Happy Reading all!!
🦖
Di pagi Senin yang cerah ini, Syila bahkan pagi-pagi sekali sudah berada di sekolah seperti orang yang paling rajin. Padahal kenyataannya, ia hanya terpaksa. Terpaksa yang membuatnya merutuk dari sepanjang perjalanan menuju sekolah hingga di sepanjang koridor menuju kelas Gara.
Cowok itu penyebabnya, cowok itulah yang membuatnya harus mandi di subuh hari dan berkendara di tengah sejuknya udara pagi.
Tiba di depan kelas Gara yang masih tertutup, Syila sudah siap memasang wajah paling juteknya, ia juga sudah menyiapkan berbagai macam amunisi untuk di layangkan pada si bos dadakannya itu.
"Awas aja kalau sempat dia belum ada di dalam kelas." Gumam Syila terdengar penuh penekanan dengan mimik wajah keras yang menandakan siap untuk menyemburkan lava panasnya pada Gara.
Menarik nafasnya sebentar, Syila kemudian menendang pintu yang ada di hadapannya hingga ruangan itu terbuka dengan suara bantingan yang cukup keras.
Syila masuk, dan saat matanya tak menangkap satupun raga manusia di dalam kelas tersebut, matanya seolah sudah menyala-nyala dengan kobaran api besar di dalamnya yang siap membakar seluruh gedung SMA tersebut.
Syila mengepalkan tangan dan meninjukannya pada sebelah tangannya yang terbuka. Wajahnya mengeras, terlihat geram juga penuh emosi di saat bersamaan.
"Awas aja, ya." Gumam Syila tajam.
Cewek itu dengan langkah kecilnya yang sengaja di lebarkan membuat bunyi hentakan sepatu di sepanjang ia melangkah.
Sementara itu, Gara si biang kerok baru saja menginjakkan kaki di lantai kelas 12. Awalnya perjalanannya biasa saja, hingga indera pendengarannya yang tajam menangkap bunyi langkah kaki yang kuat. Gara mendengarkan dengan seksama, siapa gerangan orang yang berjalan sebrutal itu coba?
Karena penasaran, Gara mempercepat langkahnya, ia hampir saja membelokkan diri dan menampakkan wujudnya jika saja refleksnya tak cepat begitu melihat Syila yang berjalan serupa Hulk yang tengah mengamuk.
Gara toleh kanan kiri, hingga kemudian ia berlari menuju salah satu kelas yang masih tertutup. Membuka kelas itu dengan pelan, Gara dengan gesit melemparkan tasnya sembarang dan menutup pintu itu cepat.
Jantung Gara berdebar karena gugup yang tiba-tiba melanda, tak ingin membuat kecurigaan, Gara kemudian menetralkan nafasnya, mimiknya pun ia buat tenang dengan wajah datar andalannya.
Membalikkan badan, Gara siap melangkah dengan kedua tangan di saku celananya. Baru tiga langkah yang ia ambil, Syila kini sudah ada di hadapannya dengan wajah keras dan tatapan penuh permusuhan.
"Kak Gara!! Baru datang pasti!" Tuduh cewek itu langsung, langkahnya terhentak menghampiri Gara siap memberikan cowok itu pelajaran.
"Iiiih!!" Kesal Syila dengan tangan yang sudah bertengger di lengan Gara dan mencubitnya kecil, membuat sensasi perih menjalar di sepanjang tangan Gara.
"Syila," tegur cowok itu yang dengan cepat menarik tangannya sebelum ada cubitan baru lagi.
Syila memasang wajah galaknya pada Gara, "gue lagi emosi ya, Kak. Bisa-bisanya Lo baru datang sekarang setelah subuh tadi Lo nelponin gue kayak penagih utang, cuman buat nyuruh gue datang pagi-pagi buta kesekolahan, dan lo malah belum ada di tempat saat gue datang!" Syila mengeluarkan segala unek-uneknya, menyemburkannya pada Gara yang masih saja memasang wajah tenang tanpa mimik di wajahnya.
Menarik nafasnya sebentar, Syila kali ini sudah siap menyemburkan lava panasnya. Tapi karena ini lawannya Gara, cowok itu lebih gesit. Tangan besar cowok itu bahkan sudah menutupi keseluruhan bibir Syila hingga kedua pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gara My Boyfie
Romance"Pasangin dasi." "Bawain tas gue." "Sisirin." "Suapin." Dan banyak lagi perintah si tuan muda Sagara Azam Pratama pada adik kelasnya, Arrsyila Zakia. Bukan karena Syila itu cupu, atau Syila gampang di bully, bukan juga karena Syila yang merusak bara...