00:02

316 22 0
                                    

Berakhir di sini mereka sekarang. Taman belakang sekolah. Kakak beradik Evanescent itu tengah duduk di gazebo mengawasi kembar gemoy milik keluarga Nirwana.

Dua bocil itu sedang mengobok-obok kolam ikan, penasaran katanya. Untung tidak ganggu pekerjaan mang Zaenal, selaku petugas kebersihan sekolah.

Hira dan Kala, menghampiri kedua anak gemas itu karena mendengar suara kikikkan lucu.

"Sedang apa?" tanya Hira.

Sedangkan Kala sibuk mengelap tangan-tangan mungil si kembar yang basah. Kan habis ngobok kolam.

"Aunty Hira. Seblak itu enak gak?" tanya Nuga polos. Berhasil mengundang tawa sang adik dari yang dipanggil aunty. Sementara Hira hanya mencoba sabar dan tidak berteriak marah. Bisa-bisanya dipanggil aunty.

"Seblak ya?" Hira berpose seperti tengah berpikir.

"Enak kok. Kalian mau?"

"Mauuuu... Tapi gak bakal dikasih izin." Kecewa si bungsu.

Kala mengernyit. "Sama siapa?"

"Om badi," jawab Nuga, masih dengan raut kecewa. Jemari mungilnya menunjuk ke arah kiri dari kolam.

Mereka semua menoleh ke arah telunjuk Nuga. Di sana terdapat 10 pria tinggi bertubuh kekar, dengan pakaian serba hitam. Ke-10 orang itu juga tengah memandang ke mereka. Ah, ralat. Ke arah Nuga dan Jura.

Kala nampak menganga. Berbeda dengan sang kakak. Hira sudah biasa, si 3 kembar juga sama.

"Mereka yang jagain kalian?" Kepo Kala.

Nuga menggeleng lucu. "Cuma Nuga."

"Kalau yang jaga Jura, di sana," ucap si bungsu.

Jarinya menunjuk ke arah kanan dari kolam. Sama. 10 orang dengan tubuh tinggi kekar, dan pakaian serba hitam.

Kala menelan silivanya gugup. Begitu juga Hira. Hey! Si 3 kembar hanya 5 masing-masing. Kenapa ini jadi 10 masing-masing. Ah.. Mungkin karena masih kecil sudah SMA. Bisa dimengerti.

"Om. Jura mau coba seblak. Kata temen sekelas enak," pinta si bungsu.

"Minta izin dulu ya. Takut gak boleh," bujuk Hira. Dia tahu betul seberapa dijaganya makanan para Nirwana ini.

"OM BADI!!" teriak keduanya pada bodyguard masing-masing.

Ada 4 orang yang datang. Kala menelan silivanya susah payah. Seperti tengah ditagih hutang. Biar diperjelas sedikit. Nirwana adalah keluarga yang sangat terkenal dan sukses dalam dunja bisnis. Perusahaan keluarga mereka adalah yang sangat besar di Indonesia, masuk ke jajaran perusahaan berpengaruh di Asia. Jadi wajar bukan, jika anak-anaknya dijaga ketat. Meski wajah anak-anak mereka tidak dipertontonkan ke publik.

Evanescent. Hira dan Kala juga berasal dari keluarga berkelebihan kok. Masuk ke jajaran orang terkaya di Indonesia. Ya.. Walau tetap jauh di bawah Nirwana, kalau mau di bandingkan.

"Ada yang bisa saya bantu, Tuan Muda?" tanya salah satu pria yang berID card -- Menjura's Bodyguard --

"Mau jajan seblak boleh?" tanya Jura kelewat polos.

Orang yang tadi bertanya tampak mengecek sebuah mini notebook. Dia membalik keras, dan membacanya seksama.

"Di halaman 'Yang Tidak Boleh Dimakan', seblak tertulis." Raut wajah buntalan uwu itu mulai cemberut.

"Jadi maaf," tekannya.

"Telepon ayah!" perintah Nuga.

Seseorang dengan ID card -- Nugara's Bodyguard -- segera melakukan apa yang dipinta sang Tuan Muda.

DEMURE | Lee Heeseung [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang