Happy Reading🖤
_
_
_
_"Kalian?" Ucap Shani
Chika turun dari ranjang lalu berdiri di samping ranjang Ar,tangannya terasa dingin bahkan keringatnya mulai terlihat di dahinya takut apa respon ke dua orang tua Ara.
Ara bangun dari tidurnya dan duduk.
"Ini yang mau Ara omongin sama Ayah sama Bunda maaf baru bisa ngomong sekarang, ini tujuan Ara pulang ke rumah dan minta izin sama Ayah sama Bunda buat ganti semua identitas Ara, karena Ara udah tau jati diri Ara sekarang seiring berjalannya waktu disana Ara mulai nyaman sama Kak Chika, dan dia satu-satunya orang yang bikin Ara yakin kalo ini adalah jati diri Ara maaf Yah Bun" Ucap Ara menunduk
"Tapi seandainya Mas Arkan ga gini dan bisa bahagiain Kak Chika dan kak Chika juga bahagia, Ara ga mungkin berani ambil keputusan buat deketin Kak Chika" Sambung Ara
"Kamu yakin sama perasaan kamu ini? Kamu yakin ini bukan rasa simpati? Karena Mas kamu nyakitin Chika dan kamu merasa kamu yang harus bertanggung jawab?" Tanya Cio
"Ara yakin Yah Bun, Ara udah mastiin perasaan Ara ga main-main" Ucap Ara yakin
"Chika" Ucap Shani
"I-iya Bun?" Jawab Chika gugup
"Kenapa kamu bisa yakin sama Ara? Padahal kamu baru aja cerai sama Arkan apa secepet itu perasaan kamu hilang sama Arkan? Apa secepat itu kamu membolak balikan hati kamu?" Tanya Shani
"M-maaf Bun Yah, Chika ga tau perasaan Chika yang pastinya Chika bahagia sama Ara" Jawab Chika gugup
"Hmm berarti kamu dulu ga bahagia sama Arkan?" Tanya Shani
"Bun" Ucap Ara karena pertanyaan Shani
"Chika bahagia sama Mas Arkan Bun, bahkan Chika nyaman sama dia tapi di saat sama Mas Arkan Chika ga ngerasain ada debaran seperti saat sama Ara, karena Chika dulu deket sama Mas Aran cuman sebatas sahabat tapi karena Papi ngira Chika ada hubungan sama Mas Arkan dan Mas Arkan baik dimata Chika dan Papi jadi Papi saranin kita nikah, menurut Chika awalnya kenapa ga mungkin seiring berjalannya waktu Chika sama Mas Arkan saling Cinta tapi ternyata Chika salah" Ucap Chika menunduk
"Maaf Bun Yah" Sambung Chika
Ara langsung meraih tangan kanan Chika lalu ia tautan dengan tangan kirinya mengelus lembut punggung tangan Chika.
Shani dan Cio menganggukkan kepalanya mendengar jawaban Chika dan saling melempar pandangan.
Sebenarnya Shani dan Cio tidak masalah dengan keputusan anak-anak nya mereka yakin itu semua sudah di takdirkan oleh Tuhan, bahkan Shani sudah sangat sayang sekali dengan Chika ia ingin mempunyai anak perempuan dari dulu, apalagi Chika juga sering menelfonnya karena Chika sudah menganggap Shani Bunda kandungnya karena dari Shani ia dapat merasakan kasih sayang seorang Ibu.
"Serius banget kalian padahal Bunda sama Ayah cuman nanya doang" Ucap Shani
Helaan nafas lega keluar dari mulut Ara dan Chika mendengar ucapan Shani.
"Jadi?"
"Iya Bunda sama Ayah setuju sayang apapun keputusan kalian" Ucap Shani tersenyum
KAMU SEDANG MEMBACA
BAHAYA (Chikara)
RomanceWarning!! Zona 1821. Apakah Cinta sesulit ini? Aku sama sekali tidak menginginkan perasaan ini tumbuh. Perasaan yang sangat sulit aku artikan apakah ini hanya rasa kagum atau benar-benar Cinta. Ntahlah.. Semakin aku dekat dengannya BAHAYA aku makin...