28 : Van Gils

499 66 11
                                    























Usia 18 tahun untuk pertama kalinya dalam hidup seorang remaja melihat sesuatu yang membuatnya begitu terpesona, entah mengapa seindah apapun negara tempatnya menetap ia tak pernah melihat sesuatu yang begitu menakjubkan mata melihat bagaimana banyak orang tersenyum bahkan kepada orang asing yang tak dirinya kenali pun menyapa dengan begitu ramah.

Zander, remaja itu begitu takjub dengan perangai berbagai jenis manusia yang ia temui di sebuah negara antah berantah jajahan nenek moyangnya selama ratusan tahun, selain manusia juga Zander dapat melihat lingkungan yang begitu hijau dan indah, perkebunan teh yang luas sepanjang mata memandang, udara yang sejuk dan asri bagaimana bisa Zander tak jatuh hati. Bagaimana bisa remaja 18 tahun itu tak bahagia dengan kehadirannya di negara itu.

"Kau suka tempat ini?" Pertanyaan seseorang dari sisi Zander membuat remaja itu menoleh, senyum sang Papa terlihat begitu lembut membuat Zander ikut tersenyum.

"Ya, Papa," Jawab Zander yang masih memperhatikan kebun teh seluas mata memandang milik keluarga besarnya itu.

Jangan heran jika Zander telah menguasai bahasa dari Hindia Belanda itu karena memang sebagai bangsawan juga penjajah Zander telah mempelajarinya demi dapat menguasai sebuah daerah di negara itu.

"Jika kau menyukainya, kau harus bisa memanfaatkan mereka."

Jawaban sang Papa sontak membuat Zander teringat akan doktrin dari keluarganya, "apa hanya dengan menjadikan mereka budak saya bisa tinggal di tempat ini, Papa?"

"Mereka hanya seorang Inlander Jacob, mereka bodoh, pemalas dan tak berbudi, tak apa untuk menjadikan mereka budak."

Zander untuk sesaat terdiam, melihat para pribumi itu tersenyum Zander sedikitnya tak begitu setuju dengan ucapan sang Papa. Mereka terlihat begitu baik, pikir Zander.

"Apa saya harus membenci mereka agar dapat tinggal di negara ini?" Tanya Zander lagi sembari memasang wajah sedikit lesu.

"Ya, karena jika kau bersikap lemah terhadap  mereka, kita, rakyat Netherland akan kalah, dan kau tak akan bisa tinggal di sini, kau tak akan mau, bukan?"

Mendengar pernyataan sang Papa Zander tentu tak ingin itu terjadi, Zander sudah mencintai negara itu bahkan hanya dengan sekali datang.

"Saya akan memanfaatkan mereka sebaik-baiknya Papa. Saya juga akan membuat kebun teh keluarga kita berkembang lebih dari luas yang sekarang. Kau percayakan saja kepadaku."















Sore hari menjelang setelah Zander berkunjung ke kebun milik keluarga, Zander dan sang Papa akhirnya tiba di sebuah rumah yang terlihat begitu asri dengan desain yang terlihat minimalis tetapi memiliki ciri khas Netherland. Sang papa mengatakan jika ia akan membawa Zander ke rumah seorang bangsawan yang keluarga mereka kenal dekat.

Meski Zander tak memiliki bayangan akan siapa sosok yang sang papa bicarakan tetapi ia tetap ikut karena mungkin saja Bangsawan itu kelak akan bermanfaat baginya. Di halaman rumah Zander melihat sosok lelaki dengan fisik serupa dengannya tengah berdiri menyambut, di sampingnya terdapat juga seorang anak perempuan berambut pirang, berkulit putih bak orang Netherland tetapi matanya berwarna serupa Inlander dan yang membuat Zander heran adalah ada seorang Inlander dengan pakaian khasnya berdiri di samping anak kecil itu, mereka terlihat seperti sebuah keluarga.

"goedenavond Zander!" Ucap sang kepala keluarga membuat Sang Papa mengembangkan senyum dan segera menarik  lelaki itu ke dalam pelukannya.

"Oy Van Gils, sepertinya kau sangat suka tinggal di negara ini hingga tak pernah kembali ke Negara mu," Canda sang Papa membuat lelaki yang ternyata bernama Van Gils itu terkekeh.

"Ini, kenalkan anakku Jacob, dia yang akan menggantikanku jika aku mati nanti," Ucap sang Papa sembari menepuk punggung putranya bangga.

"oh, ze ziet er zo getalenteerd uit! (Oh, dia terlihat begitu berbakat)" Mendengar itu Zander hanya dapat tersenyum saja.

"Tentu dan apakah ... " Zander tua itu merubah tatapannya kala melihat sosok wanita pribumi berdiri di sana dengan senyuman yang begitu manis, "mereka istri dan anakmu?" Tanya lelaki itu dengan tatapan menilai.

"Ah ya, kenalkan, putriku Atikah dan Istriku Ambar," Ucap Van Gils sembari menunjuk satu persatu anggota keluarganya.


Zander muda itu cukup terkejut mendengar jika Van Gils ternyata menikah dengan seorang Inlander yang ia kira sedari tadi Ambar hanyalah seorang Gundik kesayangan, bukanlah istri sahnya. Zander juga tak heran jika sosok anak perempuan itu memiliki perawakan campuran seperti Netherland dan Inlander, di mata Zander anak perempuan itu terlihat begitu cantik dan unik, Zander belum pernah melihat hal seperti itu sebelumnya.

"Jacob, bermainlah dengan Atikah, kau harus mengenal seseorang keturunan yang unik, bukan?" Titahan yang sedikit sarkas dari sang Papa membuat Zander muda itu tersentak dari kekagumannya.

"Ah, ya? Apa boleh?" Tanya Zander dengan mata yang tertuju ke arah Ambar dan segera di angguki oleh perempuan itu.


"Atikah, kau bisa ajak saya berjalan-jalan, di sekitar sini?"

Dan anak perempuan berumur 9 tahun itu mengangguk setuju.







































Tbc ...

Jadi gitu ceritanya 😅😅





Pribumi [Jaedy]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang