XXXIX

35.9K 4K 181
                                    

Happy Reading All!!

🦖

Hari ini, hari terakhir Gara ujian, dan ia ingin menepati janjinya pada Syila untuk membawa pacarnya tersebut jalan-jalan ke pantai. Jujur saja, Gara sudah sangat rindu pada cantiknya itu. Karena sepanjang liburan, Syila pulang ke Bandung, ke tempat kelahiran Omanya untuk healing katanya.

"Sudah siap?" Tanya Gara begitu melihat Syila keluar dari rumah dengan mengenakan rok di bawah lutut dan atasan berwarna hitam. Cantik sekali, dan Gara begitu merindukan figur perempuan yang tengah tersenyum lebar padanya itu.

Syila mengangguk semangat, "sudah dong, ayo berangkat!" Senyum Syila begitu lebar, ia memasang helm yang ia bawa—yang sebelumnya Gara belikan khusus untuknya.

Gara tersenyum, ia menepuk-nepuk helm Syila lalu menaiki motornya.

"Bisa sayang?" Tanya Gara, karena motor yang ia bawa kali ini, adalah motor gede milik Daddy nya.

Syila mencebikkan bibir, menyembunyikan senyum karena panggilan sayang yang beberapa kali Gara tujukan padanya saat mereka melakukan panggilan video call.

"Bisa ganteng, bisa." Syila balik melontarkan panggilan manis, uhh, pacarnya yang satu ini memang ganteng sekali. Rindu sekali Syila rasanya, apalagi dengan wangi Gara yang begitu membuatnya betah nempel-nempel ini. Baru menaiki motor, Syila bahkan langsung melingkarkan tangannya di seputaran perut Gara.

Gara tersenyum di balik helmnya, ia mulai menjalankan motornya menuju pantai. Gara punya banyak list tempat-tempat yang akan ia datangi bersama Syila. Jadi hari ini, akan menjadi hari yang begitu panjang untuk mereka.

Begitu mereka sampai di pantai, Syila dan keantusiasan nya benar-benar membuat Gara geleng kepala. Gadis cantik itu bahkan sudah meninggalkannya lebih dulu dan Gara hanya bisa menyusul.

"Udah lama banget tau nggak ke pantai." Ucap Syila begitu Gara ada di sebelahnya.

Gara menepuk kepala Syila pelan, "nanti kita sering-sering main ke pantai, oke."

Syila menoleh pada Gara, ia mencebik tak senang. "Bohong-bohong-bohong," teriaknya lalu lari begitu saja.

"Bohong dari mana?" Sahut Gara tak setuju, "jangan lari! Ntar jatuh malu!" Gara balas berteriak, membuat Syila berbalik hanya untuk menjulurkan lidahnya.

"Siapa tahu di tolongin bule ganteng." Perempuan itu membalas dengan lantang, lalu berhenti di pesisir pantai untuk sekedar melepas sendalnya dan membiarkan kakinya basah.

Rindu sekali rasanya bermain di pantai seperti ini, terakhir kali ia ke pantai mungkin sekitar dua tahun yang lalu, saat ia ikut liburan keluarga Tatia ke Bali. Lalu setelah itu, Syila benar-benar tak pernah lagi mengunjungi pantai.

Gara menyusul, ia berdiri di samping Syila lalu mengambil alih sandal perempuan itu untuk ia bawa.

"Pantai indah, ya." Syila berujar, matanya yang semula fokus ke jernihnya air di hadapan mereka kini beralih pada sepasang mata jernih Gara.

Gara menatap lama pada Syila, membuat perempuan itu mengedipkan mata kebingungan pada tatapan laki-laki di hadapannya.

Meraih bahu Syila, Gara menggeser perempuan itu hingga berdiri tepat di hadapannya. Syila kebingungan tentu saja, tapi ia hanya bisa mengerutkan kening dengan tatapan penuh tanya.

"Oke, sekarang memang indah." Celetuk Gara, dengan mata yang terfokus pada perempuan cantik di hadapannya.

Syila terkekeh, "oh, ya?" Tanyanya. Ia kemudian mengangkat jarinya menunjukkan tanda v, "indah mana sekarang?"

Gara My BoyfieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang