Jangan membuka lembar baru jika masih terbayang akan masa lalu agar dirimu lebih mudah melangkah dan tak melukai orang baru yang tak bersalah
-🌻My Rival is My Boyfriend🌻-🍀🍀🍀
Waktu terus berlalu begitu cepat. Genab satu setengah bulan semenjak Annabella terbangun dari masa komanya. Dalam satu setengah bulan itu pula sang gadis dibuat menggerutu di setiap menitnya.
Bagaimana tidak? Usai ia diperbolehkan pulang kembali ke rumah, hingga detik ini pun tak pernah sekali pun pemuda bernama Aiden itu menghilang dari pandangannya. Di mana pun ia berada, di situlah pemuda jangkung itu mengikutinya.
"Hais, balik sono ke kelas lo! Ngapain ikutan ke kelas gue, hah!? Lo lupa kelas apa gimana? Kelas lo di sebelah noh!" dengus Annabella mendorong Aiden hingga menjauh dari pintu kelas Annabella.
"Gua mau mastiin lo baik-baik aja. Gua dapet amanah dari keluarga lo dan gua gak mau ngecewain mereka," ujar Aiden. "Apalagi Abang lo udah gua anggap saudara gua sendiri."
"Tapi, gua rasa lo baik-baik aja sekarang. Gua ke kelas dulu. Jangan lupa minum obat lo. Jangan kangen gua, okay?" imbuhnya.
Setelahnya Aiden pun ngacir meninggalkan Annabella yang menatap kesal ke arahnya. Punggung Aiden tak lagi terlihat oleh netra Annabella, pemuda jangkung itu sudah masuk ke kelasnya. Kelas yang sebenarnya berada tepat di samping kelas Annabella.
Sampai kapan gue harus minum obat itu? Gue capek, keluh Annabella dalam hatinya.
Jika saja Aiden tidak sering datang padanya dan memastikan sang gadis meminum obat, Annabella pasti sudah beberapa kali tidak lagi meminum obat itu. Rasanya sesak setiap kali ia meminumnya, namun apalah daya? Demi kesehatannya juga, 'kan?
Embusan napas lelah terdengar dari Annabella setelahnya ia memasuki kelas dan mendaratkan kembali tubuh lelahnya di samping Arsy yang tertidur. Sudah tidak heran sebenarnya bila tubuh Arsy begitu gempal, lantaran usai makan ia akan tidur dan begitu seterusnya.
"Cieee ... makin lengket sama crush, nih?" goda seseorang di belakang Annabella. Itu Shenna.
"Dih, crush apaan? Ogah gue sama dia. Jangan-jangan lo cemburu, ya? Eh, gak boleh cemburu. Raffine mau lo ke manain?" kekeh Annabella puas membuat wajah teman sekelasnya memerah karena malu.
Shenna memajukan wajahnya pada telinga Annabella, ia berbisik, "sebenarnya gue bosan sama Raffine. Tapi apa boleh buat? Dia nahan-nahan gue mulu. Gue malahan suka sama temennya Raffine sekarang."
Mendengar itu sontak kedua bola mata Annabella membulat. "Lo gila!? Hey, pacar lo itu paling keren di antara temen-temennya. Dia bahkan termasuk cowok idaman di sekolah ini. Bisa-bisanya lo yang jadi pacarnya malah mau ngebuang dia gitu aja, malah lo suka temennya. Lo sehat!?"
Shenna memutar malas netranya, Becca yang duduk di samping Shenna pun hanya menyimak. Ia sudah kelewat tahu tentang hubungan Shenna, Raffine, dan teman Raffine itu. Bahkan ia tahu betul siapa orang itu.
For your information, Shenna kini berpindah duduk dengan Becca. Sebelumnya ia duduk bersama Keyfa. Namun, karena kejadian tempo hari di mana Keyfa hendak menembakkan pelurunya ke arah Annabella, Satya lebih dulu menambakkan timah panas ke tangan Keyfa sebanyak dua kali.
Peluru itu tepat mengenai pistol yang Keyfa genggam. Sayangnya, satu peluru lainnya turut mengenai nadi sang gadis dan ketika dalam perjalanan ke rumah sakit Keyfa sudah tak lagi dapat diselamatkan. Nyawanya melayang dan kini sudah bahagia di atas sana bersama sang kakak tercinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Rival is My Boyfriend
Teen Fiction🌻WELCOME TO MY FOURTH STORY^^ 🌻Don't forget for vote and comment, Guys! 🌻If you like my story please follow me! Thank you! 🌻Semoga betah, HAPPY READING YAW! 🥀🥀🥀 Bagaimana jadinya jika rival-mu menyatakan cinta dan terus mengejar dirimu padaha...