Happy Reading All!!
🦖
Berbicara dengan Gara itu, adalah hal yang menyenangkan untuk Syila, apalagi jika langsung bisa menatap figur tampan yang sudah mengisi hari-harinya dengan begitu menyenangkan.
Tapi Syila rasa kali ini, pembicaraan mereka terasa tidak menyenangkan. Bagaimana tidak, mendekati hari kelulusan, Gara mulai membicarakan tempat dimana ia akan melanjutkan jenjang pendidikan.
Bisa di tebak memang, modelan seperti Gara yang merupakan anak pemilik perusahaan ternama dan juga memiliki otak cerdas kebanyakan akan melanjutkan di luar negeri, di universitas ternama dan juga berkualitas.
"Cambridge, ya?" Tanya Syila sekali lagi untuk kembali memastikan.
Meskipun malam ini mereka jalan di tempat yang berlatarkan bintang dan juga taman bunga yang menarik, kenapa rasanya malah ia yang layu.
Gara menatap Syila, anggukan kepalanya menjadi jawaban untuk setiap ketidak yakinan yang Syila miliki.
"Berarti, kita bakal LDR?"
Sebuah pertanyaan dengan jawaban yang begitu jelas itu membuat Gara menarik Syila dalam pelukannya.
"Gue nggak mau, tapi kita punya masa depan masing-masing yang harus tetap jadi prioritas. Ngerti, kan?" Gara mengelus bahu perempuan dalam pelukannya, perempuan spesialnya.
"Lo penting Syila, Lo prioritas gue, tapi untuk terus sama Lo, gue nggak bisa jadi Gara yang nggak punya apa-apa." Jelas Gara lagi, ia tak mau Syila salah paham dan mengira bahwa ia tak penting untuk Gara.
Syila memukul dada Gara, "ngaco nggak punya apa-apa, yayasan pendidikan aja di atas namain Kakak, belum lagi yang lain."
Mendengar nada suara Syila yang mulai membaik, Gara raih tangan Syila dan meletakkannya di atas dadanya.
"Buat ngidupin Lo nanti gue butuh kerja keras, cantik."
Mendengar kalimat itu, pipi Syila langsung memerah, tangannya pun langsung refleks memukul keras dada Gara hingga Gara memekik kecil karena kaget.
"Tolong ya, di kondisikan ngomongnya."
Gara terkekeh, "kenapa? Lo bebas nagih omongan gue nanti kalau kita udah dewasa." Gara mengeratkan pelukan mereka, meletakkan kepalanya di atas kepala Syila guna menyamankan posisi mumpung tidak ada yang melihat.
Syila menegakkan kepalanya dengan posisi tangan Gara masih melingkari bahunya.
"Kak Gara." Panggilnya dengan pandangan penuh pada lelaki dengan kaos oblong berlapis jaket tersebut.
"Hm?"
"Nih omongan Kakak," Syila memperlihatkan tangannya yang ia tadahkan keduanya kemudian ia tutup. "Gue simpan di sini, sama di sini, biar nggak ilang. Nanti gue tagih harus di tepatin, harus pokoknya." Tangan yang tadi ia tutup di bawanya pada kepala dan bagian dadanya.
Gara terkekeh melihat bagaimana Syila berbicara dan berekspresi, indah sekali, Gara ingin menyimpannya dalam ingatannya. Mengangkat tangannya, Gara letakkan kedua tangannya di sisi kepala Syila dan membawana kearah bibirnya. Gara mencium kening Syila, begitu lama hingga membuat Syila memejamkan matanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/306341258-288-k410415.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Gara My Boyfie
Storie d'amore"Pasangin dasi." "Bawain tas gue." "Sisirin." "Suapin." Dan banyak lagi perintah si tuan muda Sagara Azam Pratama pada adik kelasnya, Arrsyila Zakia. Bukan karena Syila itu cupu, atau Syila gampang di bully, bukan juga karena Syila yang merusak bara...