10 || Teror Permulaan

27 9 22
                                    

Lagi dan lagi, semua yang aku lakukan untukmu bagaikan angin lalu. Namun tak mengapa, diri ini akan bersabar memperjuangkanmu dengan hati yang keras kepala sampai akhirnya nanti aku berhasil memiliki hatimu
-Annabella's secret admirer-

Sabar memanglah penting, namun sadar diri jauh lebih penting
-Annabella Rain Senja-

🍀🍀🍀

Annabella duduk manis di atas kasur berfokus pada layar benda pipih yang ia genggam. Jemarinya turut bergerak menari menekan papan ketik di layar ponselnya. Tampak ia sesekali terkekeh, kemudian mengubah wajah menjadi serius, lalu kembali lagi pada wajah cerah. Hmm, bisa ditebak ia tengah menuangkan kehaluannya pada bidang sastra yang ia tekuni.

Di tengah-tengah menulis cerita pada lapak Wattpad-nya, tiba-tiba sebuah notifikasi dari nomor tidak ia kenal mengejutkan dirinya. Jari pendek yang semula menari indah kini terhenti, senyumnya memudar digantikan dengan alis yang berkerut.

"Lah, siapa ini? Gak ada angin gak ada hujan tahu-tahu ngatain gue jal*ng. Lagian kenapa pula bawa-bawa si Aiden? Aiden itu berat lo gak akan kuat, biar yang lain aja. Eh, kok jadi mirip kayak omongan tokoh Dylan, ya?" Annabella menggaruk tengkuk yang tak gatal kemudian kembali berfokus pada layar hitam legam benda pipih miliknya.

"Tapi, dia tahu kalau gue pernah gambar Aiden dari mana? Bukannya waktu dulu gue buang itu gambar, gue sobek-sobek dulu, 'kan? Bahkan di sana gak ada siapa-siapa. Dan itu berarti yang punya nomor ini tuh satu sekolah sama gue? Biar gue tebak, pasti dia suka Aiden," tebaknya.

Ting!
Ting!
Ting!

From: +62 896 5556 6678

P.

08:46 PM

Lo Annabella kan? Salam kenal gue jodohnya Aiden.

08:46 PM

Menurut gosip lo lagi deketin Aiden ya? Huh, anak ekonomi rendah kayak lo bisa apa si?

08:47 PM

Bahagiain Aiden kagak, nyusahin iya. Ngaca dong!

08:47 PM

Sebelum lo deketin cowok kayak Aiden yang sempurna, pastiin dulu lo pantas sama dia. Cewek kalangan ekonomi rendah kayak lo mau deketin Aiden? Bahkan paras lo jauh dari kata mempesona. Cih, mimpi!

08:48 PM

Lagipula tipe cewek Aiden kayak bidadari bukan cewek kayak lo! Sasimo! Enyahlah dari dunia ini hihihi.

08:49 PM

Sampai kapan pun lo gak akan bisa sama Aiden. Bahkan buat saingan sama gue pun lo gak pantes. Cuih!

08:50 PM

Jauhi Aiden atau gue mulai permainan terindah yang gak akan pernah bisa lo lupain sampai kapan pun!

08:51 PM

Read.

"Oh, jadi kayak gini rasanya diteror lewat chat kayak di novel-novel. Seru juga ternyata, ya? Lumayan buat bahan cerita gue," kekehnya dengan penuh santai. "Tapi kata-kata mereka kurang nakutin sumpah. Kurang anti mainstream gitu."

"Lagian ngapain juga gue ngejar Aiden coba? Orang yang gue suka aja temannya Aiden bukan Aidennya. Aiden, sih, ganteng banget cuma kalau yang gue mau temannya, ya udah, apa boleh buat? Atau jangan-jangan dua orang ini takut kalah saing kali, ya? Dan apa ini? Beraninya labrak lewat sosial media, labrak secara langsung, dong!" imbuhnya.

My Rival is My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang