Bab 13. Pembicaraan di Ruang Keluarga

3.1K 127 1
                                    

"Ma, Pa. Ada sesuatu yang akan aku sampaikan kepada kalian. Aku dan Mas Aryo sudah memutuskan, kalau suamiku akan menikah lagi."

"Apa?!" Orang tua Wulan terkejut mendengar ucapan putrinya.

"Jangan bercanda kalian." Mama Wulan membulatkan mata, tak percaya dengan pernyataan putrinya.

"Aku serius, Ma."

"Tapi kenapa? Tunggu! Apa ... kamu berselingkuh di luar sana? Kamu mengkhianati putri kami?" tudingnya kepada Aryo. Ada kilat kemarahan di mata orang tua Wulan. Sedang Aryo hanya diam menunggu penjelasan istrinya.

"Tidak, Ma. Mas Aryo sama sekali enggak selingkuh. Dia suami yang baik dan setia. Wulan yang sudah menyuruhnya menikah lagi." Wanita tersebut mencoba menjelaskan kepada orang tuanya. Berharap mereka akan mendukung keputusan dia dan sang suami.

"Jangan gil* kamu, Lan. Bagaimana mungkin kamu menyuruh suamimu menikah lagi. Siapa wanita itu? Biar Mama labrak. Beraninya dia mengganggu rumah tangga kalian. Apalagi sudah mempengaruhi kamu, Lan," geram Bu Rina. Dia orang yang pertama tersulut emosi. Dia tak rela anaknya memiliki madu. Bagaimana masa depan rumah tangga putrinya kalau semuanya terjadi.

Sedang di samping Bu Rina, Pak Agung ayahnya Wulan mencoba menenangkan sang istri. Dia menyuruhnya duduk kembali dan mendengarkan yang putri dan menantunya jelaskan. Meski masih belum bisa menerima semuanya, wanita paruh baya itu tetap menuruti permintaan sang suami. Bukan tak kecewa dengan keputusan anak dan menantunya, Pak Agung hanya ingin mendengar alasan dibalik keputusan besar itu.

Dia memandang putri dan menantunya secara bergantian, mengisyaratkan bahwa agar menjelaskan lebih banyak lagi. Masih menunggu siapa wanita yang akan menjadi madu putrinya tersebut.

"Siapa wanita yang akan menikah denganmu?" tanya Pak Agung kepada menantunya.

"Dia Indira, Pa. Gadis yang sudah dihancurkan masa depannya oleh putra Papa."

Orang tua Wulan terkejut mendengar semuanya. Jadi, wanita yang akan dinikahi menantunya itu mantan calon istri Rama putra tertuanya. Gadis yang sang putra sakiti. Mendengar ucapan menantunya, Aryo, Bu Rina terkulai lemas. Bagaimana mungkin gadis itu kembali lagi? Setelah semua kepahitan itu terjadi dan menghilang cukup lama, kenapa dia hadir lagi sebagai calon istri kedua Aryo. Apa gadis itu sengaja ingin membalaskan dendam?

Dan apa tadi yang dikatakan putri mereka? Wulan yang meminta Aryo menikahi gadis itu?

Bu Rina dan Pak Agung memandang wajah putrinya bersamaan. Wulan mengangguk dan mencoba tersenyum.

"Jadi ...."

"Betul, Pa. Dia wanita yang aku cintai sebelum menerima perjodohanku dengan Wulan. Gadis yang sengaja dijebak putra kalian dan hidupnya dia hancurkan," tekan Aryo. Dia terus terbayang apa yang telah Indira rasakan ketika mendapatkan ketidakadilan. Dadanya sesak, rasanya seperti terimpit batu besar.

Papa Wulan tak bisa mengatakan apa pun. Bibirnya serasa kelu. Sungguh dia tak bisa mengatakan apa pun lagi. Atas segala kesalahan putranya sekarang Wulan anak kedua serta adik kesayangan almarhum Rama yang mendapatkan hukuman. Namun apa ini adil untuk putrinya? Wulan sama sekali tak tahu apa-apa, dan sekarang dia yang mempertanggung jawab kan perbuatan sang kakak.

Sedang di samping pria paruh baya tersebut, Mama Wulan hampir saja pingsan. Dia syok mendengar segalanya. Tak percaya sang putri akan menghancurkan hidupnya demi menebus kekhilafan Rama.

"Apa tak ada cara lain selain menikahi gadis itu?" tanya Bu Rina, masih berharap dia bisa mempengaruhi putri dan menantunya agar berubah pikiran.

Wulan menghampiri mama dan papanya. Dia menggenggam tangan keduanya.

"Wulan tahu kalian takkan setuju dengan keputusan kami berdua. Tapi, Ma. Aku hanya enggak mau setiap hari dihantui rasa bersalah. Wulan tersiksa, Ma. Apalagi mengingat kalau alasan Mas Rama melakukan itu semua hanya karena ingin membuatku menikah dengan Mas Aryo. Ini semua ada andilku di dalamnya."

Bu Rina menggeleng. Dia tak percaya dengan pemikiran sang putri. Itu bukan salah dia, kenapa harus menanggung segalanya?

'Jika bukan karena aku, mungkin Mas Aryo sudah berbahagia dengan Indira sejak dulu. Bahkan, takkan terjadi sesuatu apa pun pada gadis itu, dan aku tak ada di antara mereka,' batin Wulan.

Bu Rina dan suaminya pikir kalau rumah tangga Wulan dan Aryo akan baik-baik saja. Mereka yakin menantunya itu sudah cukup mencintai putri mereka. Jadi, mustahil apa yang Rama lakukan kepada kekasih Aryo dahulu akan mempengaruhi rumah tangga putrinya. Ternyata, semuanya tak berjalan sesuai harapan. Dia malah dikejutkan dengan keputusan menantu dan putrinya.

Bu Rina masih berkeras hati kalau putrinya tetap tak bersalah sehingga tak pantas menanggung semuanya.

"Mama tetap enggak setuju dengan rencana kalian! Idemu dan Aryo tak masuk diakal. Kenapa enggak diberikan kompensasi saja gadis itu agar pergi jauh dari kalian!" kukuhnya.

Aryo yang mendengar semuanya tersulut emosi. Dia tak menyangka mertua yang selama ini dia hormati tega mengatakan hal tak pantas untuk Indira.

Dia menggebrak meja di depannya. Sudah diselimuti api amarah di dalam hatinya. Tak biasanya dia seperti itu. Biasanya Aryo pandai mengendalikan segala emosinya. Namun, karena tak kuat mendengar hinaan demi hinaan untuk gadis yang dia cintai. Aryo tersulut juga.

Wulan dan orang tuanya terkejut dengan sikap Aryo. Ini di luar prediksi Wulan suaminya akan bereaksi begini.

"Aku enggak peduli, dengan atau tanpa restu kalian. Indira tetaplah calon istri keduaku. Aku akan tetap menikahi dia secepatnya!" tekan Aryo.

Dia tak sadar dengan bereaksi seperti itu, ada hati seseorang yang merasakan pedih. Seseorang yang menyadari kalau cinta suaminya sangat besar untuk Indira. Namun, dia coba sembunyikan rasa sakit itu sendiri.

Tiba-tiba Aryo, Wulan dan Bu Rina yang tengah sibuk dengan pikiran masing-masing terkejut dengan apa yang terjadi terhadap Pak Agung.

Pria itu memegang dadanya yang tiba-tiba terasa sesak. Tak lama kemudian tubuhnya ambruk di sofa tempatnya duduk.

"Papa ...." pekik Wulan dan Bu Rina.

Bagaimana kelanjutan kisah mereka? Apa Aryo akan tetap meneruskan rencana yang telah dia dan Wulan buat? Akankah pria itu tetap menikahi Indira tanpa restu mertuanya?

Baca terus bab selanjutnya, ya.

Bersambung.

Terima kasih yang masih setia membaca cerita ini. Setiap hari insyaallah kalau tidak ada halangan cerbung ini akan up subuh. Karena setelah ditulis langsung di lempar untuk up tanpa revisi dulu. Jadi, mohon maaf jika sebelum saya revisi ulang masih banyak kekurangan, masih melimpah kata-kata rancu, typo bahkan kata yang berulang. Mohon dimaklumi 🥰🥰🥰🙏🙏

Happy reading 🥰😘🥰😘

Kasih yang Terbagi /Bukan Inginku Menjadi Istri KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang