Welcome to my third story!
Happy reading and I hope you guys like this story!🦖
Kelas XI IPA 3 nampak tenang dan begitu sunyi, hanya ada beberapa siswa yang berada di dalamnya. Entah karena mereka malas ke kantin, atau karena apapun Arrsyila Zakia tak tau, ia tak ambil pusing. Yang terpenting untuknya adalah ia bisa tenang.
Membaringkan kepalanya di atas meja, Syila memandangi kearah luar jendela dengan tak bersemangat. Ia menghela nafas, mengingat-ingat awal kekacauan hidupnya.
2 bulan yang lalu ...Sepulang dari kerja kelompok, Syila dan Tatiana Ayu Sadewa---sahabat sekaligus tetangganya langsung menuju rumah Syila guna menyelesaikan bagian mereka yang belum selesai.
Turun dari motor Nmax yang di kendarai nya, Syila langsung berlari menuju pintu rumahnya. Ia hampir mengeluarkan kunci tapi tak jadi karena pintu tak di kunci."Kira-kira beres nggak Sil, kalau kita kerjain sehari?" Tanya Tatia dari belakang Syila, tangannya tampak menenteng kresek berlogokan salah satu mini market yang biasa di temui di kota-kota.
Syila membuka pintu, "beres. Tapi kalau Lo nggak ngajak gue ngerumpi atau main hp aja." Jawab Syila yang kemudian langsung mengucap salam begitu hampir sampai di ruang tamu.
"Eh, cucu Oma sudah pulang? Dari mana?" Sambut Oma Syila yang sudah duduk dengan nyaman di sofa ruang tamu.
Syila yang melihat Omanya ada di rumahnya langsung melotot, "Oma kok bisa ada disini?" Tanya Syila sambil berjalan menghampiri Omanya, ia dengan hormat mencium tangan sang Oma.
"Ya bisa dong, Ommu yang ngantar."
Syila manggut-manggut, ia kemudian menarik Tatia untuk duduk di sofa panjang yang bersebelahan dengan single sofa yang Omanya duduki. Tatia menurut saja, ia juga sudah menyalimi Oma dengan sopan.
"Mama mana, Oma?" Syilla celingak-celinguk, tak mungkin sekali Mamanya membiarkan Omanya sendirian.
"Lagi ke toko sebentar," Oma membenarkan duduk, ia kemudian berdehem-dehem yang membuat perasaan Syila rasanya mulai tak enak.
"Nanti kamu ikut Oma, ya? Oma mau ngenalin kamu sama anaknya pak RT di komplek Oma. Anaknya ganteng, sopan banget, udah gitu mapan lagi. Di jamin, kalau nikah sama dia hidup kamu sejahtera." Oma menunjukkan senyum cerahnya, sementara Syila sendiri sudah melotot-lotot tertahan.
Terbatuk sebentar, Syila melipat bibirnya, pura-pura membenarkan duduk untuk menghadap Tatia dan meremat tangannya.
"Tolongin gue ..." Syila berucap tanpa suara, ekspresinya memelas.
"Mana gue bisa," balas Tatia yang membuat ekspresi Syila tambah suram. Kini ia hanya bisa berdoa agar Mamanya segera pulang, karena harapan Syila selamat dari acara jodoh-jodohan ini hanya ada pada Mamanya.
Membenarkan duduk agar menghadap Omanya kembali, Syila coba pasang wajah se-tak enak mungkin.
"Gimana ya, Oma. Ak--"
"Ck, udah. Jangan gimana-gimana, langsung aja nanti liat orangnya. Kalian kenalan, pendekatan, lalu baru tunangan." Ucap Oma tanpa peduli ekspresi Syila yang sudah seperti menahan berak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gara My Boyfie
Romance"Pasangin dasi." "Bawain tas gue." "Sisirin." "Suapin." Dan banyak lagi perintah si tuan muda Sagara Azam Pratama pada adik kelasnya, Arrsyila Zakia. Bukan karena Syila itu cupu, atau Syila gampang di bully, bukan juga karena Syila yang merusak bara...