Salahkah diri ini menyukai fiksi? Nyatanya dunia fiksi mampu menguatkan diri ini 'tuk menghadapi kejamnya dunia nyata walaupun sekaligus menenggelamkan jiwa ini dalam lubang kenyamanan
-🌻My Rival is My Boyfriend🌻-
🍀🍀🍀
Hujan turun tak terlalu deras, menambah kesan sejuk di hari itu menyambut datangnya akhir pekan. Sungguh suasana yang amat mendukung jiwa-jiwa malas gerak, seperti Annabella contohnya.
Gadis yang kini masih bergulung manja dalam gulungan selimut tebal bergambar tokoh-tokoh Disney secantik dirinya. Mata cantiknya terasa enggan untuk terbuka walaupun hanya sedikit saja.
Salahkan dirinya yang justru begadang membaca Wattpad yang janjinya hanya satu jam baca justru semakin ketagihan hingga ia baru menghentikan aktivitas halunya ketika azan Subuh berkumandang.
Aku belum mandi tak tung tang ... tak tung tang ....
Tapi masih cantik juga tak tung tang ... tak tung tang ....Apalagi kalau sudah mandi tak tung tang ....
Pasti cantik sekali ....Aku belum mandi tak tung tang ... tak tung tang ....
Tapi masih can-Terdengar sebuah dering ponsel milik Annabella yang tergeletak tak berdaya di atas meja putih tepat tak jauh dari ranjang sang gadis, namun tak pula menggoyahkan rasa malas dalam dirinya. Justru dirinya semakin terlelap di alam mimpi, entah apa yang membuatnya begitu nyaman dalam mimpinya.
"ANNABELLA RAIN SENJA! BANGUN, SAYANG! INI UDAH JAM DUA BELAS SIANG! JANGAN KEBIASAAN BANGUN SIANG, NANTI SUAMI KAMU BREWOKAN LOH, TERUS NANTI DICULIK OM-OM PEDO TAHU RASA KAMU!" teriak Mama Diana, Mama Annabella dari bawah sana.
"Kalau suami bewokan kayak Bapaknya Yeontan, sih, gak pa-pa kali, ya?" kekehnya masih seraya mengumpulkan nyawa, bahkan matanya saja masih setengah terpejam akan tetapi kehaluannya sudah bangun lebih dulu. "Kalau yang nyulik om-om kayak Bapaknya Bam atau gak kayak Bapaknya si RJ juga gak pa-pa, gue rela kok diculik. Malah berserah diri gue."
Mendengar teriakan surga dari sang Mama, Annabella lantas membuka paksa manik netra cokelat tua khas orang Indonesia. Ia beranjak melipat selimut kesayangan serta berjalan malas menuruni anak tangga. Tampak di dapur sang Mama tengah menggoreng tahu tuna kesukaannya, manik mata yang semula sedikit terpejam kini terbuka dengan binar di sana. Ia bergegas ke kamar mandi yang berada tak jauh dari dapur.
"Sekali putaran, setengah putaran, bersihkan sel kulit mati dan kotoran. Putar-putar di wajah ... bilas, multivitamin!" Dengan setengah semangat Annabella mendendangkan lagu iklan sabun wajah yang biasa ia tonton di televisi.
Tak lupa ia pun menggosok gigi agar terbebas dari bau jigong. "Bulat ... bulat ... bulat ... bulat ... bulat ... bulat ... bulat ... bulat ... bulat ... bulat," lirihnya meniru kartun Upin dan Ipin ketika menggosok gigi.
Ya, itulah Annabella. Gadis berusia genap enam belas tahun yang begitu demen dengan kartun dibandingkan tontonan lain. Bahkan ia lebih suka bermain boneka, koleksi barbie, bermain masak-masakan, atau apa pun yang dimainkan oleh anak-anak kecil. Berbeda dengan saudara-saudara lainnya yang asyik bersolek atau berjalan-jalan ke mal dengan kawan-kawan seusianya.
Annabella cenderung menjadi anak lebih tertutup dibandingkan saudara-saudara lainnya, ia hanya keluar kala ia ada keperluan saja atau mungkin hanya bermain dengan sahabat bobrok serta beberapa teman dekat saja.
"Bangun pagi, gosok gigi, cuci muka, gak mandi. Ganti baju, minum susu, indahnya liburanku." Annabella pun kembali bernyanyi melantunkan lagu dalam kartun Boboiboy tentu dengan lirik yang sedikit ia ubah. "Boboiboy! Ah, jadi kangen sama Fang! Ah, gantengnya pacar gue!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Rival is My Boyfriend
Teen Fiction🌻WELCOME TO MY FOURTH STORY^^ 🌻Don't forget for vote and comment, Guys! 🌻If you like my story please follow me! Thank you! 🌻Semoga betah, HAPPY READING YAW! 🥀🥀🥀 Bagaimana jadinya jika rival-mu menyatakan cinta dan terus mengejar dirimu padaha...