Tidak bisakah memotivasi dengan cara lain selain dengan cara membandingkan? Tidak semua orang memiliki mental yang kuat. Tidak semua orang dapat termotivasi dengan cara dibandingkan. Tolong mengertilah, karena seringkali rasa semangat yang ada dalam hati lenyap karena hal tersebut
-🌻My Rival is My Boyfriend🌻-🍀🍀🍀
"AIDEN!?" pekik Annabella melempar sepatunya ke arah Aiden yang tengah rebahan di sofa rooftop.
Aiden tersentak kaget juga sedikit sakit akibat lemparan sepatu Annabella mendarat pada perut sixpack miliknya. Ia berdiri menghampiri Annabella, memasang wajah datar, menaikkan satu alisnya seolah bertanya, "ada apa?"
"Gak usah pura-pura gak tahu! Lo, 'kan, yang chat Mama gue dan kasih tahu penyakit gue yang selama ini gue sembunyiin, hah!? Mau lo apa sebenarnya!?" murka Annabella mendorong Aiden dengan dua tangannya.
"Kalau iya kenapa? Dan kalau bukan juga kenapa?" tantang Aiden. "Lo bahkan gak punya bukti apa pun. Gue bisa laporin lo ke kepala sekolah karena ini."
"Bodoamat! Gue gak peduli lagi sama ancaman lo. Lagipula siapa lagi kalau bukan lo, hah!? Cuma lo yang tahu tentang penyakit gue!" Annabella mendorong kembali tubuh Aiden, namun tubuh Aiden tak bergerak barang seinci pun. "Dan entah lo tahu dari mana."
"Udah gue bilang kalau lo itu lemah. Lo dorong gue aja gak mampu. Itukah namanya kuat, hm?" Aiden mendekatkan wajahnya pada Annabella menyeringai tepat di hadapan sang gadis. Ah, jangan lupakan tatapan merendahkan yang senantiasa ia pasang.
"Gue gak selemah apa yang lo pikirin, Aiden! Lo gak tahu seluk-beluk kehidupan gue. Lo gak tahu sesakit apa hati gue, lo gak tahu gimana perasaan gue saat Mama gue lebih percaya sama orang asing, lo juga gak tahu perasaan gue nahan semua rasa yang gue rasain. Gue capek, Aiden! Gue capek!" raung Annabella memukul-mukul dada bidang Aiden seolah meluapkan perasaannya.
Keceplosan, hm? kekeh Aiden dalam hatinya.
Kini ia jatuh terduduk seraya menangis, tak peduli akan fakta cowok di hadapannya ialah seorang rival. Ia tak peduli lagi jika Aiden akan terus mengejeknya atau bahkan semakin menjadi-jadi. Rasa letihnya begitu mendominasi, rasa sakitnya seakan menggerogoti relung hatinya.
Aiden menarik seulas senyum. Senyum yang entah apa artinya. Ia melipat tangan di depan dada, menatap datar pada Annabella yang masih menangis tanpa suara. "Terus apa peduli gua? Lo pikir gua peduli sama masalah lo? Gak akan pernah. Lagipula percuma lo nangis kayak gini, gak akan ada yang benar-benar peduli sama lo. Hei, Boneka Annabelle, kalau lo ada masalah tuh dilawan dan lo selesaiin bukan ditangisin. Lo pikir itu mayat, pakai ditangisin segala? Dan apa lo tahu? Air mata lo itu justru sia-sia, gak ada gunanya. Buang-buang air mata doang. Daripada lo cuma nangis kayak gitu mending gunain otak dangkal lo buat nyari penyelesaian masalah. Itu pun kalau otak lo emang masih waras."
"Tentang penyakit lo, memang sepantasnya keluarga lo tahu terutama Mama lo. Gua justru bersyukur ada yang kasih tahu Mama lo. Lo pikir mama lo bakalan baik-baik aja kalau tahu anaknya sakit-sakitan tanpa dia tahu? Lo pikir Mama lo gak nyalahin dirinya sendiri karena anaknya sendiri bahkan gak percaya sama orang tuanya? Penyakit lo bukan penyakit ringan, itu serius. Lo mau orang tua lo kehilangan lo dan diselimuti penyesalan karena gak tahu apa-apa tentang anaknya sendiri selama ini? Gitu? Kalau menurut lo, lo takut ngerepotin orang tua lo itu salah. Gak ada orang tua yang ngerasa kerepotan sama anaknya sendiri. Ya, kecuali kalau orang tua lo bodoh," imbuh Aiden ber-smirk.
Karena memang dalam suasana hati yang buruk, Annabella justru hanya berfokus pada kalimat terakhir yang diucapkan oleh Aiden. Tentu, emosi Annabella semakin meledak merasa orang tuanya dihina oleh cowok di hadapannya. Terlebih seringaian yang terbit di wajah Aiden, andaikan bisa ingin rasanya memukul bibir Aiden.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Rival is My Boyfriend
Teen Fiction🌻WELCOME TO MY FOURTH STORY^^ 🌻Don't forget for vote and comment, Guys! 🌻If you like my story please follow me! Thank you! 🌻Semoga betah, HAPPY READING YAW! 🥀🥀🥀 Bagaimana jadinya jika rival-mu menyatakan cinta dan terus mengejar dirimu padaha...