Happy Reading All
🦖
Syila tahu Gara pasti sangat lelah hari ini, tapi cowok itu tetap saja memaksa mampir dan ingin menjenguk Omanya yang sudah di bawa pulang ke rumah. Katanya, ia ingin Oma merasa nyaman dengan mengetahui bahwa ia masih 'ada'.
Syila tak paham apa maksudnya, ia iyakan sajalah pokoknya. Untuk Mama serta Omnya, Syila pasrahkan semuanya. Bertemu atau tidaknya nanti mereka dengan Gara, Syila tak ingin menghalang-halangi. Ia tak ingin cowok yang sudah begitu banyak memberinya kebahagiaan itu merasa kecewa. Tidak ada yang perlu di khawatirkan, Syila yakini kalimat itu.
"Nggak papa kalau nanti ketemu keluarga Lo?" Gara bertanya sekali lagi, ia hanya ingin memastikan, takut jika nantinya Syila malah kerepotan.
Syila menggeleng, "biarin. Kan mau ngenalin pacar gue yang ganteng plus baik ini." Syila menggandeng sebelah lengan Gara yang kosong, sementara sebelahnya lagi cowok itu pakai untuk menenteng bawaannya yang berisikan buah-buahan dan sayur-sayuran yang bagus di konsumsi untuk penderita jantung. Syila membawa Gara masuk kedalam rumah Oma yang kini ia tinggali bersama Mamanya.
Gara tersenyum kecil, ia mengikuti langkah Syila dan rumah terlihat sepi. Begitu Syila membawanya menuju kamar Omanya dan membuka pintu, mereka berdua mendapati seorang wanita yang terlihat tengah membantu Oma untuk kembali berbaring.
"Mama, Oma." Syila memberanikan diri memanggil, membuat dua perempuan yang ada di sana menoleh dan menunjukkan reaksi yang berbeda-beda.
Jika Oma tampak tersenyum hangat, maka berbeda lagi dengan Mamanya yang tampak kaget dengan keberadaan Gara.
"Udah pulang, Nak? Bawa siapa?" Rindu bertanya, ia menatap sepenuhnya pada putrinya yang terlihat begitu gugup sambil menggandeng tangan cowok yang ia bawa memasuki kamar.
Begitu sudah mencapai jarak yang tak begitu jauh dari Mamanya, Syila berdehem. "Ini Ma, Kak Gara, pacar Syila."
"Hah?" Respon pertama yang rindu berikan, "kamu punya pacar?" Tanya Rindu tak percaya.
Syila mengangguk malu, sementara Gara langsung mengambil langkah untuk menyalimi Rindu.
"Gara Tante," ucap Gara memperkenalkan diri secara langsung begitu uluran tangannya disambut calon mertuanya. Maksud Gara Mamanya Syila.
Rindu melongo melihat betapa tampannya Gara–yang kata putrinya merupakan pacarnya.
"Beneran pacar Syila?" Tanya Rindu masih tak percaya. Pasalnya, selama ini putrinya tidak pernah sekalipun membawa laki-laki ke rumah kecuali saat sedang kerja kelompok.
"Iya Tante, maaf baru sekarang Gara memperkenalkan diri. Gara minta maaf kalau izin macarin Syilanya telat Tante." Gara mengucapkan bait demi bait kalimatnya dengan begitu lancar, membuat Syila membulatkan mata saking kagetnya.
Bukan hanya Syila, tapi Rindu juga kaget dengan keberanian anak laki-laki di hadapannya ini.
"Jadi gimana Tante? Boleh Gara tetap lanjut jadi pacar Syila?" Gara bertanya.
Rindu yang di tatap tepat di matanya dengan kalimat Gara yang begitu rapi membuatnya gagap sendiri. "Ha-hah? I-iya." Rindu mengangguk kaku, ia bahkan tak sadar apa yang ia lakukan di hadapan bocah SMA yang kini mengumbar senyum manisnya di hadapannya.
Oma yang mendengarkan terkekeh, cukup salut dengan Gara yang begitu berani untuk ukuran remaja laki-laki yang menemui orang tua pacarnya. Sebenarnya Oma tak begitu kaget, karena sejak awal, Gara itu terlihat sekali mampu membuat hal-hal di sekitarnya berada dalam kendalinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gara My Boyfie
Romance"Pasangin dasi." "Bawain tas gue." "Sisirin." "Suapin." Dan banyak lagi perintah si tuan muda Sagara Azam Pratama pada adik kelasnya, Arrsyila Zakia. Bukan karena Syila itu cupu, atau Syila gampang di bully, bukan juga karena Syila yang merusak bara...