Prolog

1.2K 124 4
                                    























Mata berwarna hitam pekat dengan kebaya yang membungkus tubuh kecilnya, kain batik dan rambut kecoklatan alami yang di cepol dengan rapih seolah telah di persiapkan selama berhari-hari, bibir kemerahan dengan sedikit pewarna di atas kedua pipi mulus bak porselen. Itulah kiranya ungkapan yang cocok untuk seorang mojang yang tengah mempertontonkan parasnya di depan sebuah keluarga bangsawan Belanda yang telah membelinya.

Jangan salah menerka, perempuan itu bukanlah seorang Gundik dari sebuah keluarga miskin yang serba berkekurangan, ia hidup bergelimang harta dan tercukupi sebagai seorang rakyat pribumi. Mengenyam pendidikan di sekolah ternama HBS yang artinya ia memiliki kepintaran dan kemampuan setara dengan para rakyat Netherland yang tidak dapat membuat sosoknya dapat di rendahkan sembarang orang.

Tetapi tidak berlaku ketika ia harus berhadapan dengan suatu hal yang lebih tinggi dari tahta, harta dan tingkat intelektual seseorang, yaitu pembalasan budi setelah ia mendapatkan segalanya.






Atikah Galuh Van Gils, terpaksa harus bertekuk lutut dengan kepala menunduk paksa di hadapan seorang londo umur pertengahan tiga puluhan yang membawa ancaman di kedua tangannya. Mata tajam menatap, tangan besar mengusap pipi mulusnya dan bibir dengan seutas senyum merendahkan.


"Pech Gehad, bagaimana kau bisa menjadi bagian dari rakyat jelata, sedangkan kulitmu seputih susu dan rambutmu sekuning tembaga," Ucapnya sarkastis sembari menatap tak suka kepada sosok di depannya.


Sedangkan sang puan membalas tak kalah nyalang bak api tersiram minyak, tak mau kalah tak mau mengalah, tanpa rasa takut kepalanya tetap menengadah.


"Kau ... " Sang lelaki mencengkeram erat dagu Atikah tanpa belas kasih, "kau rakyat Netherland atau Inlander?" Tanyanya penuh penekanan, tak ingin mendengar jawaban selain jawaban yang harusnya ia dengar.


Sang puan berdecih, matanya semakin tajam sebelum berucap lantang, "aku akan tetap menjadi rakyat Negeri ku, aku akan tetap menjadi Pribumi yang akan ikut andil mengusir kalian dari tanah kami! Kau dan para anjing-anjingmu harus segera angkat kaki dari negeriku!!"


Plakkk ...



Tanpa segan tangan lelaki itu menamparnya meninggalkan bekas kemerahan yang kentara di sela kulit putihnya.

"Zet hem in de kamer!!" Teriak sang tuan dengan lantang membuat jongos-jongos yang sedari tadi menyaksikan menyeret paksa Atikah menuju sebuah kamar yang memang telah di perkhususkan untuk gadis campuran itu.







































Tbc ...

Kalo rame bisa di lanjut :)

Pribumi [Jaedy]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang