Bab 17. Menghilang

2.9K 120 0
                                    

Dari tadi pagi Indira tak keluar dari kamarnya membuat orang tua gadis itu khawatir, tak biasanya putrinya begitu.

"Bun, mana Ira? Kenapa dari tadi enggak keluar kamar? Kira-kira ada apa, ya? Apa ada masalah?" tanya Ayah Indira.

Bunda gadis itu mengiyakan ucapan suaminya. Tak seperti biasanya putrinya mengurung diri. Setelah menyiapkan makan malam di meja, gegas ia ke kamar sang putri. Mengecek keadaannya, mereka takut terjadi sesuatu terhadap Indira apalagi gadis itu baru saja sembuh dari sakitnya.

Bu Rumi mengetuk pintu kamar sang putri namun tak ada sahutan dari dalam membuatnya panik takut terjadi sesuatu terhadap anaknya. Dia berlari menghampiri suaminya, memberitahukan kalau Indira tak menyahut sedikit pun di kamarnya.

Dengan rasa khawatir ayah Indira mencari kunci cadangan kamar putrinya. Membukanya berharap tak terjadi apa pun terhadap Indira. Alangkah terkejutnya ketika pintu berhasil terbuka, Indira tak ada di kamarnya. Mereka mencari di kamar mandi, tetapi tak ada juga.

"Yah, ke mana putri kita? Tak biasanya dia pergi tanpa izin kepada kita. Bunda kita dia ada di kamarnya, aku enggak lihat dia pergi," panik Bu Rumi. Suaminya mencoba menelepon ponsel putrinya, tetapi tak diangkat. Tunggu! Mereka mendengar suara dering ponsel di bawah bantal. Disingkapnya dan ponsel Indira ada di sana. Itu berarti putrinya itu tak membawa benda pipih itu. Lalu ke mana sang putri?

"Ke mana putri kita, Yah," tanya Bu Rumi sambil terisak.

Ayah Indira mencoba menghubungi Aryo. Tak berapa lama panggilan diangkat. Setelah itu mengucap salam yang dijawab pria di seberang sana.

"Nak, Indira tak ada di rumah. Tak biasanya dia pergi tanpa memberitahu kami. Bapak sangat khawatir sama dia. Nak Aryo dan Nak Wulan bisa bantu bapak mencari Indira?"

Aryo yang sedang makan malam bersama keluarganya terkejut dengan berita yang didengarnya. Apa lagi ini? Ke mana calon istri keduanya itu? Apa ada hubungannya dengan kejadian tadi pagi yang Yuri katakan? Ke mana sebenarnya gadis itu pergi?

Tiba-tiba saja terlintas hal-hal yang buruk di benaknya. Apa mungkin Indira kabur dan menghilang seperti dulu. Tapi, kali ini dia pergi tanpa orang tuanya membuat Aryo merasa khawatir.

Salahnya, dia tak langsung meluruskan semua isu yang sudah merebak. Dia tak membersihkan nama baik Indira. Setelah panggilan di telepon berakhir, Aryo menemui sang istri yang sedang menyantap makan malam bersama dengan Yuri, anak-anak serta Bu Rina.

Dengan muka gelisah Aryo mengatakan pada semua orang kalau Indira menghilang. Membuat Wulan dan Yuri terkejut. Dalam pikir mereka pasti ini semua terjadi gara-gara kejadian tadi sewaktu bersama Yuri. Wulan dan Yuri panik sampai-sampai mereka meninggalkan meja makan meskipun belum menghabiskan makanan di piring masing-masing.

Aryo mengambil kunci mobil untuk mencari keberadaan Indira sedang Wulan menitipkan putra dan putrinya kepada Bu Rina. Mereka berdua pergi mencari keberadaan Indira ditemani Yuri juga. Setelah mobil Aryo tak terlihat. Bu Rina masuk ke dalam rumah sambil tersenyum licik.

"Berhasil juga rencanaku. Setelah membuat gadis itu digunjingkan tetangga. Pasti dia tak tahan dan kabur. Dan ... rencana pernikahan mereka akan batal. Tak akan kubiarkan putriku mendapatkan madu. Apalagi wanita murahan seperti Indira," sinis Bu Rina. Dia tersenyum membayangkan semuanya berjalan sesuai prediksinya.

**

Orang tua Indira mencari gadis itu di sekitar rumahnya. Mereka menanyakan kepada setiap orang siapa tahu melihat putrinya pergi. Di sisi lain Aryo, Wulan dan Yuri mencari di setiap jalan yang dilaluinya. Namun, tak terlihat keberadaan Indira sekali pun.

Berjam-jam mereka tak menemukan apa pun tentang Indira. Membuat Aryo terpaksa pulang dan membiarkan Wulan serta Yuri pulang dengan tangan hampa.

"Sayang, aku akan mencari Indira kembali. Kalian istirahatlah ini sudah malam. Kalau ada perkembangan tentangnya pasti akan kuberi tahu," ucap Aryo sambil mencium kening istrinya. Setelah itu kembali melajukan mobil ketika Yuri dan Wulan sudah terlihat masuk ke dalam rumah.

Di sisi lain Ayah dan Bunda Indira terus menghubungi siapa saja yang kira-kira putrinya kenal. Namun, tak banyak hanya beberapa orang teman kantornya sekarang. Akan tetapi, tidak ada seorang pun yang tahu keberadaan putri mereka. Membuat Bu Rumi kembali menangis tersedu di dekapan suaminya.
Aryo memutar otak kira-kira ke mana Indira pergi malam-malam begini? Ada satu tempat yang dulu selalu di datangi gadis itu ketika sedang ada masalah. Apa mungkin dia ke sana setelah mengalami hilang ingatan?

"Tak ada salahnya aku coba mencarinya di sana. Bagaimanapun aku harus menemukan dia apa pun caranya."

Dia pergi ke tempat kenangannya bersama Indira. Suatu tempat yang penuh akan kenangan mereka. Di mana Indira kerap kali ke sana ketika sedang sedih. Tempat itu pula mereka dulu bertemu untuk terakhir kalinya. Saat Aryo meminta Indira menunggu kuliahnya selesai dan melamar gadis itu.

Mobil terus melaju ke tempat yang dituju. Setelah sampai Aryo keluar dari mobil dan berlari mencari keberadaan calon istrinya. Taman yang terlihat sepi ketika malam hari membuat Aryo merasa sangsi, apakah mungkin Indira ada di sana? Apalagi gadis itu takut dengan hantu.

Namun, tak ada salahnya untuk berusaha, bukan? Siapa tahu dia menemukan orang yang dicari. Setelah berputar-putar mencari Indira dia hampir putus asa karena tak menemukannya. Namun, ketika hendak pulang dengan langkah gontai. Aryo samar-samar mendengar suara orang yang menangis di belakang kursi taman. Di bawah pohon Cemara yang kebetulan dibalik itu ada kolam air mancur. Di sana pula tempatnya tidak terlalu gelap lampu pencahayaan tersebar di berbagai sudut.

Di sana lah Indira berada, sambil memeluk lututnya. Hati Aryo mencelus sudah tepatkah keputusannya untuk menikahi gadis itu? Bahkan belum menikahinya saja dia sudah tersakiti.

Bersambung.

Kasih yang Terbagi /Bukan Inginku Menjadi Istri KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang