Soft Side

555 82 9
                                    

Hari terakhir liburan pun tiba, hawa dingin yang menusuk tulang masuk melalui jendela kamar yang sedikit terbuka.

Karma menatap langit yang berwarna oranye diikuti oleh helaan napas panjang. Tidak terasa kalau lusa ia harus kembali bekerja. Tangannya kembali bergerak mengusap handuk kecil pada rambutnya yang basah seusai mandi.

"Mau kukeringkan?" tawar Manami yang sedang merapikan pakaian mereka ke dalam koper. Ia meraih hairdryer di atas meja, membuat Karma duduk di hadapan Manami yang duduk di atas sofa.

Hawa panas keluar dari hairdryer yang dinyalakan, Manami mengacak rambut Karma perlahan, diikuti tangannya yang memegang hairdryer.

Ah, aku tak mau pulang, batin Karma mengingat besok pagi mereka harus segera check out.

Rasa nyaman dari tangan Manami yang mengacak rambutnya dan hawa panas dari hairdryer membuatnya mulai mengantuk.

"Kalau tidur sekarang, nanti malam tak bisa tidur 'lho," kata Manami sambil menyentuh pipi Karma dari belakang. Karma menengadah dan menatap Manami dengan kerutan di dahinya.

"Sepuluh menit tak masalah 'kan?"

Manami mendengus dan tak memberi jawaban, tangannya kembali bergerak untuk mengeringkan rambut Karma yang sudah setengah kering. Rambutnya harus dipotong saat pulang nanti, batin Manami saat menyadari rambut Karma yang mulai menutupi telinga.

Karma termasuk pria yang tidak terlalu memperhatikan panjang rambutnya, biasanya ia akan memotongnya setelah ia merasa terganggu. Saat di kantor, ia tidak merasa terganggu karena rambutnya selalu ia sisir dengan rapi ke satu sisi. Jika di rumah, ia baru akan menyadari kalau rambutnya sudah panjang setelah ia selesai mandi.

Karena itulah, biasanya Manami yang mengingatkannya untuk pergi potong rambut.

Mendengar napas Karma yang teratur, Manami kembali menghela napas panjang. Ia benar benar tertidur dengan kepalanya yang bersandar pada lutut Manami. Terkadang Manami sedikit iri dengan Karma yang mudah tertidur tanpa memandang tempat ia berada. Walau di sisi lain, Karma juga mudah terbangun dengan sebuah suara kecil atau gangguan di sekitarnya.

Akan kubangunkan sepuluh menit lagi.

Their LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang