Di hari spesial ini justru mendaat hadiah dari semesta. Hadiah berupa luka yang begitu membekas di hati. Tak apa, mungkin agar bisa menjadikanku lebih kuat. Namun, tak apa, 'kan, jika aku menangis?
-🌻My Rival is My Boyfriend🌻-🍀🍀🍀
Annabella terus berjalan menyusuri koridor menuju kelasnya bersama dengan Shenna ditemani dengan beribu candaan tentunya. Sengaja Shenna yang jarang bercanda dengan selain sahabatnya kini justru bagaikan seorang pelawak dadakan agar dapat mengalihkan kesedihan Annabella. Tak tahu saja bila dirinyalah yang akan menjadi sumber kesedihan Annabella nantinya.
Keduanya terus melangkah menuju kelas 10 MIPA 3 di mana tampak Raffine beserta kawanannya tampak berbaring di depan pintu kelas. Mereka tampak berbaring rapi layaknya buaya yang tengah berjemur.
Langkah Annabella dan Shenna pun terhenti kala suara bariton khas Raffine terdengar menyapa indera pendengaran kedua sang gadis. Tangan kiri Shenna yang menggenggam tangan Annabella pun tampak semakin erat hingga sang empunya tangan sedikit meringis karenanya.
Annabella lantas mencoba lepas dari genggaman tangan Shenna yang kini tampak begitu gugup, Annabella lantas meletakkan tangan kanannya di bahu mungil Shenna memberikan ketenangan pada sang empu.
Annabella tersenyum begitu tulusnya tanpa menyadari ada yang terpikat oleh senyumnya yang semanis gula. Annabella lantas berbisik, "Shenna, deketin Raffine gih! Kayaknya bakalan ada pasangan baru, nih! Good luck, Shenn. Semangat, oke? Gue tunggu di sana." Annabella menunjuk dengan manik matanya ke arah teras kelas keduanya yang hanya terletak di samping kelas Raffine.
Annabella duduk bersandar seraya terus menatap sang pujaan hati bersama dengan gadis lain. Tampak wajah Raffine dan Shenna bersemu merah menandakan gurat malu di sana. Lagi dan lagi Annabella hanya mampu mengembuskan napas panjang menahan gejolak menyakitkan di dalam relung hatinya.
"Sesakit ini kah untuk jatuh cinta? Selalu saja terluka, terluka, dan terluka," gumam Annabella.
Annabella pun masih terus menyaksikan momen membahagiakan bagi Raffine dan Shenna. Tampak Raffine berlutut di hadapan Shenna seraya menyodorkan sebuket mawar merah muda kesukaan Shenna tentunya. Jangan lupakan beberapa cokelat yang turut menghiasi buket mawar yang masih tersodor di hadapan Shenna.
"Shenn, gue-eh, maksudku aku akui aku bukanlah cowok romantis kayak yang ada di novel-novel atau drama orang luar yang suka kamu tonton itu. Aku cuma cowok kelewat ganteng yang bodoh dalam hal romantis, tapi satu hal yang pasti. Cintaku tulus adanya dan itu cuma buat kamu, Shenn." Raffine menjeda ucapannya sejenak menarik napas panjangnya sesekali terkekeh menatap wajah Shenna yang memerah malu. "Shenn, aku udah lama sayang sama kamu, aku udah lama cinta sama kamu, cuma kamu yang terus lari-larian di kepalaku. Hmm, apa kamu mau jadi pacarku?"
Tampak tercetak gurat malu di wajah cantik Shenna, tangan lentiknya meraih sebuket mawar merah muda kemudian memeluk Raffine menyembunyikan wajah malunya di ceruk leher sang kekasih. Tentulah disambut hangat oleh Raffine.
Terdengar gemuruh tepuk tangan serta sorakan dari komplotan Raffine yang masih asyik rebahan di depan pintu seolah tengah menyaksikan drama cinta. Tampak mereka begitu bahagia di hari itu bahkan Raffine semakin mengeratkan pelukannya, jangan lupakan kecupan hangat yang Shenna dapat di keningnya.
Lain hal dengan Annabella, ia tampak ikut bertepuk tangan tak kalah meriah dengan komplotan Raffine disusul pula dengan tawa yang merekah di wajahnya. Namun, siapa sangka nyatanya tawa yang ia tunjukkan hanyalah kepalsuan semata. Nyatanya dirinya justru meraung menangis di dalam relung hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Rival is My Boyfriend
Teen Fiction🌻WELCOME TO MY FOURTH STORY^^ 🌻Don't forget for vote and comment, Guys! 🌻If you like my story please follow me! Thank you! 🌻Semoga betah, HAPPY READING YAW! 🥀🥀🥀 Bagaimana jadinya jika rival-mu menyatakan cinta dan terus mengejar dirimu padaha...