00:24

94 12 0
                                    

-- Gereja xxx, Jakarta.
17:23

Seorang gadis duduk di kursi bagian tengah sebuah gereja yang sepi. Hari sudah menjelang malam, wajar jika hanya ada dia sendiri di dalam tempat ibadah itu. Dari posisinya, gadis itu tampak sedang khusyuk berdoa. Tidak benar-benar merapal dalam hati, tetapi ia mengungkapkan doanya seolah mengobrol dengan Tuhan.

Tangan yang digenggam di depan dada, manik cantik yang terpejam, menjadi pemandangan indah dalam rumah ibadah yang suci ini.

"Tuhan. Jika Demure, pulang dalam waktu dekat, aku akan memberi persembahan berupa 100 makanan pada anak-anak jalanan. Aku mohon."

Gadis itu, Hiraeth. Ia mengakhiri keluh kesah serta doanya karena ponsel yang terus berbunyi, orang-orang di rumah sudah terus menanyakan keberadaannya. Ia beranjak dari tempat duduk, saat berjalan menuju pintu, ia baru menyadari ada orang lain di kursi bagian pojok.

Tidak mau membuang waktu lebih banyak, Hira segera berjalan menyusuri trotoar kota Jakarta yang masih ramai dengan lalu lalang kendaraan di jalanan. Masih ada pedangan kaki lima yang buka, beberapa anak muda juga terlihat masih nongkrong. Ia memghiraukan panggilan menggoda dari beberapa pemuda itu.

Gadis itu memilih berjalan kaki karena memang jarak gereja dan rumah yang dekat. Cukup 15 menit jika ditempuh dengan berjalan kaki. Mungkin akan lebih cepat jika menggunakan kendaraan. Hira menambah lebar langkahnya ketika langit menggelap. Malam ini rencananya, mereka sekeluarga akan ke rumah Demure, lagi.

Selain karena laki-laki itu belum pulang. Ada informasi baru dari Tuan Nirwana, kalau Demure memberi kabar pada wali kelas di sekolah. Entah bagaimana, tapi pria terkaya di Indonesia itu memang selalu bisa diandalkan. Bahkan tim beliau juga yang menemukan mobil yang dipakai Demure saat kabur.

Satu pertanyaan mucul ketika mobil sedan hitam itu ditemukan. Demure pergi ke mana setelah meninggalkan mobil itu di sebuah warung dekat terminal bus. Ada banyak bus yang beroperasi di hari laki-laki itu kabur.

Ponsel yang tidak bisa dilacak sejak hari pertama, ATM yang sama sekali tidak dipakai bahkan setelah satu pekan pergi, membuat pencariam semakin rumit. Tapi titik terang hadir, ketika Tuan Nirwana memberi kabar, jika wali kelas di sekolah mendapatkan pesan dari Demure.

Oleh sebab itu, mereka memanggil wali kelas di sekolah yang bernama Bu Lani ke kediaman keluarga Mellifluous. Keluarga Hira juga ikut dalam pertemuan kali ini, seperti biasa. Hanya Tuan Nirwana yang tidak bisa datang, karema pertemuan ini di buat selepas magrib, yang mana jadwal beliau menemani anak-anaknya mengaji.

Mengingat anak-anak Nirwana. Hira jadi teringat momen canggung bersama si sulung, Tara tadi pagi. Ini terjadi karena Hira terlalu panik saat ketika kemarin bertemu ayah laki-laki itu. Ia khawatir Tuan Nirwana memberi tahu bahwa ia dan Demure sudah bertunangan.

Tapi kekhawatirannya berangsur hilang saat detik itu juga, beliau memberi pesan pada Hira. Bahwa tidak mengatakan apapun mengenai hubungannya bersama Demure, dengan dalih itu merupakan privasi dua keluarga.

Hira terkekeh mengingat kehebohan pada jam istirahat. Pemerannya adalah Jura yang menangis kencang karena Gara tidak sengaja menaikkan nada bicara, yang tentu dianggap membentak. Hidung merah, pipi sembab dengan bekas air mata, menjadi pemandangan menggemaskan dari si bungsu.

Wajah panik Tara, terukir jelas dalam pikiran Hira. Laki-laki itu terus memeluk, mencium, dan mengelus adiknya agar tenang. Hal yang sama juga dilakukan Gala dan Nuga. Bahkan sang pelaku, Gara juga ikut panik. Beberapa bodyguard membujuk dengan iming-iming mainan, tapi tetap tidak menbuat tangisan bayi kucing itu reda.

Gara, si terkecil dari tiga kembar sebenarnya tidak sengaja. Ia sedang dibuat pusing oleh proposal dan beberapa berkas OSIS untuk persiapan study tour bulan depan. Ada beberapa kesalahan, yang dikomplen kesiswaan, sehingga anggota yang bertugas harus mengulang. Suara rengekan Jura membuatnya tambah pusing, alhasil bentakan itu tidak sengaja keluar dari bilah bibir pucatnya.

DEMURE | Lee Heeseung [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang