Bel istirahat sudah berbunyi sekitar 10 menit lalu, masih ada waktu 25 menit menuju bel masuk. Tara selalu menghilang selama 10 menit pertama istirahat. Lalu akan kembali dengan wajah yang lebih segar.
Kini Hira, Naya dan Nika yang menyeret Demure, tengah di perjalanan menuju kantin. Di belokan koridor ada lima Nirwana yang tampak sedang asik bercengkerama. Dua bocah lucu itu meloncat-loncat, gemas.
"Apa lama?" tanya Hira basa-basi. Padahal ia sudah tahu kalau terlambat dari perjanjian.
"Ke mana saja sih.." Kesal Niskala yang baru saja datang.
"Sudahlah, ayok!" lerai Tara.
Mereka berjalan beriringan menuju kantin. Segera menempati meja kosong. Tidak perlu repot mengantri, ada bodyguard dengan ID card -- Jumantara's bodyguard -- yang akan memesankannya. Butuh beberapa menit hingga makanan sampai.
Sedari mereka duduk, si siswa baru terus jadi perhatian. Pasalnya sebagian belum tahu nama si laki-laki jangkung itu. Mengenai tinggi badan, Niskala dan si siswa baru adalah yang tertinggi dan memiliki tinggi badan yang sama. Disusul tiga kembar.
Demure. Laki-laki itu sadar kalau tengah diperhatikan. Namun dia tidak peduli. Ia sibuk memandang dua bungsu kembar Nirwana dengan tatapan hangat. Aura dinginya entah hilang ke mana.
"Kalian belum berkenalan," interupsi Nika. Gadis imut itu menyenggol Demure yang duduk di sebelahnya.
"Jumantara, panggil Tara," ucap Tara mengawali.
"Demure." Singkatnya.
"Jenggala. Panggil Gala," lanjut si rambut kecokelatan.
"Demure."
"Gara." Singkat si putih dengan tahi lalat.
Demure tersenyum. Sefrekuensi.
Demure menyodorkan tangannya pada gadis di sebelah Tara.
"Kita belum sempat kenalan, bukan?"
"Hira."
"Lebih lengkap?"
"Hiraeth Aurora Evanescent." Demure mengangguk dengan senyum miring andalannya ketika mata mereka bersitatap.
"Niskala. Panggil Kala," ketusnya.
"Demure."
"Oh.. Hallo! Namaku, Nayanika Nirmala. Panggil Naya." Antusias gadis berhidung mancung di sebelah Arunika.
"Lalu dua anak TK ini?" Kepo Demure.
Niskala mengelus surai dua bocah yang duduk di sisi kanan, kirinya. Mengalihkan atensi mereka pada seseorang yang ingin berkenalan.
"Nuga."
"Jura."
Meski singkat, mereka menyampaikan itu dengan senyuman antusias.
"Mereka baru 12 tahun," celetuk Tara.
Demure dan Nika serempak membelalak. Tara terkikik geli, reaksi orang-orang kenapa selalu lucu jika menyangkut usia adiknya.
"Artinya denganku beda 5 tahun?" Heboh Arunika.
"Bukankah harusnya beda 4 tahun?" beo Niskala.
"Aku telat masuk SD," sahut gadis itu sembari cengengesan.
"Gue juga sama dengan Nika. Ada masalah pas ngurus surat kepindahan. Jadi terpaksa ngulang kelas 11," jelas Demure, meski tidak ada yang bertanya.
"Berarti Nuga sama Jura harus panggil dia om Demu." Lagi-lagi, itu Gala. Semua orang yang duduk di meja itu tergelak. Gala selalu terbaik dalam mencairkan suasana.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEMURE | Lee Heeseung [✓]
Teen FictionEN-- lokal ver. Tentang dua remaja yang beranjak dewasa. Di tengah kebingungan dan ketidaktahuan mengenai perasaan mereka masing-masing. Terlibat dalam sebuah ikatan tanpa persetujuan, yang tentu tidak akan pernah berjalan dengan baik. Entah siapa...