Layla perlahan membuka matanya setelah dia berhasil menarik nafas di luar himpitan. Seluruh tubuhnya dingin dan kejang-kejang, tentu saja untuk saat ini dia terlihat mengerikan, bahkan setelah dia berhasil di keluarkan, dia bisa merasakan rasa logam di atas lidahnya.
"Dia kehilangan banyak darah, panggil bantuan !"
"Tolong tekan daerah ini untuk menghentikam pendarahannya"
Suara-suara itu secara samar menggema dari sudut ke sudut. Dia berjuang mati-matian menahan kesadarannya saat pandangannya setengah memudar. Jika menutup mata, dia takut dia tidak akan bisa kembali bangun.
Layla melihat wajah-wajah asing yang gelap. Dia ingin tanya, seperti apa dirinya sekarang sampai mereka berteriak histeris seperti itu kepadanya.
"Ambulan datang, cepat tolong dia!"
Gadis itu hanya mengedipkan matanya yang setengah terbuka sambil melihat langit dan cahaya lampu ambulan yang menyuar. Tidak ada satu anggota tubuh manapun yang bisa dia gerakkan, semuanya seolah kebas dan mati rasa.
Apa yang terjadi ?
Layla ingin sekali membuka mulutnya dan mengatakan kepada mereka kalau dia baik-baik saja, tetapi setelah dia berusaha untuk berbicara, tubuhnya di angkat naik ke dalam ambulan dan dibawa pergi ke sesuatu tempat.
Pandangannya semakin memudar, terlintas dalam benaknya seharusnya dia lebih baik kehilangan kesadarannya dari pada hanya bisa memperhatikan. Kini dia di tempatkan di bawah cahaya lampu yang menyilaukan, beberapa orang yang menggunakan masker dan jubah putih mempersiapkan perlengkapan medis di sisi ranjangnya. Gadis itu sedikit bisa mengeluarkan desahannya namun sebelum dia benar-benar mengeluarkan suaranya, salah satu perawat berbisik kepadanya.
"Kau akan baik-baik saja, mengerti ? Jangan takut"
Layla melemaskan rahangnya setelah sesuatu yang runcing menusuk permukaan kulitnya. Dia merasakan kantuk berat dan pusing di saat yang bersamaan. Setelah penglihatannya mulai berkabut, gadis itu melepaskan pegangan kesadarannya yang sejak tadi dia pertahankan.
*
Terdengar sebuah tangisan sedih bergema di ruang rawat. Layla tidak membuka matanya karena di satu sisi dia juga belum sadar setelah operasinya. Beberapa staff dan orang-orang terdekat sudah ada disana, termasuk Jungkook yang kini duduk di sisi tempat tidurnya. Dia meredam tangisannya karena dia sudah terisak cukup lama hingga berjam-jam.
"Ley.."
Jungkook bolak-balik memanggilnya dengan nada serendah mungkin untuk membangunkannya. Tapi tetap saja dia terabaikan olehnya. Tangannya mengelus rambut Layla yang kusut secara perlahan, dia begitu depresi sehingga dia ingin sekali berteriak untuk melepaskan kekesalannya. Mengapa dia tidak tau gadis itu pergi secara diam-diam, kemana dia akan pergi, dan mengapa semua tidak ada yang mengetahuinya ?
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, you can hold my hand | JUNGKOOK Vers. [End + Revisi]
Romance[REVISI] [COMPLETE]✓ "Aku tidak bisa mengendalikan tubuhku" Jungkook mengerang di tengah-tengah ciuman mereka. "Aku tidak bisa. Setiap kali aku melihatmu bersama pria lain selain diriku, aku tidak bisa menahan diriku untuk tidak menandaimu sebagai m...