Bab 55. TAMAT

10.9K 157 10
                                    


Akan tetapi, wanita itu berhenti sejenak di depan pintu. Sorot matanya menangkap sosok tampan di dalam sana yang tengah mengusap perut Indira. Ia berniat kembali berbalik arah, tetapi Indira melihat Wulan yang bergegas langsung memanggilnya.

Wulan menoleh dan tersenyum menatap adik madu dan sang suami. Sebenarnya, ia pergi bukan karena cemburu, tetapi lebih karena tidak enak hati telah mengganggu kebersamaan Aryo dan Indira.

Wulan memasuki kamar adik madunya. Aryo segera berdiri menghampiri Wulan dan merangkulnya.

"Mbak cuma mau nyuruh kamu turun. Kita makan bersama. Hidangannya sudah siap ," ujar Wulan.

"Mbak masak sendiri?"

"Iya spesial buat kamu, Ra. Mbak masak ayam bakar."

"lho, kok repot-repot sih, Mbak. Padahal Mbak Wulan sendiri pasti capek ngurus Salma dan anak-anak, kan?" ujar Indira memandang heran wajah kakak madunya yang seperti tak pernah merasa capek.

"Wulan memang begitu, Ra. Dia wanita hebat yang seperti tak pernah kenal lelah dalam hidupnya," timpal Aryo dan mendapatkan anggukan oleh Indira. Ia setuju dengan pengakuan sang suami.

"Enggak repot, kok. Dibantu Yuri juga. Itung-itung belajar masak dia. Ntar kalau udah ada yang ngelamar kan dapat nilai plus dari mertua dan suami," papar Wulan.

Mereka akhirnya bersama-sama ke dapur. Saat ini Indira memang tak tidur di kamar lantai atas miliknya, tetapi pindah sementara ke bawah selama kehamilan. Aryo takut, selain akan capek naik turun tangga, pun agar menjaga keselamatan saja.

Saat makan, celoteh anak-anak yang bercerita pun mendominasi suasana meja makan sekarang.

**

"Dok, jenis kelamin anak saya apa, ya?" tanya Aryo ketika mengantar sang istri untuk periksa bulanan dan sengaja melakukan USG karena kandungan sudah besar sehingga rutin untuk melihat posisi jabang bayi di dalam rahim.

"Wah selamat, Pak. Anaknya laki-laki. Lihat! Ini wajahnya, tangan dan kaki yang mungil," jelas Dokter membuat Indira yang baru pertama kali melihat hasil USG takjub.

Ia tak menyangka bisa melihat buah hatinya ketika masih dalam kandungan. Sungguh luar biasa. Perasaan wanita itu sungguh tak bisa terlukiskan. Ia begitu bahagia dan terharu bercampur menjadi satu dalam dadanya.

Dokter juga menjelaskan apa saja yang terjadi saat usia kehamilan sudah menginjak dua puluh dua minggu. .

**

Menginjak usia kehamilan tujuh bulan juga, Indira dan Aryo mengadakan syukuran dan pengajian di rumah mereka. Keduanya mengundang para tetangga dan anak yatim piatu serta tak lupa ustadz sebagai penceramah.

Wulan, Yuri dan orang tua Indira tak lupa terlibat ke dalam momen bahagia kehamilan Indira tersebut. Yang tak disangka, dari semua tamu yang hadir, ternyata orang tua Wulan ternyata menyempatkan hadir ke acara tersebut.

Alangkah bahagianya Aryo tak dapat terlukiskan. Dalam hidupnya memiliki dua istri yang sama-sama berhati malaikat. Mereka berusaha saling mengerti dan berbagi kebahagiaan. Rasa cemburu itu memang terkadang hadir baik kepada Wulan atau pun Indira, tetapi sekuat tenaga keduanya tak memupuk rasa itu agar tidak mengakibatkan masalah besar di kemudian hari.

Untunglah, Aryo sebagai seorang suami selalu menjadi pendengar yang baik. Pun, selalu saja memiliki cara untuk kembali melembutkan hati keduanya. Meski, beda istri pasti berbeda pula cara meluluhkannya.

Awalnya, tak mudah bagi pria itu untuk menjadi seorang suami yang baik bagi kedua istrinya. Bagaimana dirinya berusaha memahami keinginan kedua istri masing-masing.

"Semoga kandungannya sehat sampai melahirkan dengan lancar, ya, Ra," ucap Bu Rina sambil mengelus perut buncit Indira.

"Makasih, Bu."

"Jangan panggil Bu. Bilang aja Mama dan Papa seperti Wulan. Kami udah anggap kamu putri sendiri. "

Ucapan tulus Bu Rina membuat mata Indira berkaca-kaca. Ia tak menyangka, orang yang membenci dirinya dahulu, telah berubah seratus delapan puluh derajat. Kini, bukan hanya kasih sayang dari orang tua kandungnya saja yang berlimpah untuknya. Namun, kedua orang tua Wulan pun tak ketinggalan selalu memberikan banyak kebahagiaan untuk dirinya.

Ini tak lepas dari peran Wulan sebagai kakak madu yang sangat baik dan pengertian. Wanita dengan perut buncit itu merangkul dan memeluk wulan tubuh Wulan. Terus saja mengucapkan banyak terima kasih atas semua kesabaran dan ridhonya sang kakak madu yang rela berbagi raga dan cinta Aryo sebagai suami.

Selanjutnya, Aryo mengecup puncak kepala kedua istrinya masing-masing serta memeluk mereka. Disusul Danish dan Ria yang tak mau ketinggalan. Sedangkan, Salma masih sibuk dengan dunianya sendiri dan tak tahu apa yang tengah terjadi antara para orang dewasa yang hadir. Balita itu masih sibuk dengan mainan yang ada di tangannya. Sesekali hendak meraih makanan dari meja penuh camilan di belakang Yuri.

"Ma ... ma ... ma ...."

"Ba ... ba ... ba ...."

Salma terus saja berceloteh dengan tangan yang terus ia gerak-gerakan. Semua orang tertawa melihat tingkah lucu balita tersebut. Termasuk Aryo, Indira dan Wulan.

"Dia lincah seperti Ayahnya," celetuk Wulan.

"Lincah apanya, Mbak? Lincah bikin anak eh?"

Indira menutup mulutnya setelah menimpali ucapan Wulan dengan candaan. Semua orang sampai saling lirik dan menutup mulut mereka yang tak kuat ingin tertawa.

"Iya deh iya, Mas emang lincah bikin anak, terbukti udah ada 3 dan mau empat," celetuk Aryo sambil mengelus perut Indira. Membuat semua orang tak kuasa lagi menahan gelak tawa.

"Jadi, rencananya bakal stop bikin anak berapa nih? Jangan-jangan nunggu punya tim kesebelasan dulu kek keluarga youtouber itu," canda Ayah membuka suaranya.

Aryo hanya mengendikan bahu dan berkata dengan santai, "Bisa jadi, Yah. Biar rumah makin rame kaya di stadion."

Indira dan Wulan menoleh ke arah sang suami. Keduanya mendelik tajam dan sama-sama mencubit pinggang Aryo, membuat sang empu memekik kesakitan. Namun, tak urung juga tertawa dan kebahagiaan ini menularkan kepada semua orang yang ada.

TAMAT

Mungkin akan ada ekstra part tapi aku santai updatenya. Entah kapan bisanya🙈🙈 Soalnya kan fokus ke naskah lomba dan cerbung on going lain dulu.

Bantu dukung juga cerbung lombanya, ya. Terima kasih kepada kalian semua yang setia membaca cerita receh saya yang masih banyak kekurangan ini sampai TAMAT. Kecup jauh dariku😘😘😘😘

Kasih yang Terbagi /Bukan Inginku Menjadi Istri KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang