Layla melihat sekeliling ruangan dengan rasa ingin tahu, melangkah dengan pelan setelah dia menutup pintu di belakang punggungnya. Di dalam studio ada sofa yang terlihat masih baru, mungkin belum ada yang pernah mendudukinya. dia dapat mencium aroma kulit sintetis itu menusuk indranya.
Tubuhnya lalu bergerak mendekati soundboard di atas meja membuatnya kini menyentuh beberapa tombol itu tanpa menekannya dengan kuat
"Ini terlihat mahal" dia terkagum-kagum sesekali melihat lebih dekat untuk membaca tulisan pada setiap tombolnya. Matanya memutar, menoleh ke sisi kanan untuk melihat ruang rekaman yang dilapisi dinding kaca tembus pandang sehingga dia dapat melihat isinya dengan jelas
"Rasanya sudah lama sekali" Gumamnya sambil mengores permukaan kaca dengan jari telunjuknya. Meninggalkan bekas halus dari sidik jarinya yang munyil. Untuk sesaat dia mengenak masa-masa saat dia bernyanyi di Lebel lamanya.
Dia mundur selangkah saat menyadari bayangan tinggi memantul pada permukaan cermin itu. Pupilnya mengecil saat merasakan sebuah nafas melewati kupingnya dengan samar-samar.
"Layla.."
"Kyaa!" Dia berteriak kaget. Suara bisikan itu sangat halus untuk di dengar membuatnya seketika merinding ketakutan.
"Su..sunbaenim ?"
Pria itu adalah Jungkook. Dia meraih lengannya yang melayang saat tubuh Layla kehilangan keseimbangan membuatnya kini mendongak saat wajahnya begitu dekat.
"Apa aku mengagetkanmu ?" Dia lalu melepas genggamannya
"Ti-tidak sunbaenim..um"
"Aku sudah memanggil namamu beberapa kali, tapi sepertinya kau sedang melamun"
"Ma-maaf! aku tidak mendengarmu" Dia membungkuk beberapa kali seperti robot yang bertenanga.
"Tidak apa-apa hahaha"
Layla yang masih mematung di depan dadanya. Membuatnya beberapa kali menelan ludah saat memindahkan matanya naik dan turun. Jungkook melangkah mundur lalu duduk di atas sofa.
"Sepertinya Suga hyung akan terlambat, dia pergi ke studionya sebentar untuk mengambil beberapa barang"
"Ah begitu ?"
"Duduklah"
Gadis itu memeriksa sekeliling. Dia menyadari hanya ada dua tempat yang bisa dia duduki. Pertama kursi produser di depan meja soundboard dan kedua sisi kosong pada sofa yang sedang Jungkook duduki saat itu. Apakah sopan duduk di sebelah bintang besar yang jauh dipuncak karirnya ?
Dia mengigit bibirnya seraya berpikir dengan keras. Semakin dia bimbang dia malah semakin mengeraskan giginya membuat daging lembut itu terluka. Dia merasakan rasa darah di lidahnya.
"Ya, bibirmu berdarah" Jungkook bangkit dari sofa seraya mengulurkan tangannya kebawah dagu gadis itu.
"Hm? Oh.. maaf aku tidak sadar" Dengan cepat dia menutup bibirnya dengan telapak tangan seraya menahan rasa malu. "Ini tidak apa-apa sunbaenim, nanti akan berhenti"
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, you can hold my hand | JUNGKOOK Vers. [End + Revisi]
Romance[REVISI] [COMPLETE]✓ "Aku tidak bisa mengendalikan tubuhku" Jungkook mengerang di tengah-tengah ciuman mereka. "Aku tidak bisa. Setiap kali aku melihatmu bersama pria lain selain diriku, aku tidak bisa menahan diriku untuk tidak menandaimu sebagai m...