Warm 2

751 120 26
                                    

Jarum jam terus bergerak perlahan. Matahari mulai naik ke atas kepala, diikuti oleh awan-awan kecil yang bergerak mengikuti arus angin.

Manik mata Manami menatap langit-langit kamarnya, ia meraih jam meja yang berada di atas nakas di samping tempat tidurnya. Pukul sebelas siang, hampir jam makan siang.

Ia pun mulai duduk perlahan, mengabaikan Karma yang bergerak hingga dalam posisi tengkurap di sebelahnya.

"Makan siang?" tanya Karma sambil memeluk bantal di bawah kepalanya. Suara rendahnya yang terdengar sedikit serak, membuat Manami sedikit bergidik. Pandangan keduanya bertemu, Manami mengangguk singkat sebagai jawaban.

"Gawat kalau Miku bangun lebih dulu sebelum makan siang siap."

"Tak masalah 'kan? Miku juga terjaga sepanjang malam. Ia pasti tidur lelap sekarang."

"Entahlah, aku tak yakin. Jam tidurnya tak bisa kuperkirakan."

Manami mulai beranjak dari tempat tidur, memakai pakaiannya dan mulai mengepang rambutnya.

Karma tetap diam pada posisinya, matanya masih fokus pada Manami yang terlihat sibuk merapikan rambutnya. Perhatiannya sempat teralihkan oleh bekas jahitan di bawah perut Manami.

Sungguh, ia sadar bahwa melahirkan itu tidak mudah.

"Manami."

"Hm?"

"Seseorang tidak akan langsung mengandung setelah berhubungan satu kali 'kan?"

"Iya, ada beberapa faktor yang mendukung. Kenapa memang?"

"Kalau kali ini gagal, aku tak akan memaksa untuk yang selanjutnya."

Manami diam. Tak biasanya Karma mengubah keputusan seperti ini. Tapi, ada hal lain yang membuatnya penasaran.

"Boleh aku tahu, alasan kenapa kamu menginginkan anak lagi?"

"Perbedaan usia Kou dan Miyu dengan Miku itu terlalu jauh. Kupikir, itu akan berpengaruh dalam hubungan mereka suatu saat nanti."

"Tapi, kalau kali ini memang gagal. Aku tak akan memaksa. Jika memang ada masalah dalam hubungan mereka nanti, aku akan pikirkan jalan keluarnya," lanjutnya sambil beranjak dari tempat tidur.

Manami tak membalas ucapan Karma. Menurutnya, apa yang dikatakan Karma memang tidak salah. Kouichi dan Miyuki itu kembar, usia mereka terpaut delapan tahun dengan Miku. Itu bisa membuat mereka berselisih suatu saat karena perbedaan usia yang cukup jauh.

"Tak jadi buat makan siang?"

Lamunan Manami pecah, Karma berada di ambang pintu kamar dengan tangan pada knob pintu.

"Ah, iya."

Manami pun ikut berjalan menuju dapur, dengan Karna di belakangnya.

Semakin Manami berpikir, ia pun merasa bahwa alasan Karma masuk akal. Tapi, ia sendiri tidak mau terlalu memikirkannya. Mungkin saja ke depannya akan ada sesuatu yang berbeda dari yang ia harapkan.

"Oh iya, apa kamu bisa ambil cuti tiga hari?" tanya Karma, mengundang tatapan bertanya dari Manami.

"Kalau tidak terlalu mendadak, bisa. Kenapa?"

"Mau liburan? Hanya denganku. Anak-anak bisa dititipkan pada orangtuaku."

Manami diam tak bisa berkata-kata. Karma masih tersenyum lebar di sebelahnya.

"Ini saran dari ayahku, jadi mereka mengijinkan kita untuk liburan berdua."

Manami masih ragu, ia masih belum bisa untuk menitipkan anak-anak pada salah satu orangtua mereka dalam waktu lama. Terlebih, Miku masih lima bulan saat ini.

"Miku cukup akrab dengan ibuku. Mereka akan baik-baik saja."

Bujuk Karma seakan bisa melihat kekhawatiran Manami. Manami menghela napas panjang dan mengangguk perlahan. Senyum Karma melebar, senang dengan Manami yang tak keberatan dengan ide tersebut.

"Sudah lama kita tidak kencan berdua juga 'kan?"
.
Author note:
Lama saya tidak menulis :')
Dan ternyata masih banyak yang menunggu fic ini, saya terharu...
Buat para reader yang sering kasih komen, maaf saya gak bisa bales satu-satu komennya. Tapi percayalah, saya baca semua komen kalian kok ◉‿◉
Dan itu sangat menghibur XD
Makasih juga buat yang sering kasih bintang, saya makin terharu (ㆁωㆁ)

Saran dan masukan yang diberikan akan selalu saya tampung, untuk memperbaiki fic ini supaya makin berkembang ( ꈍᴗꈍ)

Sekali lagi, terima kasih dukungannya (つ≧▽≦)つ

Mungkin ada yang mau follow IG, silahkan jika berkenan... Dengan nama yang sama dengan yang saya pakai di pen name wattpad

Sekian dan terima kasih (◍•ᴗ•◍)❤

Their LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang