IX

69.7K 6.5K 201
                                    

Happy Reading all!!

🦖

Syila menaikkan sebelah kakinya ke atas sofa, ia juga merapatkan duduknya ke arah Gara untuk dapat melihat apa yang cowok itu lakukan.

"Emang harus selesai hari ini banget?" Tanya Syila dengan tangan meraih irisan brownies di piring yang sudah Devano siapkan untuk mereka.

Saat ini, mereka masih ada di rumah Devano, bedanya posisi mereka kini sudah beralih ke ruang tamu cowok itu.
Kegiatan melukis sudah selesai, dan kini jadilah tugas akhir Gara sebagai tukang edit.

"Enggak." Jawab Gara singkat, kepalanya kemudian tertoleh menghadap kearah Syila dengan mulut sedikit terbuka.

Syila yang selama dua bulan ini bersama Gara, sudah sangat paham akan kode-kode cowok itu, langsung saja mengambilkan potongan brownies yang lain dan menyuapkannya pada Gara.

Gara menerima suapan tersebut, mulutnya mengunyah dengan tangan aktif di layar ponselnya.

"Wih ... Keren," kagum Syila begitu melihat separuh hasil yang Gara putar. "Kak Gara mah, semuanya bisa," pujinya lagi setengah iri.

"Ada yang dia nggak bisa," sahut Caka yang tengah bermain PS bersama Jayden. Suara dari kedua laki-laki itu benar-benar mendominasi ruang tamu sejak tadi.

"Apaan?" Tanya Syila dengan posisi sudah menghadap dua cowok yang membelakanginya dan Gara tersebut.

"Menyadarkan Lo," jawab Caka penuh teka-teki, menimbulkan kerutan bingung di dahi Syila.

"Menyadarkan apaan?" Gumam Syila yang masih terdengar oleh ketiga lelaki yang ada di sana.

"Dari kegilaan," seloroh Jayden, membuat Syila berdecak kesal mendengarnya.

Kembali membenarkan duduknya, Syila kali ini bersandar sepenuhnya di sofa dengan kaki bersila.

"Itu tadi adik Kak Devano satu-satunya atau ada lagi?" Tanya Syila dengan kepala tertoleh ke arah tangga, tempat dimana ia melihat Devano membawa seorang anak perempuan yang pakaiannya sudah basah dengan bau yang super duper wah. Katanya sih, jatuh di got dekat taman komplek, maka dari itu sampai sekarang keduanya belum juga turun dari lantai dua di atas sana.

"Ada kembarannya lagi," jawab Gara di selingi oleh suara Jayden dan juga Caka yang berteriak-teriak tak jelas.

"Oohh ... Kembar? Cewek atau cowok?" Tanya Syila lagi, sepenuhnya sudah menatap Gara yang masih fokus pada ponsel di tangannya.

"Cowok."

Syila manggut-manggut mendengarnya, ia jadi penasaran pada rupa kembarannya adik Devano. Apakah keduanya kembar identik atau tidak.

"Kak Gara nggak pusing bikin begituan?" Memang dasarnya Syila itu tak mau diam, makanya sedari tadi ia terus saja mengajukan berbagai pertanyaan pada Gara meskipun tanggapannya hanya seadanya.

"Nggak."

Kembali singkat, tapi Syila sudah terbiasa di cueki seperti ini.

"Kak." Panggil Syila pelan.

"Hm."

"Mau pulang, boleh?" Tanya Syila dengan tangan memainkan kupluk hoodie milik Gara.

"Nanti."

Mendengar itu, bibir Syila secara otomatis maju beberapa senti.

"Tapi bosennnn ..." Adunya dengan tubuh kembali bersandar di sofa secara lemas. Tak sadar akan nada suaranya yang terdengar manja.

Gara My BoyfieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang