Reason

1.2K 156 0
                                    

Pintu kamar Miyuki diketuk dua kali, membuat Miyuki yang tengah bergelung dibalik selimut menoleh heran. Sudah satu bulan sejak ia meminta kamarnya dipisah dengan Kouichi, dan ayah mereka langsung menyetujui.

"Miyu, sudah tidur?"

Karma terlihat dari balik pintu yang terbuka sedikit. Miyuki menggeleng, lalu duduk dengan selimut yang menutupi kakinya. Karma masuk, dan duduk di sisi tempat tidur. Menatap Miyuki sejenak dalam diam, membuat Miyuki mulai risih dengan ayahnya yang tak biasanya diam saat menatap seseorang -pengecualian pada sang ibu.

"Alasan yang kamu sebutkan tadi, bukan alasan yang sebenarnya 'kan?"

Miyuki terdiam, kedua alisnya berkerut mencoba mengingat kejadian beberapa menit lalu.

"Tentang rambutmu," lanjut Karma sambil mengacak pelan rambut Miyuki yang kini pendek. Miyuki terdiam sesaat, lalu menatap Karma yang kini masih menatapnya.

"Ketahuan 'ya?"

"Aktingmu buruk. Seperti ibumu," balas Karma sambil mengacak rambut Miyuki lagi. Tawa kecil keluar dari mulut Miyuki.

"Kaa-san tak pandai berbohong 'sih."

"Jadi, apa alasannya?"

Miyuki mendengus, seakan menolak untuk menjawab pertanyaan dari Karma yang kini mengacak rambut Miyuki lagi.

"Ada beberapa teman perempuanku yang membicarakanku di belakang," katanya sambil membalas tatapan Karma yang masih memainkan rambut pendek Miyuki. "Mereka bilang kalau aku menggoda Asano-kun," lanjutnya diikuti tawa hambar.

"Lalu, kamu memotong rambutmu agar mereka tidak membicarakanmu lagi?"

"Iya. Aku juga akan sedikit jaga jarak dengannya." Senyum Miyuki merekah dengan matanya yang sedikit menyipit. "Aku akan coba berteman dengan para siswi juga," lanjutnya.

"Oke, masalah selesai. Selamat tidur," kata Karma sambil kembali mengacak rambut Miyuki. Kemudian beranjak pergi, meninggalkan Miyuki yang langsung bergelung di dalam selimut.

Pintu kamar Miyuki tertutup, Karma menoleh sedikit ke samping dan mendapati Manami yang berdiri sambil menatapnya lurus.

"Menguping itu tak baik 'lho," kata Karma sambil terkekeh kecil. Manami mendengus kecil mendengarnya. "Tapi, tak biasanya kamu menguping," lanjut Karma sambil berjalan menuju dapur, diikuti Manami yang berjalan perlahan di belakangnya.

"Instingmu kan tajam. Saat aku melihatmu ke kamar Miyuki, kupikir pasti terjadi sesuatu," jawab Manami pelan.

"Apa yang akan kamu lakukan selanjutnya?" tanya Karma sambil membuka lemari pendingin, mencoba mencari santapan pengganjal perut.

"Tak ada. Miyuki juga sudah memutuskan apa yang akan dilakukan selanjutnya 'kan?" balas Manami. "Ada apa di dalam?" lanjutnya bertanya sambil mencoba melihat isi lemari pendingin dari balik tubuh Karma.

"Mau buat omurice?" tawar Karma sambil mengangkat sebutir telur di tangannya.

"Boleh," balas Manami singkat sambil mengambil piring dan menyiapkan nasi.

Karma mulai menyiapkan pengggorengan dan menyalakan api. Dengan pikiran yang masih penuh dengan masalah Miyuki. Manami melirik Karma melalui ekor matanya. Mendengar percakapan Karma dan Miyuki, membuatnya merasa sedikit gelisah.

Dia tidak sedang memikirkan cara untuk balas dendam 'kan?

Their LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang