Tara baru saja keluar dari kamar salah satu kembar bungsu. Ia mulai berjalan memasuki kamarnya sendiri. Di sana sudah ada Gara yang berbaring di kasur, dan Gala yang masih berkutat dengan buku-buku sekolah.
Gala yang melihat sosok sang kakak segera berdiri dan menyeretnya menuju meja belajar di pojok ruangan. Senyum manis terpancar di wajahnya. "Kak, bantu kerjain tugas sejarahku, ya," pintanya.
"Kenapa kakak? Buku paket sama lks?" Bingung Tara.
Masalahnya dia sedang sangat lelah karena menenangkan Nuga dari tadi sore. Si bungsu Jura kondisi kesehatannya kembali drop, bahkan harus sampai di larikan ke rumah sakit tadi siang. Bunda panik, bahkan sang ayah yang tengah mengurus pekerjaan memaksa pulang lebih awal dari jadwal.
Nuga tidak berhenti menangis. Bagaimana tidak, Jura pingsan saat sedang bermain dengannya dan Tara di halaman belakang yang luas. Harusnya mereka menikmati waktu karena kemarin ditinggal Tara kerja kelompok. Tapi malah berujung kepanikan seisi rumah.
Kembali ke masa sekarang, Gala tampak murung ketika ditanyai tentang buku. "Buku paket dan lks Sejarahku tertinggal di loker," sendunya.
Tara mengulas senyum. Mengusak rambut sang adik kembar penuh kasih sayang. Ia mendaratkan bokongnya di kursi sebelah Gala. Mulai menyuruh sang adik membuka buku, dan menjelaskan apa-apa saja yang Gala tidak mengerti.
Mungkin kalian bingung, kenapa tidak cari di google saja? Mereka tidak mungkin tidak memiliki paket internet bukan? Begini, Nyonya Nirwana adalah seorang yang ketat dalan agama dan pendidikan. Ia melarang keras anak-anaknya mengerjakan tugas dengan mencari jawaban di internet.
Ia ingin anak-anaknya terbiasa membaca buku. Terkecuali, Guru memang menyuruh untuk mencari di google. Bahkan ponsel mereka akan ditahan jika waktu menunjukkan pukul 21:00. Dan dihari libur, ponsel mereka juga akan diambil, semata-mata untuk memberi waktu untuk kumpul keluarga.
Tugas Gala sudah hampir selesai. Hanya tinggal satu soal dari sepuluh. Tara juga sudah pamit ke kamar mandi untuk bersih-bersih dan bersiap tidur. Terkecil dari tiga kembar sudah menjelajahi alam mimpi beberapa menit yang lalu.
Sepertinya ada yang tertinggal dalam penjelasan ini. Gala adalah satu-satunya putra Nirwana yang masuk MIPA, ini karena kecintaan terhadap Fisika dan Matematika. Ingat kenapa Jura dan Nuga lebih awal sekolah? Iya. Karena Gala mengajari mereka berhintung sedari dini, dengan contoh buah-buahan, yang tentu membuat anak-anak tertarik.
Lagi pula keluarga Nirwana bukan orang-orang yang menuntut anak mereka ini itu. Mereka punya kebebasan untuk memilih sesuai keinginan. Dari awal memang sudah diajari untuk menentukan pilihan. Selama tidak menjerumuskan ke hal-hal negatif, mereka bebas. Hanya saja mereka tahu diri dengan aturan dan kepercayaan yang orang tua berikan. Mereka tidak boleh mengecewakan.
Beres. Gala merapihkan buku-bukunya. Memasukan buku pelajaran untuk besok dan merapihkan meja yang agak kurang enak dipandang. Setelah semua kembali ketempat, Gala malah melamun di sana.
"Kenapa, sayang?" tanya Tara membuyarkan lamunan sang adik.
Bukan menjawab, Gala malah memeluk erat pinggang sang kakak. Menyembunyikan wajah sembab sehabis menangis tadi ke perut Tara. Sang kakak yang sadar bahwa baju tidurnya basah mengernyitkan alis.
"Gala, kenapa? Kok nangis?" tanya Tara, lagi.
"Jura," jawab Gala, satu nama itu, ya, Tara mengerti kemana arah pembicaraan ini.
"Jura pasti sembuh. Dia bakal baik-baik aja," tenangnya.
"Tapi, Gala takut," cicit Gala.
"Jura kan anak kuat. Pasti sembuh kok. Dia gak mungkin ikhlas kamu gak encok karena gak jadi kudanya," tutur Tara disertai candaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEMURE | Lee Heeseung [✓]
Teen FictionEN-- lokal ver. Tentang dua remaja yang beranjak dewasa. Di tengah kebingungan dan ketidaktahuan mengenai perasaan mereka masing-masing. Terlibat dalam sebuah ikatan tanpa persetujuan, yang tentu tidak akan pernah berjalan dengan baik. Entah siapa...