Yes, you can hold my hand | JUNGKOOK Vers. [End + Revisi]

6. How Was I To Know

Layla bergetar, saat bibirnya bolak-balik di jamah oleh pria itu. Sangat panas dan lembut. Dan melalui sudut mata yang terbuka Layla melihanya turun untuk mengigit lehernya. Seperti serigala yang sangat kelaparan.

"Aku tidak bisa menahan diriku untuk menolak"

Gumam Layla dalam bayang-bayang gelapnya. Pikirannya menjadi semakin kacau saat pria itu kembali naik mendorong kuat lidahnya jauh masuk ke dalam, berputar mengeilingi setiap gigi dan mengait satu sama lain.

"Buka mulutmu lebih lebar" Pria itu mendesah.

"Ngh.. aku ti-tidak bisa bernafas"

Semakin lidah basahnya bermain-main disana, semakin Layla kehilangan kesadarannya. Mungkin karena tubuhnya tidak bisa lagi menoleransi efek samping alkohol. Dia tersungkur dan jatuh dalam pelukannya.

"Kau pingsan?"

Pria itu menopang tubuhnya. Setelah dia mendapati tubuh Layla sudah tidur seperti boneka mati, dia menyeringai.

"Bukankah tidak sopan, meninggalkan aku dalam gairah seperti ini ?"

Setelah mengendongnya, dia membawa Layla pergi menuju mobil. Nafas pria itu masih terengah-engah, seolah-olah dia masih belum puas dengan pestanya.

Rrrrrr ~

Getaran ponsel yang berasal dari tas Layla membuat pria itu mengambil tindakan dewasa. Dia merogoh isi di dalamnya dan menjawabnya.

__________

"Yeoboseyo.."

"Siapa ini ?"

__________

Pria ini menoleh ke samping memandangi Layla yang tampak tertidur secara natural dengan seatbelt yang telah terpasang di tubuhnya.

__________

"...Jeon Jungkook"

"Ah, Apa yang terjadi ? Dimana Layla, Jungkook-ah?"

"Ini manager Sun ?"

"Iya, Layla bersamamu ?"

"Aku baru saja mengantarnya pulang noona. Aku juga baru sadar ponselnya tertinggal di mobilku"

"Oh benarkah ? Kalau begitu aku tidak perlu menjemputnya lagi"

"Ya. Aku akan mengembalikan ponselnya besok di kantor"

"Baiklah, maaf telah merepotkanmu Jungkook-ah"

__________

Jungkook mematikan ponselnya setelah menghela nafas. Dia kemudia kembali menoleh kearah Layla dengan tatapan berbinar. Menarik dan memainkan helai rambut gadis itu seraya bergumam.

"Kau berbahaya Layla"

*

Sesuatu meremuk kepalanya. Layla dengan pelan membuka matanya yang berat. Cahaya matahari yang menembus jendela serta lampu pada silling ruangan yang belum padam menyakiti penglihatannya.