Happy Reading All!!
🦖
Keadaan menjadi tenang setelah Papa Syila pergi, semuanya diam, menunggu dokter yang memeriksa Oma keluar karena tadi Oma sempat sesak napas.
Syila yang diam merenung dengan pikiran entah kemana-mana, tiba-tiba saja di kagetkan dengan sebuah sentuhan ringan di tangannya.
Seorang anak laki-laki dengan baju pasien yang menggendong sebuah tas yang terlihat aneh? Tidak-tidak, Syila familiar tasnya, tapi ia sedikit lupa.
"Ah, iya?" Syila tak tahu ia berkata apa sebenarnya, yang jelas ia tak mengenal siapa anak kecil di hadapannya ini.
Tak hanya Syila yang kebingungan, tapi juga Mama dan Omnya yang tampak memandangi interaksi Syila dengan anak kecil tersebut.
"Ini Kak," anak kecil tersebut mengulurkan sesuatu, sebuah pesawat kertas kepada Syila.
Syila menerima dengan ragu, ia menatap bingung pada anak tersebut.
"Ini... Buat Kakak?" Tanya Syila penasaran, ia membolak-balik pesawat kertas tersebut dan menemukan sebuah tulisan.
"He'em! Semangat Kakak cantik!" Anak laki-laki itu tersenyum ceria, ia kemudian berlalu pergi dengan riangnya sambil bernyanyi-nyanyi.
Syila menatap kepergian anak kecil tersebut, ia kemudian membaca sebuah tulisan yang terdapat di sayap kanan pesawat tersebut.
"Buka aku." Syila mengikuti apa yang barusan ia baca, ia membuka lipatan pesawat tersebut hingga menemukan tulisan lainnya.
Syila kembali membacanya dengan pelan, "ikuti tata cara berikut untuk memenangkan hadiah." Baru baris pertama, kalimat yang ia baca sudah membuatnya berkerut bingung. Hadiah apa?
Syila kembali melihat tulisan di baris berikutnya, kali ini ia membacanya dalam hati.
1. Tarik sudut bibir kanan dan kiri ke atas.
2. Beri jarak antara bibir atas dan bawah.
3. Tarik lebih lebar sudut bibir kanan dan kiri.So creepy
Membacanya, membuat Syila langsung mendatarkan ekspresinya, apa-apan orang yang menulis ini, ingin mengerjainya?
Saat Syila akan meremat kertas tersebut dan membuangnya, ia menemukan sebuah tulisan yang ada di ujung kertas.
Coba dengan tulus, you're so gorgeous when you smile:)
Syila terdiam, ia mengamati tulisan tersebut berulangkali, mengingat kembali anak kecil yang memberinya pesawat kertas tersebut.
Anak itu membawa sebuah tas yang kebesaran, atasnya besar dan bawahnya kecil, semacam... Raket? Syila melihat tulisan di kertas itu kembali, ia kemudian berdiri, berlari meninggalkan Mama dan Omnya yang sibuk memanggil-manggilnya.
Syila melewati belokan, di depan sana, di antara suster dan orang-orang yang berseliweran, Syila melihat presensi seseorang yang sangat ia kenal. Bahkan baju dan tulisan di balik punggung itu mampu membuat Syila berlari kencang untuk mencapainya.
"Kak Gara!" Syila menarik tangan Gara, ia memeluk begitu saja laki-laki jangkung yang merupakan pacarnya tersebut.
Gara diam sebentar karena efek kaget, ia menunduk sedikit, menatap rambut Syila yang terurai. Mencium wangi rambut Syila, membuat Gara mendaratkan tangannya di rambut tersebut dan mengelusnya. Gara balas memeluk Syila, ia tak akan ambil pusing dengan tatapan orang-orang yang berlalu lalang karena kini, ia dapat merasakan titik-titik basah di bagian dadanya. Pacarnya menangis tanpa suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gara My Boyfie
Roman d'amour"Pasangin dasi." "Bawain tas gue." "Sisirin." "Suapin." Dan banyak lagi perintah si tuan muda Sagara Azam Pratama pada adik kelasnya, Arrsyila Zakia. Bukan karena Syila itu cupu, atau Syila gampang di bully, bukan juga karena Syila yang merusak bara...