Pertumbuhan terus terjadi pada Kouichi dan Miyuki. Dalam fisik maupun kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh setiap manusia.
Usia keduanya pun menginjak lima tahun. Mulai masuk Taman Kanak-kanak sejak tahun lalu. Dan selama satu tahun keduanya di Taman Kanak-kanak, sifat kedunya pun mulai terlihat jelas. Terutama, saat keduanya melakukan interaksi dengan anak sebaya mereka dan para guru yang menjadi wali kelas mereka.
Tak bisa dipungkiri lagi kalau keduanya memiliki gen dari kedua orangtua mereka. Akan sangat baik jika mereka mewarisi gen 'baik' milik orangtua mereka. Namun, gen 'buruk' pun menurun pada keduanya.
.
.
"KYAAAA!!!"Pekikkan anak perempuan berambut hitam itu menggema di kelas Matahari. Menarik perhatian dua guru dan teman-teman sekelasnya yang semula sibuk bermain satu sama lain.
"Ada apa, Kana-chan?" tanya salah satu guru perempuan dengan name tag bertuliskan 'Tei' di dada -dengan ekspresi panik yang tercetak jelas di wajahnya.
"A-ada u-ulat... KYAAaaa!!"
Tei pun segera memeriksa tas milik anak tersebut -sedangkan guru satu lagi tengah berusaha menenangkan anak tersebut. Benar saja, ada beberapa ulat dan serangga lainnya di dalam tas anak tersebut.
Pandangan Tei menajam -ia sudah tahu pasti siapa pelaku dari keusilan ini.
"Miyuki-chan," panggilnya dengan nada manis disertai senyum simpul. Yang dipanggil pun berjalan menghampirinya dengan senyum polos di wajahnya.
"Kau yang melakukannya 'kan?" tanya Tei dengan senyum yang sama.
Akabane Miyuki mengangguk riang dengan cengiran lebar di wajahnya.
"Kenapa kau melakukannya? Kana-chan 'kan benci ulat," tanyanya lagi diikuti sedikit helaan napas lelah. Bagaimanapun, ini bukanlah kali pertama Miyuki melakukan aksi kejahilan terhadap teman sekelasnya.
Miyuki menunjukkan senyum lebarnya-menunjukkan deretan gigi putihnya yang berjejer rapi.
"Kalena aku suka melihat leaksi meleka saat telkejut!!"
.
.
"Apa yang terjadi?"Suara tajam dari guru berambut hitam wali kelas Mawar pun memenuhi ruangan. Seluruh anak-anak di sana terlihat saling pandang. Sedangkan dua anak laki-laki yang berdiri di hadapannya tengah menundukkan kedua kepalanya dalam-dalam.
"Meleka belkelahi, Sensei!!" adu salah satu murid yang menyaksikan adegan perkelahian singkat tadi.
Guru tersebut menghela napas kecil. Lalu menatap kedua anak lelaki tersebut secara bergantian. Dan ia mendapati memar ringan dialami oleh murid berambut hitam bernama 'Shuo'.
"Kouichi-kun, kenapa kau memukulinya?"
Akabane Kouichi. Sejauh yang guru itu tahu, anak tersebut terbilang tertutup. Jarang bergaul dengan anak lainnya. Mengetahuinya memukuli murid lainnya itu cukup mengejutkan.
"Dia membuatku kesal," gumam Kouichi pelan dengan wajahnya yang dialihkan ke arah lain -selain menatap langsung wajah Sang Guru yang tengah berjongkok di hadapannya.
"Dia mengatakan sesuatu?" tanya guru itu lagi dengan sabar.
"Dia mengejek Ibuku... Dan, itu membuatku kesal... Jadi, aku memukulinya..."
.
.
Dua kasus tersampaikan pada Manami. Kasus mengenai kedua anaknya di Taman Kanak-kanak.Saat itu, dirinya tengah beristirahat dengan beberapa peneliti lainnya. Ia menghela napas panjang saat itu juga -membuat para peneliti lainnya menatapnya bingung. Karena tak biasanya Manami menghela napas sepanjang itu.
Kouichi dan Miyuki... Aku tak menyangka, kalau dua kebiasaan buruk Karma akan menurun pada mereka...
KAMU SEDANG MEMBACA
Their Life
FanfictionKehidupan yang dialami oleh keluarga Akabane, setelah Karma berhasil menikahi Manami. Genre: Family, Slice of Life, Romance Main Pairing: KarManami Assassination Classroom © Matsui Yusei