Bab 12. Hati yang Mantap

3.3K 132 0
                                    


“Papa senang rumah tanggamu dan Aryo menantu Papa baik-baik saja setelah yang kakakmu lakukan,” ucap Papa Wulan. Dia belum tahu rencana pernikahan kedua Aryo dengan gadis masa lalunya.

Aryo menoleh ke arah sang mertua. Apa yang didengarnya? Jadi, orang tua Indira sudah tahu apa  yang dilakukan Rama, putra tertuanya? Berarti selama ini dia seperti orang bodoh yang tak tahu apa-apa. Bahkan, istri yang dia percaya sekali pun membohonginya.

Wajah Aryo memerah, giginya gemeretak, rahangnya mengeras serta tangannya mengepal.

“Maaf, semuanya. Aku duluan ke kamar. Badanku serasa tak enak. Jadi, tak bisa menemani Papa dan Mama di sini,” gumam Aryo. Dia sebisa mungkin mengatur emosinya agar tak meledak di hadapan sang mertua. Dia masih menghormati orang tua istrinya itu.

“Permisi.” Mengalihkan Ria yang ada di pangkuannya kepada Wulan. Dengan tergesa dia masuk ke dalam kamar membuat orang tua Wulan melongo tak mengerti apa yang sudah terjadi. Tak biasanya menantu kesayangannya itu bersikap dingin pada mereka. 

Bagaimana perasaan Wulan saat ini? Tentu saja dia tak enak hati melihat reaksi suaminya itu. Wulan tahu pasti Aryo semakin marah padanya. 

“Sayang, main sama Opa sama Oma, ya. Atau sama Tante Yuri. Mama mau ke kamar dulu,” bujuk wanita itu kepada sang putri yang berada dalam pangkuannya. Balita itu mengangguk tanda mengerti permintaan Bundanya.

“Ma, Pa, Wulan masuk ke kamar dulu, ya. Mungkin Mas Aryo butuh sesuatu. Jadi, aku susul dulu,” terangnya. Meski merasakan sesuatu yang tak beres, orang tua Wulan hanya mengiyakan ucapan sang anak. Mereka memberikan waktu untuk Wulan agar membereskan masalah rumah tangganya sendiri.

Pak Agung dan Bu Rina mengajak cucu-cucunya kembali bermain, sedangkan Wulan menyusul suaminya ke kamar.

Dapat dilihat suaminya sedang duduk di sofa dalam kamar. Tangannya menumpu kepalanya yang terasa berat. Mengusapnya dengan kasar meluapkan segala emosi yang sedari tadi ditahannya.

“Mas ....” Wulan mendekat ke arah suami. Dia memegang lengan Aryo. Namun, suaminya tak menoleh sedikit pun padanya membuat hati wanita itu sakit luar biasa. Seumur pernikahan bersama Aryo baru kali ini suaminya marah besar serta tak Sudi memandangnya sedikit pun.

“Puas kamu sekarang?” tekan Aryo.

“Maksud Mas apa?” 

Aryo menoleh, “Jangan pura-pura tak mengerti. Kamu puas kan sekarang! Aku kecewa sama kamu. Jadi ... selama ini hanya aku yang tak tahu semua kelakuan kakakmu pada Indira?! Saat ini aku hanya seperti orang bodoh yang di antara kalian. Apalagi ... kamu istriku, orang yang sangat kupercaya. Sama teganya membohongiku sampai sekarang!” teriak Aryo. Emosinya sudah menguasai jiwanya sekarang.

“Maafkan aku, Mas ....” ucap Wulan dengan suara lirih.

“Kamu tahu! Perbuatan kakakmu bukan hanya menghancurkan kehidupan Indira, tapi secara langsung telah menghancurkan perasaanku juga. Terus terang saat ini aku sangat kecewa padamu, Lan. Sekarang, tak tahu harus percaya pada siapa lagi. Bahkan, istri sendiri menyembunyikan hal besar seperti ini padaku! Untunglah Indira mengalami hilang ingatan, kalau tidak. Apa reaksinya sekarang ....” 

Aryo tak bisa membayangkan bagaimana hancurnya perasaan gadis jika mengingat apa yang sudah dia lalui. 

‘Aku yang salah. Demi mengejar karir yang cemerlang, aku rela meninggalkan Indira jauh. Bahkan, aku menyesal telah berpikiran buruk padanya. Kukira dia yang mengkhianati cinta kami. Sengaja menjauh karena sudah ada pria lain di hatinya, Dan ternyata ....’ 

Pria itu menggeleng mengingat semuanya. 

“Maafkan aku, Mas. Aku salah sudah menyembunyikan semuanya dari Mas Aryo. Tolong maafkan aku!” mohon Wulan. Dia menangis tersedu di samping suaminya.

“Berikan aku waktu, Lan. Biarkan aku sendiri untuk saat ini.  Yang kubutuhkan sekarang adalah waktu, untuk berpikir langkah selanjutnya. Dan, ya ... mungkin kamu benar. Menikahi Indira sebagai istri keduaku memang hal yang terbaik. Aku berjanji akan membahagiakannya mulai sekarang.” Kata-kata Aryo membuat Wulan mematung. Dia tahu memang itulah yang harus dilakukan suaminya. 

Akan tetapi, mendengarnya sendiri dari Aryo membuat wanita itu merasakan sesak di dadanya. Akankah dia kuat menghadapi semuanya? Akankah sang suami memaafkan segala kesalahannya? Atau kuatkah dia setelah nanti Aryo menikah lagi dengan Indira. Bahkan ... cinta itu masih terlihat di mata suaminya.

Aryo meninggalkan Wulan yang sedang menangis ke kamar mandi. Dia ingin menyegarkan tubuh serta pikirannya. Menghilangkan emosi yang sejak tadi telah memuncak. Di dalam sana dia mulai memikirkan serta merasa mantap untuk berpoligami. Tak ingin kehilangan gadis yang dicintainya untuk kedua kali. Salah Wulan yang telah menghadirkan kembali rasa yang dulu sempat dilupakan Aryo. Namun, kali ini keyakinan pria itu semakin kuat.

Meski dalam keadaan sedih. Wulan tak melupakan kewajibannya sebagai istri. Dia menyiapkan pakaian ganti seperti biasa untuk suaminya. Tak ingin orang tuanya merasa khawatir, wanita itu kembali ke luar kamar. Menemui Papa dan Mamanya yang sedang bermain dengan cucu mereka beserta Yuri di sana.

Setelah mandi dan berpakaian. Aryo memikirkan langkah apa yang akan dilakukannya. Orang tua Wulan belum tahu tentang rencana pernikahan keduanya. Dia tak ingin menikah kembali secara diam-diam. Jadi, Aryo putuskan untuk mengatakan semuanya nanti malam.

Pria itu juga sudah mulai bisa mengontrol lagi kemarahannya kepada sang istri. Tak ingin rumah tangganya hancur karena kesalahan besar orang lain. Fokus pria itu sekarang ini ialah membahagiakan kedua wanita yang sangat dia cintai. Aryo berharap semuanya akan terjadi sesuai harapan.

Setelah makan malam Aryo mengumpulkan semua orang di ruang keluarga. Yuri disuruh menemani anak-anak bermain. Hanya ada Aryo, Wulan serta orang tua Wulan. Istri Aryo lah yang akan menjelaskan semua kepada orang tuanya. Setelah kemarahan suaminya tadi siang. Aryo berbicara kembali dengan Wulan. Dia akan berusaha melupakan rasa kecewanya kepada sang istri. Namun, Aryo sekarang tak akan mundur menikahi Indira jika ada yang menentang sekali pun. Makanya, dengan memohon pria itu meminta istrinya untuk mendukung keputusannya. 

Wulan tentu saja akan memenuhi keinginan sang suami. Apalagi dia sudah menerima konsekuensi yang akan dia dapatkan setelah kesalahan yang kakaknya perbuat. Semua itu juga ada sangkut paut dengan dirinya. Meski dengan sekuat hati Wulan menghilangkan rasa sedih. Mencoba menekan egonya untuk memiliki Aryo secara utuh.

“Ma, Pa. Ada sesuatu yang akan aku sampaikan kepada kalian. Aku dan Mas Aryo sudah memutuskan, kalau suamiku akan menikah lagi.” 

“Apa?!” Orang tua Wulan terkejut mendengar ucapan putrinya.

Bagaimana reaksi mereka setelah tahu Indira lah yang hendak dinikahi Aryo untuk menjadi istri kedua?

Bersambung.

Part ini juga belum revisi. Maaf bisa ada kata-kata yang kurang pas.🙏🙏🙏nanti akan saya perbaiki.

Kasih yang Terbagi /Bukan Inginku Menjadi Istri KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang