XXIII

58.3K 5.8K 157
                                    

Happy Reading All!!

🦖

"Aneh-aneh aja sih, tugas anak kelas dua belas." Syila menggeleng heran, tangannya dengan cekatan menyiapkan bahan-bahan membuat roti.

Saat ini, Gara dan kawan-kawan sedang berada di rumah Devano sepulang sekolah, begitupula Syila dan Tatia. Bukan tanpa alasan, mereka di sana karena ada tugas kelompok dadakan mata pelajaran biologi. Membuat bioteknologi pangan.

"Namanya juga semester akhir," Caka menyahut, ia membantu Devano menyiapkan kamera dan segala macamnya.

"Yang gue anehnya, kalian kok cuman berempat, nggak ada ceweknya lagi." Tatia yang iku membantu Syila menyiapkan alat, ikut nimbrung, agak aneh juga dengan pembagian kelompok kelas Gara tersebut.

"The power of  ketua kelas." Jayden bersuara, cowok yang sejak tadi hanya sibuk memperhatikan kegiatan Syila dan Tatia, menunjuk Gara yang ada di sampingnya.

"Ish-ish... Contoh penyalahgunaan kekuasaan." Tatia menggeleng-geleng tak habis pikir, kira-kira sudah berapa kali si Gara ini seenaknya begitu.

"Bukan penyalahgunaan, tapi memanfaatkan sumber daya yang tersedia." Caka mengoreksi, hanya sekedar mengganti kalimat namun tak berarti apa-apa.

Selesai menyiapkan alat, Tatia membantu Syila menata bahan-bahannya. "Nggak heran sih, gue aja pernah dapat panggilan dari OSIS. Dan ternyata, cuman buat di suruh beli hal yang sangat tidak terduga." Tatia melirik kecil pada Syila yang sejak tadi banyak diam dan hanya fokus pada kegiatannya saja tanpa sedikitpun bersua dengan Gara.

"Beli apaan?" Jayden bertanya, tangannya membenarkan kembali bungkusan tepung yang terjatuh.

"Ada deh," Tatia mengedikkan bahu, membuat Jayden kesal melihatnya.

"Nggak guna Lo cerita!" Sungutnya kesal, Tatia hanya mencebikkan bibir mengejek Jayden.

"Perasaan gue ada yang aneh deh, dari tadi." Caka yang sudah beres dengan urusan kamera bersama Devano ikut nimbrung.

"Paan?" Jayden bertanya, tak kapok meski tadi kekepoannya tak tersampaikan oleh Tatia.

"Nih, si dua oknum pacar fake diem-diem bae, biasanya selalu menebar kemesraan." Caka menyenggol Gara, cowok itu tak begitu menanggapi, fokusnya hanya pada Syila yang nampak mengalihkan fokusnya kemana-kemana dan kembali mengerjakan pekerjaan yang sebenarnya sudah ia kerjakan.

"Iya juga, baru sadar gue. Napa Lo bedua? Masalah rumah tangga apalagi yang menghampiri?" Jayden bertanya, sejak tadi tidak berkesudahan kepo akan segala hal.

"Kepo," Gara menyahut, terdengar menyebalkan di telinga Jayden.

"Baku hantam kita, Gar." Jayden menarik lengan bajunya, bersiap akan menghampiri Gara tapi sudah keburu di tahan oleh Devano.

"Ngomong aja kita nggak bakal selesai-selesai." Ucap cowok itu, menimbulkan dengusan kasar dari Jayden.

"Tuh, dengerin apa kata tuan rumah." Setuju Tatia, ia menyingkir dari hadapan meja makan Devano dan mengambil tempat di dekat Caka.

Syila ikut saja, ia sempat beradu tangan dengan Jayden karena cowok itu yang usil duluan merentangkan kaki menghalangi langkahnya.

Gara My BoyfieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang