34. Everlasting Ego

1.6K 79 0
                                    

Keesokan paginya, Layla mengerutkan keningnya saat Jungkook mengelus puncak kepalanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keesokan paginya, Layla mengerutkan keningnya saat Jungkook mengelus puncak kepalanya. Ada berbagai nyeri di mana dia bisa rasakan saat bangun dari tidurnya.

"Sayang, ini sudah siang... bangun"

"Hng..."

Layla menggeliat kaku, pinggulnya seperti telah memikul beban berat sehingga dia tidak dapat duduk tegak di atas tempat tidur.

"Kau harus bangun, manager Sun menelfon sejak tadi"

"Ugh.. tubuhku sakit.. aku tidak dapat bergerak" Dia berbicara dengan cemberut. "Kau bisa berdiri ?"

Jungkook memiringkan kepalanya lalu duduk di sisinnya. Layla membuka matanya dengan sempurna seolah dia benar-benar mampu untuk bangun kemudian meraih selimut di dadanya.

"Ba-bagaimana kau bisa terlihat sangat bersamangat ?"

"Entahlah, Bagian mana yang sakit ?"

"Seluruhnya" Layla menatapnya dengan tidak senang lalu menghela nafas "Uh.. pegal sekali"

Jungkook memeluk tubuhnya dengan hati-hati lalu mencium rambutnya yang tergerai indah di bahu telanjangnya. Layla merasa sedikit menyesal telah membentaknya dan diam-diam mencium aroma maskulin melalui dada bidangnya. Sepertinya dia baru saja selesai mandi. Gadis itu mengendusnya seperti anak anjing yang mengibaskan ekornya di udara.

"Maafkan aku" Jungkook berbisik. 

"Mm.."

"Ah, kau sangat cantik"

Wajah Layla memerah dengan cepat. Dia memukul pelan bahu Jungkook seraya bangkit untuk membilas tubuhnya. 

"Aku mau mandi.."

"Haruskah aku membantumu ?"

"Ti-tidak.. segera pakai bajumu"

Jungkook tersenyum tipis saat Layla menutup pintu di belakangnya. Setelah dia selesai membilas tubuhnya hingga bersih, dia mengenakan oversized turtle neck sweater hitam dan baggy jeans . Jangan melupakan bekas memar itu tercat indah di kulit Layla, entah bagaimana Jungkook melakukannya tapi dia kaget saat melihatnya di pantulan cermin.

Saat dia sibuk membereskan peralatan musiknya di atas meja, Jungkook yang berada di dapur, masuk mendekatinya dengan secangkir kopi yang mengepul.

"Minumlah"

"Terima kasih"

Layla tersenyum dan menyesap rasa pahit dan manis dilidahnya. Aromanya menyegarkan, seperti membantu mengusir rasa lelah dan kantuk sebelumnya. Dia meminumnya dengan hati-hati sambil membereskan peralatannya ke dalam tas. 

"Ayo berangkat bersama"

"Ti-tidak apa-apa ? Eonni bisa mengantarku nanti, aku tau kau sedang terburu-buru"

Yes, you can hold my hand | JUNGKOOK Vers. [End + Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang