Senyummu, cara pandangmu, tutur katamu seolah menjadikan diriku sebagai tokoh utama dalam kisahmu, namun kenyataannya diri ini tak lain hanyalah seorang tokoh figuran dalam kisahmu
-🌻My Rival is My Boyfriend🌻-
🍀🍀🍀
Angin berembus lembut membawa udara sejuk di siang hari itu. Tampak seorang gadis duduk seorang diri di teras kelas yang menyuguhkan komplotan laki-laki di kelas sebelah. Tampak seorang lelaki duduk dengan kaki diangkat satu bak tengah makan di warteg dikelilingi oleh beberapa anak lelaki pula yang merupakan teman sekelasnya.
Dengan setia sang gadis terus mencuri pandangannya ke arah lelaki dengan rambut sedikit keriting juga manik mata cokelat muda yang menjadi candu tersendiri bagi sang gadis. Annabella berkali-kali mencuri pandangannya pada sang crush dan berkali-kali pula dirinya terciduk oleh salah satu teman doinya yang sebut saja namanya Regal. Regal terus memergoki Annabella dan menciptakan seulas senyum di bibir merah muda milik Regal yang entah apa arti di balik senyuman tersebut.
Dengan tenangnya Annabella berpura-pura termenung ke arah pohon kecil yang berada tak jauh dari posisi mereka duduk jadilah dirinya tidak terlalu dicurigai oleh sang crush yang panggil saja namanya Raffine.
Cowok berkulit putih dengan tubuh sedikit kurang kalsium jika dibandingkan dengan laki-laki lainnya, jika dengan perempuan tentu hasilnya sama saja, sih. Anggap saja siswa lainnya terlalu tinggi jadilah Raffine terlihat pendek.
Annabella kembali mencuri pandangannya pada Raffine, namun pandangannya justru terkunci pada cowok yang duduk selisih dua siswa dari posisi Raffine. Cowok itu terus menatap Annabella dengan pandangan yang sama sekali tidak bisa Annabella mengerti. Bahkan cowok berkornea cokelat terang, kulit putih bak orang Korea, ditambah tubuhnya tinggi bagaikan tiang listrik tampak mengangguk kecil seolah tengah mengetahui sebuah kebenaran.
Ah, lama-lama Annabella merasa risi sendiri bila terus-terusan berada di sana. Tatapan tajam yang ia dapat dari Regal ditambah tatapan yang sulit dimengerti dari cowok bak blasteran Korea tadi membuat Annabella seolah mati gila di sana. Dengan perasaan tak rela Annabella pun memutuskan untuk kembali ke kelasnya, namun ia menyempatkan waktu sedikit menatap ke arah Raffine yang rupanya tersenyum ke arahnya.
Tentulah Annabella membalas senyuman manis Raffine, namun lagi-lagi dirinya justru dibuat salah fokus pada si cowok bak blasteran Korea yang kini menyunggingkan senyum sinis pada Annabella. Tak ingin pusing, Annabella pun acuh dan berlalu kembali ke kelasnya melampiaskan rasa bahagianya pada Arsy di bangku kelasnya.
Pandangan si cowok bak blasteran Korea itu masih tertuju tepat pada posisi terakhir Annabella berdiri. Senyum sinisnya perlahan menyusut digantikan wajah datar yang memang biasa terpajang di wajah tampannya meski tak setampan Bapaknya Yeontan.
"Lo bisa senyum semanis itu sekarang, tapi tanpa lo sadari senyuman itu akan jadi senyuman tulus terakhir lo karena sebentar lagi hati lo akan hancur," gumam si cowok tiang listrik.
🌻
"Arsy! Lo tahu gue ketemu siapa tadi?" Wajah Annabella tampak berseri, melihat itu Arsy pun turut bahagia.
Ya, meskipun entah mengapa perasaan Arsy terasa tak enak menatap wajah berseri sahabat di hadapannya seolah akan terjadi sesuatu yang menimpa Annabella.
"Arsy! Gue ngomong sama lo, hei! Kenapa lo malah bengongin wajah gue, sih? Iya, gue tahu kalau gue cantik tapi jangan gitu juga, dong! Risih tahu dilihatin kayak gitu, mata lo udah besar kalau natap kayak gitu udah berasa mau copot." Annabella memasang wajah seolah tengah ketakutan, ya, walaupun dirinya memang sedikit ngeri lantaran mata Arsy begitu besar dibandingkan gadis pada umumnya sehingga jika dirinya termenung seolah matanya hendak mencuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Rival is My Boyfriend
Teen Fiction🌻WELCOME TO MY FOURTH STORY^^ 🌻Don't forget for vote and comment, Guys! 🌻If you like my story please follow me! Thank you! 🌻Semoga betah, HAPPY READING YAW! 🥀🥀🥀 Bagaimana jadinya jika rival-mu menyatakan cinta dan terus mengejar dirimu padaha...