XI

68.8K 6.4K 240
                                    

Happy Reading all!!

🦖

Gara menyandarkan tubuhnya di tembok dengan tangan masuk ke dalam kantung celananya. Gara melamun, ia menunggu kelas Syila berakhir dengan tenang.

Begitu telinganya mendengar suara sang guru yang mulai berpamitan, Gara menolehkan kepala ke arah pintu. Tak berapa lama, guru laki-laki dengan rambut yang hanya tersisa di kepala bagian belakang keluar, di susul oleh murid-murid lain yang keluar secara bergerombol.

Gara diam, ia memperhatikan dengan tenang tanpa seorangpun sadari. Begitu melihat figur seorang perempuan dengan tas punggung berwarna khaki, Gara segara mengeluarkan sebelah tangannya dari kantung, di tariknya tas cewek tersebut membuat si pemilik langsung memekik kaget dengan langkah termundur tanpa rem.

Terlalu kaget, syila sampai tak bisa menyeimbangkan langkahnya dan berakhir menabrakkan punggungnya pada dada Gara yang bidang.

Syila mendongak, di lihatnya rahang tegas Gara tepat di atas kepalanya, tanpa melihat wajah langsung pun, Syila sudah mengenali sosok Gara hanya dari parfumnya.

Menarik dirinya lekas, Syila menatap cowok itu garang. "Ngapain sih, Kak. Hobi banget narik-narik," omel Syila.

Wajah Gara masih datar, "gue mau nyari buku, temenin." Ucap Gara tenang, ia ingin membeli buku referensi untuk tugas bahasa Inggrisnya.

"Beli buku, ya? Kayaknya nggak bisa deh, gue udah di jemput soalnya." Syila menggaruk kepalanya, tak enak.

"Oh, oke." Gara mengangguk singkat.

"Yaudah, gue duluan ya, Kak!" Syila melambai, ia berlari riang meninggalkan Gara yang mulai mengais langkah mengikuti Syila di belakangnya.

Begitu sampai di parkiran, Gara mengambil motor sportnya, ia menaikinya dan mulai melajukannya menuju gerbang sekolah.

Belum benar-benar sampai di depan gerbang, satu pemandangan aneh di lihatnya. Syila, bersama seorang laki-laki dewasa dengan setelan kemeja dan celana bahan.

Gara berhenti, ia memperhatikan dalam diam bagaimana kedua manusia itu berinteraksi. Terlalu dekat, terlalu akrab, membuat sesuatu terasa mendidih tanpa sebab Gara rasakan.

Tangan Gara terkepal, apalagi saat melihat Syila dengan mudahnya di rangkum laki-laki tersebut dalam dekapan. Ada satu kecupan singgah di rambut halus Syila, rahang Gara mengeras. Gara tak suka, ia benci, benci setiap kali melihat Syila berinteraksi akrab dengan laki-laki selainnya.

Dan kini, dengan mata kepalanya sendiri ia melihat bagaimana interaksi Syila yang berlebihan.  Sudut-sudut hatinya serasa terbakar, genggamannya pada stang motor pun seakan ingin mematahkan. Perasaan tak nyaman ini, membuat Gara rasanya ingin menghantam laki-laki dengan perawakan rupawan itu hingga babak belur.

Mereka ... Ada hubungan apa? Tak pernah Gara lihat Syila sedekat itu dengan laki-laki, dan ini terlalu mengganggunya.

Apa selama ini Syila memiliki pacar di luar sekolah? Tapi bagaimana bisa? Setiap saat waktu Syila, hampir Gara yang memonopoli nya. Ia juga tak pernah melihat Syila sekalipun sibuk akan gawainya saat bersama dirinya. ini terlalu mengejutkan, dan juga tak mengenakkan untuk perasaannya.

Melihat mobil yang menjemput Syila mulai melaju pergi, Gara menyalakan motornya, di tariknya pedal gas dan ia mulai melajukannya dengan maksud mengejar mobil yang membawa Syila di dalamnya.

-o0o-

"Tumben kamu nggak sama Tata?" Tanya laki-laki yang kini tengah mengemudikan mobilnya di jalanan kota yang ramai.

Gara My BoyfieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang