24 || Rival Again?

22 5 13
                                    

Tidak apa. Tidak harus semua berjalan seperti apa yang kamu mau. Terkadang yang terasa perih ataupun pelik justru adalah hal yang paling kamu nanti-nantikan pada akhirnya nanti. Dan Tuhan tahu kamu kuat, maka jalanmu lebih diperberat agar kau senantiasa lebih hebat
-🌻My Rival is My Boyfriend🌻-

🍀🍀🍀

Bel berbunyi nyaring memekikkan telinga siapa pun yang mendengarnya, meski begitu justru membuat para penghuni SMA Bright Sky bersorak gembira lantaran bisa terbebas dari pembelajaran yang membuat otak mereka seolah meledak.

Ya, bel berakhirnya pembelajaran pun terdengar membuat para guru yang tengah mengajar terpaksa mengakhiri pembelajarannya. Kini murid-murid mulai berberes untuk segera meninggalkan gedung sekolah yang seolah mengekang mereka sedari pagi tadi.

Sama halnya dengan Annabella saat ini. Ia tengah menggeledah lacinya, memasukkan buku-buku pelajaran, serta alat tulis lainnya ke dalam tas. Ia kembali merogoh laci memastikan tak ada barang yang tertinggal.

"Eh, apa ini?" Entah mengapa tangannya menyentuh sebuah benda di sudut laci mejanya, dengan penasaran ia meraihnya. "Loh ada hadiah? Perasaan tadi pagi gak ada di sini, deh."

Sempat bingung Annabella di situ. Ia ingin meletakkan kembali kotak ungu kecil dengan pita abu tua di atasnya itu ke dalam laci, akan tetapi netranya justru terkunci pada sebuah kertas kecil yang teselip di bawah pita.

Karena malas menerka-nerka, ia pun membukanya barang kali ada seseorang salah meletakkan barang tersebut, 'kan? Dan ia tentu bisa mengantarkan ke tujuan yang sebenarnya.

___

To : Bella Rain Senja
"Gw tau lo penasaran. Pakai gelang ini dan lo bakalan tau siapa gw."
-1/4/14-
___

"Lah? Ini buat gue?" monolog Annabella usai membaca potongan kertas dengan tulisan acak-acakan, namun masih bisa ia baca.

Sebenarnya Annabella mengira itu untuk Bella teman sekelasnya, namun mengingat dalam surat tertulis nama "Rain Senja" setelah nama Bella membuatnya mengurungkan diri untuk memberikan barang itu pada Bella. Nama teman sekelasnya ialah Bella Sandra Rafshand bukan Bella Rain Senja.

Nama di surat tersebut justru mengarah padanya hanya saja salah di nama awal. Seharusnya Annabella bukan Bella. Tetapi, ya, sudahlah. Annabella tak peduli lagi. Setidaknya ia tahu barang itu untuknya.

Dengan hati-hati ia membuka hadiah tersebut, sedikit waspada jika isi di dalamnya merupakan teroran seperti hari-hari sebelumnya meskipun sedikit mustahil mengingat isi surat yang sebelumnya ia baca.

"Eh, gelang?" Tangan putihnya meraih bracelet hitam dengan liontin setengah hati bertuliskan kata 'I Love'. "Apa ini gelang couple?"

"Dor!" Sebuah teriakan melengking terdengar tiba-tiba dari belakang Annabella, rupanya Arsy pelakunya. "Wah, apa tuh? Dapat hadiah dari penggemar lagi, nih?"

Memang Annabella kerap mendapat hadiah, namun tak pernah ia kenakan. Tidak. Tentu ia tak membuangnya begitu saja melainkan ia berikan pada anak-anak di panti asuhan. Dari pakaian, makanan, boneka, gelang, kalung, atau semacamnya.

Semua ia berikan pada anak-anak panti asuhan dan tentu diterima dengan senang hati oleh mereka. Hal itulah yang membuatnya dianggap seperti kakak bagi anak-anak panti. Bahkan tak jarang ada yang memanggilnya dengan sebutan 'Bunda'.

Namun Arsy tak tahu bila di antara hadiah-hadiah yang didapat oleh sahabatnya berisi teroran. Siapa lagi jika bukan para fans Aiden yang hingga sekarang masih salah paham terhadap Annabella. Padahal sudah jelas jika Annabella bahkan enggan akan kehadiran Aiden, tetapi lagi dan lagi fans Aiden justru menganggap Annabella hanya mencari perhatian pada Aiden belaka.

My Rival is My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang