Name

1.4K 182 26
                                    

Tubuh Manami terbaring di tempat tidur. Kemarin dirinya berhasil melahirkan dengan selamat. Tubuhnya yang sebelumnya tidak bisa digerakkan karena efek obat bius, kini sudah bisa digerakkan -walau tubuhnya masih terasa lemas.

Saat pertama kali melihat sosok bayi yang dilahirkannya, Manami sempat tertegun. Kulit kemerahan dengan manik mercury, dengan surai merah tipis.

Pintu ruangan terbuka, menunjukkan sosok Karma dengan si kembar dan seorang suster yang membawa anggota baru keluarga mereka di pelukkannya. Suster tersebut lalu memberikan bayi tersebut pada Manami yang berusaha untuk duduk.

Manami hanya tersenyum tipis, lalu menatap Karma, Kouichi dan Miyuki yang berdiri di samping tempat tidurnya. Menatap dirinya dengan bayi perempuan yang berada di pelukannya dengan pandangan gelisah.

"Kouichi mau menggendongnya?"

"Tidak! Nanti jatuh. Bagaimana kalau terluka?"

Manami terkekeh pelan, lalu menatap Miyuki.

"Miyuki mau?"

"Jangan! Aku tak mau melukainya! Bagaimana kalau aku tak sengaja mematahkan tulangnya?"

Senyum Manami tetap terpatri, mendapati kedua anaknya menolak karena khawatir.

"Karma?"

"Ah, nanti saja kalau sudah dua bulan."

Tawa Manami pecah. Saat ia melahirkan Kouichi dan Miyuki, Karma tak mau menggendong dalam jangka waktu lama karena khawatir akan melukai keduanya. Sepertinya sampai sekarang ia masih khawatir.

"Dia tidak serapuh itu 'kok!" kata Manami mencoba membujuk Karma.  Raut wajah Karma masih terlihat khawatir. Manami tetap menatapnya, berharap Karma akan luluh dan mengubah jawabannya.

"Gendong saja, Tou-san. Aku mau lihat!" bujuk Miyuki sambil menarik pelan ujung kaus Karma. Raut wajah Karma masih tidak berubah, justru terlihat makin khawatir.

"Kalau jatuh, nanti aku tangkap," kata Kouichi dengan raut meyakinkan, diikuti ibu jarinya kanannya yang terangkat. Wajah Karma makin masam.

"Ya sudah."

Senyum Manami melebar. Karma berjalan mendekat, duduk di samping Manami dan mengambil perlahan tubuh mungil dari pelukan Manami.

Miyuki dan Kouichi langsung mendekat, mengelilingi sosok mungil di pelukan Karma yang terlihat kaku.

"Tak perlu setakut itu 'kan, Karma," kata Manami sambil mengelus perlahan punggung Karma.

"Tapi-"

"Dia tidak akan terluka hanya karena kamu menggendongnya 'kok."

Karma masih menatap Manami ragu. Kouichi dan Miyuki mulai sibuk menyentuh pipi kenyal bayi di gendongan Karma.

"Jangan keras-keras," kata Karma pada Kouichi dan Miyuki yang sibuk mencubiti pipi adik baru mereka.

"Kalian mau memilih nama untuk adik kalian?" tanya Manami pada Karma dan si kembar. Mereka bertiga saling tatap.

"Aku bingung," kata Miyuki.

"Aku buruk dalam memilih nama," sambung Kouichi.

"Kamu saja yang pilih," kata Karma membalas tatapan Manami.

Manami terdiam, lalu tersenyum tipis.

"Hmm... Miku..?"

"Ah, bagus!" respon Miyuki cepat.

"Karena warna merah cocok dengannya," ucap Manami sambil mengusap perlahan kepala bayi perempuan yang masih digendongan Karma.

Beautiful Crimson Color.

Their LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang