EXTRA 1 : Jose dan Cinta

451 65 5
                                    





























"Kau ingin menikah dengan perempuan Inlander?"

Pertanyaan meluncur dengan kernyitan dahi dari sang kepala keluarga mendengar pernyataan putra sulungnya sementara Atikah melirik takut-takut ke arah Zander, takut kalau-kalau suaminya akan mengamuk.

"Ya, Papa. Aku menyukainya, dia--" Jose melirik ke arah Atikah, "ku pikir perempuan Inlander lebih cekatan mengurus keluarga di banding bangsa kita."

Suasana mendadak hening, baik Zander maupun Atikah tak dapat mengatakan apapun. Dari air wajah Zander lelaki itu terlihat memasang raut yang tak dapat di tebak.

"Siapa?" Pertanyaan singkat yang terdengar begitu jelas maksud dan tujuannya.

Jose berdeham sejenak lalu menarik bibirnya untuk tersenyum, "nama perempuan itu, Nyi Mas Muningga."

Rahang Atikah otomatis terjatuh kala mendengar nama lengkap sosok perempuan yang putranya sukai. Setahunya gelar itu merupakan nama dari sebuah keluarga bangsawan yang cukup terkenal di kota mereka. Bahkan perempuan itu tak tinggal di desa mereka.

"Jose ... Bagaimana bisa kau mengenalnya, Nak? Dia keluarga terpandang dari kalangan Pribumi tak akan mudah untuk menjadikannya istrimu," Ujar Atikah dengan nada khawatir.

"Bukankah, Papa juga harus berjuang untuk mendapatkan kau Ibu? Lalu sayapun akan melakukan hal yang sama."

Zander yang sedari tadi bungkam akhirnya hanya dapat menghela nafas, ia menyadari sikap putranya sangat mirip dengannya yang entah mengapa ia mewariskan sikap keras kepala kepada kedua putranya. Jose bukanlah tipikal anak yang mudah menyerah jika ia menginginkan sesuatu Jose akan berusaha keras mendapatkannya sangat persis seperti dirinya dahulu.

"Lalu bagaimana? Haruskah aku datang kepada keluarganya dan mengatakan jika seorang bangsawan Netherland akan melamar putri mereka?" Zander menatap serius putranya, "kau tahu, jika dengan melihat wajahmu saja mereka akan mengamuk, mereka adalah salah satu keluarga yang mendukung pergerakan membasmi penjajah. Ayahnya bahkan menduduki jabatan tinggi di pemerintahan demi kedamaian rakyat Inlander. Lalu dengan wajahmu itu--"

"Jacob," Sela Atikah menghentikan ocehan yang berpotensi membuat putranya akan terluka. Bagaimanapun itu pertama kalinya Jose membicarakan pernikahan di usianya yang menginjak 26 tahun.

"Saya akan mengusahakan yang terbaik, Papa, kau tak perlu khawatir," Ujar Jose sembari membawa tubuhnya bangun dari posisi duduk dan berlalu meninggalkan kedua orangtuanya.


















***















Atikah menghampiri Jose yang terlihat tengah duduk di meja kerja di dalam kamarnya, lelaki yang telah bekerja sebagai salah seorang pejabat muda di kota mereka terlihat begitu sibuk, kacamata juga bertengger di hidung bangirnya, Jose terlihat begitu fokus.

"Jose," Sapa Atikah membuat atensi Jose teralih padanya.

"Selamat malam, Ibu," Ujar Jose membuat Atikah segera duduk di hadapan putra tampannya.

"Selamat malam, apa yang tengah kau kerjakan?"

"Hanya beberapa laporan, di kantor pemerintahan kota, semua pekerjaan sangat amat berat, Ibu."

Jawaban Jose lantas membuat Atikah mengusap rambut pirang putranya, "apa kau ingin melanjutkan pembicaraan tadi? Sepertinya kau belum usai bicara?"

Jose tersenyum tipis lalu mengangguk. Ia tutup bukunya dan kini memfokuskan diri sepenuhnya terhadap presensi Atikah, "saya mengenalnya sejak kami bertemu di perguruan tinggi, Muningga, perempuan itu sangat cantik dan selalu mengenakan pakaian khas seperti dirimu, dia tak berlagak kaya meskipun sesungguhnya ia adalah seorang perempuan terpandang," Jose menyunggingkan senyumnya, "saya seperti mengalami jatuh cinta pada pandangan pertama ketika melihatnya."

Atikah mengangguk lalu mengusap punggung Jose lembut, "kau sangat menyukainya, Nak?"

"Tidak Ibu, saya mencintainya."

Atikah terdiam, tiba-tiba saja entah mengapa ia begitu terharu mendengar ucapan Jose yang tak seberapa namun menghangatkan perasaannya. Melihat Jose bagai melihat Zander ketika menyatakan perasaannya yang begitu tulus, Atikah tak akan tega menggugurkan perasaan tulus putranya itu. Ia harus melakukan sesuatu untuk Jose.

"Ibu akan membantumu, Ibu juga akan berbicara kepada Papamu, kau fokuslah bekerja biar urusan ini Ibu yang menanganinya."

Jose tersenyum lebar mendengar tuturan Atikah, sudah ia duga Atikahlah satu-satunya yang akan mengerti dirinya dalam situasi ini. Bagaimanapun tak ada yang salah dengan cinta, ras manapun, warna kulit seperti apapun, bangsa apapun, seseorang berhak jatuh cinta dan Jose sangat bersyukur Atikah dapat mengerti dirinya dengan baik.




































Tbc ...

Ini Baru part 1 nanti ada part 2 nya heheh

Pribumi [Jaedy]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang