-- Jakarta. Januari.
08:35Senin pagi, lagi. Natal dan tahun baru telah terlewati. Libur semester telah berlalu. Seluruh siswa harus kembali pada kegiatan belajar mengajarnya. SMA 9 telah ramai, upacara bendera baru saja berakhir.
Semua kelas sudah penuh oleh para penghuninya. Suara orang mengobrol terdengar di sepanjang koridor yang dilewati sepasang guru dan murid. Gadis dengan seragam putih abu yang pas membalut setiap lekuk tubuhnya tersenyum manis ketika beberapa murid menatapnya.
Gadis itu dituntun menuju salah satu kelas di jajaran kelas 11 MIPA. Senyum manis semakin merekah ketika ia mulai memasuki kelas yang akan jadi tempat ia belajar mulai saat ini.
Suasana kelas 11 MIPA 1 hening seketika. Seluruh atensi siswa/siswi tertuju pada dua orang yang baru saja masuk. Beberapa siswa ada yang terang-terangan menggoda gadis yang nerupakan murid baru untuk kelas itu.
Hanya ada satu siswa yang tidak menoleh. Laki-laki itu sibuk menggambar di halaman belakang buku. Ia tidak begitu peduli dengan siswi baru yang datang.
"Selamat pagi anak-anak."
"Seperti yang kalian lihat saat ini. Kelas kalian kedatangan teman baru. Baiklah, nak. Silakan perkenalan nama dan asal sekolah kamu." Titah guru laki-laki itu.
"Hallo everyone. Good morning."
Siswa/siswi penghuni kelas melongo kaget. Bukan. Bukan karena mereka tidak bisa, melainkan terkejut karena suara gadis itu sangat lembut persis wajahnya.
"Perkenalan, namaku Layyina Ayesha Yaziyah. Kalian bisa panggil Ziya. Sebelumnya, aku sekolah di California. Tapi aku lahir di Bandung, kok."
"Apa.. Ada pertanyaan?"
Beberapa siswa mengangkat tangan antusias. Satu siswa yang sedari tadi tidak memperhatikan, mendongkak kaget saat nama itu di sebut. Laki-laki itu menatap dari bawah sampai ke atas penampilan gadis di depan kelas itu.
"ZIYA!" Pekik laki-laki yang tak lain adalah Gala.
Kelas sunyi sesaat. Selanjutnya bisik-bisik anak kelas memenuhi telinga. Gadis di depan, Ziya. Tersenyum sembari terkekeh kecil melihat wajah terkejut Gala.
"Senang bertemu kembali, Tuan Muda."
"Hey! Kalian saling mengenal?" Tanya satu siswa yang duduk di barisan depan.
"Tentu. Kami adalah teman masa kecil. Ya.. Sebelum aku ke AS." Jawab Ziya sopan.
"Ziya! Minta nomor WA-mu." Teriak siswa yang duduk di bangku belakang, membuat kelas riuh dengan godaan.
"Modus kamu! Huh!" Ledek gadis yang duduk di depan pemuda itu.
"Sudah-sudah. Ziya. Silahkan duduk di belakang Gala. Dan semoga betah berada di sini."
Penuturan guru itu mengakhiri acara perkenalan singkat Ziya. Gadis itu menaikkan tali ransel dan mulai mematri langkah menuju tempat duduk yang ditunjuk. Mengulas senyum hangat saat Gala menyapanya.
Kringg
Bel istirahat bertepatan dengan waktu shalat duhur berbunyi. Gala, laki-laki bersurai kecokelatan itu memutar tubuhnya guna melihat ke arah gadis yang merupakan teman masa kecilnya.
"Zi. Mau ke mushola bareng?" Tanya Gala. Membuat gadis itu menghentikan aktivitas memasukkan bukunya.
"Gal. Aku lagi datang bulan." Tutur Ziya dengan senyum yang tak pernah luntur.
"Oh. Oke. Kalau begitu, mau kuantar ke tempat teman kami yang nonis?" Gala menawarkan.
"Tidak perlu. Aku ingin berkeliling sebentar. Dan tidak perlu khawatir. Aku tidak akan tersesat, aku sudah mempelajari seluk beluk sekolah ini terlebih dahulu." Ziya berucap, membuat Gala hanya mengangguk mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEMURE | Lee Heeseung [✓]
Teen FictionEN-- lokal ver. Tentang dua remaja yang beranjak dewasa. Di tengah kebingungan dan ketidaktahuan mengenai perasaan mereka masing-masing. Terlibat dalam sebuah ikatan tanpa persetujuan, yang tentu tidak akan pernah berjalan dengan baik. Entah siapa...