XIV

62.6K 6.3K 247
                                    

Happy Reading all!!

🦖

Dering telepon yang menggema keras, nyatanya mampu membuat tidur nyenyak Syila terganggu dengan hanya satu kali alunan. Mata yang semula terpejam rapat itu mengerjap, ia memperhatikan langit-langit ruangan UKS sekolahnya tersebut.

"Jam berapa, ini?" Tanya Syila pada dirinya sendiri.

Mengucek matanya sebentar, Syila kemudian bangun guna mencari ponselnya yang entah ia letakkan di mana.

"Mana hp gue?" Monolog Syila lagi. Ia bahkan sampai merogoh setiap kantung yang ia miliki dan hasilnya nihil.

Kembali mendengar dering teleponnya, ternyata ponsel itu terletak di nakas kecil samping pembaringan yang ia tiduri tadi.

"Sejak kapan gue ganti nada dering?" Heran Syila tapi tetap meraih ponselnya tersebut.

Mommy

"Lah?" Syila heran melihat nama penelepon tersebut, ia membolak-balikkan ponsel yang ia genggam hingga nyaris berteriak kala menyadari itu bukan ponselnya.

"Ini mah, HP Kak Gara!" Dengus Syila panjang. "Tapi ... Kok HP nya bisa di sini? Jangan bilang, tadi dia kesini lagi?!" Syila nyaris berteriak, ia langsung berjengit kaget begitu melihat nama Mommy kembali menelepon ponsel Gara.

"Gimana ini?" Panik Syila. Ia langsung bangun, menyambar hoodie Agam yang terasa berat dan langsung berlari begitu saja meninggalkan ruang UKS.

Syila berlari menuju kelas Gara, telepon tersebut terus berbunyi dan Syila makin deg-degan di buatnya.

Setibanya di depan kelas Gara, Syila langsung mengetuk pintu, mendorongnya pelan hingga memperlihatkan orang-orang yang ada di dalamnya.

"Permisi, Pak." Ucap Syila sopan.

"Iya, ada apa?" Guru dengan kepala pelontos tersebut menatap Syila penuh tanya.

Syila berdehem, "Kak Garanya, ada, Pak?"

"Gara? Tadi dia izin keluar pergi dengan Pak Suwanto."

Penjelasan guru tersebut, tanpa sadar membuat Syila menghela nafas lesu.

"Yaudah, Pak, terima kasih atas infonya. Saya permisi, Pak." Syila kembali menutup pintu setelah mendapat anggukan dari guru tersebut.

Dengan lesu, Syila kembali menatap ponsel Gara, dan dering yang sama kembali mengalun. Menjauh dari kelas tersebut, ragu-ragu Syila menggerakkan jarinya untuk mengangkat panggilan tersebut. Syila takut itu penting.

"Halo Gara, ya ampun, Mommy dari tadi nelponin baru kamu angkat. Kemana aja sih, Bang?"  Suara lembut itu mengalun dari balik ponsel Gara.

Syila menelan ludah, "ha-halo Tante." Sapa Syila canggung, terdapat jeda yang begitu lama baru suara dari balik ponsel tersebut kembali mengudara.

"Ini, siapa?"

"Ini, temannya Kak Gara Tante. Ponsel Kak Gara nggak sengaja ketinggalan, dan Kak Garanya sekarang lagi di luar." Jelas Syila.

Gara My BoyfieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang