XIX

62K 5.8K 142
                                    

Happy Reading All!!

🦖

Syila dengan telaten memasukkan nasi goreng buatan Bibi yang bekerja di rumah Omanya, ke dalam tupperware yang juga merupakan milik Omanya.

"Yakin bakal habis makan sebanyak itu?" Tanya Oma yang tengah sarapan.

"Kalau buat Syila, nggak bakal abis. Tapi karena ini buat Kak Gara, udah yakin bakal nyisa tempatnya aja." Ucap Syila sambil meratakan nasi yang ia masukkan agar muat banyak.

"Owalah, buat Gara rupanya. Memangnya pacarmu itu di rumah ndak sarapan?" Tanya Oma sambil meraih minumnya.

"Kalau nggak di bawain gini, nggak bakal sarapan pagi. Dia 'kan harus datang pagi-pagi, jadi nggak sempat sarapan di rumah." Jelas Syila yang sudah selesai menyiapkan sarapan untuk Gara.

"Pantes kamu pagi-pagi buta sudah rapi," Oma geleng kepala, jadi ini alasan cucunya yang sering sekali pergi sekolah mepet waktu, hari ini bahkan sebelum jam enam sudah rapi.

"Hehe, biar Pak ketos nggak telat gara-gara Syila." Syila cengengesan, memasukkan tempat nasi dan juga botol minum ke dalam tasnya.

Tin! Tin!

Mendengar suara klakson, Syila langsung menegakkan badannya.

"Oma, itu kayaknya Kak Gara, deh. Syila berangkat, ya." Memutari meja makan, Syila mendekat pada Omanya untuk berpamitan dan mencium tangan.

"Sekolah yang bener, jangan kayak Om mu yang suka bolos." Pesan Oma.

Syila tertawa, "siap, Oma. Oma jangan lupa obatnya di minum, assalamualaikum."

"Wa'alaikum salam."

Syila berlari menuju pintu utama, sebelum membuka pintu, ia lebih dulu meraih sepatunya yang ada di rak sepatu, berjejer dengan milik Omnya.

Membuka pintunya, Syila dapat melihat mobil yang biasa Gara pakai sudah menunggunya. Syila memakai sendal jepit, menutup pintu terlebih dahulu sebelum berlari menuju mobil Gara sambil menenteng sepatu.

Syila grasak-grusuk membuka pintu belakang, menaruh tasnya dengan pelan barulah beralih membuka pintu di samping kemudi.

"Aduh, maaf lama, Kak." Menutup pintu mobil, Syila meletakkan sepatunya tanpa sempat menatap Gara.

"Nggak perlu lari-lari," ucap Gara yang sudah siap dengan kemudinya, membawa si mobil hitam kesayangannya meninggalkan depan gerbang rumah Oma.

"Ntar Kak Gara telat, lagi." Syila memakai kaos kakinya satu persatu.

"Sepatu Lo kenapa warna-warni gitu?" Tanya Gara yang melihat Syila kesusahan memakai sepatunya.

"Emang modelnya gini, kenapa?" Tanya Syila tetap fokus pada sepatu yang tengah ia ikat talinya.

"Hari ini razia sepatu."

Syila langsung mengangkat kepalanya, menatap Gara dengan pandangan melotot. "Hah! Serius?"

"Hm."

Gara My BoyfieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang