, diikuti turunnya eksistensi kristal dari langit. Membuat suasana terasa nyaman di balik selimut. Hawa dingin tidak membuat jalan-jalan menjadi sepi. Banyak orang berlalu lalang untuk menghabiskan waktu dengan orang terkasih. Suasana yang sangat hangat di malam hari.

Karma melangkahkan kaki jenjangnya dengan cepat. Melintasi jalan-jalan dan melewati beberapa pertokoan. Berusaha secepatnya sampai di rumah, mengingat janjinya pada si kembar dan sang istri untuk makan malam bersama.

Langkah kakinya terhenti pada sebuah toko perhiasan. Ia menatap etalase toko yang menampilkan beberapa perhiasan yang mendapat potongan harga untuk hari raya. Manik mata mercury miliknya terfokus pada sebuah kalung emas putih dengan liontin berbentuk bintang.

Tanpa pikir panjang, ia pun memasuki toko tersebut. Berbicara pada penjaga toko dan menanyakan tentang kalung tersebut. Ia pun keluar dari toko tersebut dengan dua buah kalung yang dibelinya. Untuk Manami dan Miyuki, pikirnya.

Ia pun kembali berjalan dengan pandangan mata yang menyusuri setiap etalase toko yang dilewatinya. Berharap bisa menemukan sesuatu untuk Kouichi. Dan ia kembali berhenti pada sebuah toko pakaian. Memasukinya dan keluar dengan sebuah jaket yang dibelinya untuk putra sulungnya.

Nah, sekarang pulang.
.
.
.
Pintu rumah dibukanya. "Tadaima," katanya sambil membuka sepatu kerjanya dan meletakkannya di rak sepatu.

"Okaeri!!" balas Miyuki yang keluar dari arah ruang makan. Berlari dan berhenti setelah Karma menangkapnya dan memeluknya erat.

"Miyu, kau hangat," kata Karma dengan menempelkan pipinya pada pipi penuh milik Miyuki. Dibalas tawa oleh Miyuki yang mengeratkan pelukkannya.

"Pipi Tou-chan dingin," balasnya dengan tawa kecil.

"Karma, okaeri."

Manami keluar dari ruang makan. Karma melepaskan Miyuki dan ganti memeluk Manami erat. Meletakkan wajahnya pada tengkuk Manami.

"Hm... Di luar dingin..."

Manami tertawa pelan mendengar ucapan Karma. Mendorong pelan dada bidangnya, lalu menatapnya lurus.

"Aku sudah siapkan makan malamnya."

Senyum manis dari Manami berhasil membuat Karma melupakan dingin di tangannya sejak tadi.
.
.
.
"Ini untuk kalian."

Karma mengeluarkan dua kotak merah dan sebuah kantung plastik. Memberikan kotak merah masing-masing pada Manami dan Miyuki, dan kantung plastik pada Kouichi.

"Kenapa Tou-san yang memberi hadiah?" tanya Kouichi tak paham. Karma membalasnya dengan senyum miring.

"Tak mau?"

"Mau!"

Karma tertawa lepas saat mendengar balasan Kouichi yang langsung mengeluarkan isi dari kantung plastik yang diberikannya. Diikuti oleh Miyuki yang terpana saat membuka kotak merah dihadapannya.

"Terima kasih, Tou-chan!" kata Miyuki sambil menatap kalung dihadapannya antusias.

Pandangan mata Karma beralih pada Manami yang diam menatap Kouichi dan Miyuki.

"Tidak kau buka?"

"Harusnya, kami yang memberikanmu hadiah 'kan?"

Karma menarik bahu Manami dan mendekatkan wajahnya pada telinga Manami.

"Aku tak butuh apapun."

Manami tersenyum kecil. Karma meletakkan kepalanya pada bahu Manami. Memeluknya sesaat. Mengalihkan perhatian Kouichi dan Miyuki yang sebelumnya terpusat pada hadiah yang diberikan oleh Karma.

"Tou-chan!"

Karma mengangkat kepalanya dan menatap Miyuki.

"Selamat ulang tahun yang ke tiga puluh!!"

Karma terdiam. Manami tersenyum lebar. Kouichi dan Miyuki sibuk mengambil dua buah kotak berwarna emas dan merah dari ruang tamu ke meja makan.

"Nah, ini hadiah dari aku dan Kouichi!" kata Miyuki sambil memberikan kotak di tangannya.

"Kalian bisa 'kan, mengucapkan selamat ulang tahun tanpa menyebutkan usia?" pinta Karma tidak terima saat usianya disebutkan. Terasa tua.

"Tak masalah 'kan? Aku suka 'kok."

Karma, Kouichi dan Miyuki menatap Manami. Sedikit terkejut akan pengakuan langsung dari Manami. Perlahan Karma tersenyum tipis. Kouichi yang menyadari senyum Karma hanya bisa menghela napas pelan.

Kurasa, aku paham kenapa Tou-san sangat menyayangi Kaa-san.

Their LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang